Pada suatu hari, angin meniup kupingku, daun berhamburan dan sang elang siang muncul dibalik awan. Aku pergi ke sekolah dengan menaiki kuda besi andalan ayahku. Aku datang terlalu pagi, hingga tidak ada orang di sekolah, aku menunggu terus menunggu hingga teman-temanku berdatangan. Jam yang tadinya telat tekukan pun tiba, semuanya telah datang di sekolah tetapi ada seorang yang belum datang. Aku menanyakan kepada teman-temanku, “Siapa teman itu?” Dari tadi aku tidak melihat batang hidungnya. 5 menit pun berlalu, akhirnya ia pun datang walaupun tidak terlalu telat aku menyemangati dia walaupun terlambat.

Disaat bersamaan ada yang tidak terima atas keterlambatan 1 orang yang tadi, karena dia masih adik kelas, masih dibicarakan bagaimana dengan kita? Pasti langsung dihukum. Dan ternyata pelatih kami mendengar kata-kata tersebut dan pelatih kami berkata “Besar, kecil, tua, dan muda semuanya pasti sama, tidak ada yang membandingkan antara kakak kelas dan adik kelas.”

Jam istirahat pun tiba, banyak yang berbagi makanan. Tetapi ada seorang yang tidak membawa bekal karena ia tidak ada uang. Kami pun langsung menawarkan makanan kami, walaupun makanan kami sederhana, yang penting kamu makan. Ia terlihat sangat terharu dan berterimakasih kepada kami, dan kami pun makan bersama di teras.