Zuleyka Dwi Shafareta

Panggil aja Reta Bukan Zul Atau boleh juga Nona Ruu Lou Selamat datang di arena penuh aksara Silakan berkonflik dengan katakata

Selengkapnya
Navigasi Web
Ibuku, Malaikatku

Ibuku, Malaikatku

Saat ini, rata-rata anak muda sering sekali terlibat konflik dengan orang tua mereka. Terutama dengan sang ibu. Yang kemudian mengakibatkan hilangnya rasa kepercayaan serta hubungan yang renggang di antara keduanya. Hal ini pun tidak jarang terjadi pada keluargaku, antara aku dan ibuku. Meskipun pada akhirnya kami kembali berbaikan dan bersikap normal seakan tidak ada yang terjadi. Hingga di suatu malam aku berpikir, betapa berartinya kehadiran ibu di dalam hidupku.

Ibu merupakan sosok yang selalu ada ketika kita membutuhkannya. Seseorang yang selalu menjadi yang pertama dalam segala hal. Ibu adalah satu-satunya orang rumah yang bangun paling awal di pagi buta setiap harinya, alasannya pun bermacam. Biasanya ibu akan pergi ke pasar membeli bahan masakan, beberes rumah, memasak, menyiapkan sarapan, dan kemudian barulah ia akan membangunkan anggota keluarganya yang lain, suami juga buah hatinya, untuk memulai hari yang baru bersama. Ibu selalu jadi yang pertama berada di samping kita ketika kita membutuhkannya. Beliau akan menyemangati dan mendukung kita dengan cara apa pun dalam meraih sesuatu. Ibu selalu ada untuk melindungi kita dari segala bentuk kekejaman dunia saat ini. Dan apabila kita melakukan kesalahan, ibu juga akan ada di sana memberikan ilmu pelajaran serta nasehat-nasehat yang secara perlahan namun pasti, menuntun kita kembali ke jalan yang seharusnya.

Seseorang yang telah melahirkan kita. Setelah lelah mengandung selama 9 bulan lamanya. Dengan berbagai rasa sakit yang tak terhingga, tubuh yang lemah tak berdaya, memperjuangkan nyawanya demi kelahiran buah hati kecilnya yang sehat. Ia telah membesarkan kita dari nol, mendidik kita dari yang sebelumnya terbaring tidak bisa apa-apa, mulai berhasil merangkak, lalu berjalan, kemudian mampu berlari dengan kencang menerjang ke pelukan hangatnya. Yang awalnya tidak bisa mengeluarkan kata-kata, sekarang malah mendapatkan julukan si paling cerewet karena tak henti-hentinya berbicara, menceritakan berbagai hal kepada sang ibu yang selalu senantiasa mendengarkan.

Akan tetapi, sekarang, semakin aku beranjak dewasa, aku dan ibuku makin sering berselisih paham. Entah karena masalah tipe pakaian, menu masakan, sampai dengan menyalahkan ibuku, hanya untuk setiap kesepian yang kurasakan. Sebab saat ini, mulai jarang sekali kami bisa saling terbuka satu sama lain. Berbincang akrab seperti masa lalu. Yah, meskipun dirikulah yang paling dominan tidak ingin bicara karena alasan tertentu. Bahkan tidak jarang aku membentaknya dengan kata-kata yang kurang enak didengar. Aku sangat sadar akan hal itu. Dan jika tengah memikirkannya, aku merasa tidak tenang. Ada rasa penyesalan yang mengganjal di lubuk hatiku. Ada perasaan bersalah yang menyesakkan di dada. Membuatku sering kali tidak bisa tidur nyenyak di malam hari.

Dan bagaimana bisa aku membiarkan segala jasa yang telah ia berikan secara cuma-cuma? Ia bahkan tidak mengharapkan imbalan satu pun atas itu. Sesosok ibu yang telah menjadi harapan dan pelita dalam kehidupanku selama ini. Bagaimana aku bisa lupa? Aku bersumpah bahwa tidak seorang pun selain ibu, yang dapat menjadikanku lebih baik dari ini. Oh, ibu betapa durhakanya anakmu ini.

Tiada kata yang akan terucap, ketika ingin menggambarkan sosok mutiara kehidupan ini. Satu-satunya malaikat tak bersayap yang mustahil akan tergantikan. Oleh siapa pun, apa pun. Maka dari itu kawan, segera temuilah ibumu. Peluk dia, cium tangannya, cium kedua pipinya. Ujarkanlah padanya kata-kata manis, minta maaflah, berterima kasihlah, buat bibirnya terangkat dan tertawalah bersamanya. Sebelum semuanya terlambat..

"Ibu adalah segalanya-dia adalah hiburan dalam kesedihan kita, harapan dalam penderitaan, dan kekuatan dalam kelemahan. Dia adalah sumber cinta, kasih sayang, simpati dan ampunan. Orang yang kehilangan ibunya telah kehilangan jiwa murni yang selalu memberkati dan melindunginya." —Kahlil Gibran

~Selamat Hari Ibu!~

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post