Guru Adalah Orang Tua Kedua Bagiku

Masih teringat rasa haru ketika acara perpisahan SD, dimana kita menyanyikan lagu hymne guru dan terima kasih guruku, rasanya benar-benar ingin menangis, karena seorang guru begitu berkesan dan berjasa bagi kami yang pada akhirnya kita harus berpisah karena harus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Rasa rindu terhadap teman SD dan guru SD membuatku ingin kembali ke masa masa SD lagi, tapi itu tidak mungkin. Aku cukup menghibur diriku sendiri, bahwa kita masih bisa bertemu dengan teman dan guru SD dilain waktu dengan berkunjung ke SD ku lagi yaitu di SDN Kepatihan 1 Jember. Di dalam doaku selalu terselip doa untuk orang tua dan guru-guru ku, karna jasa keduanya tak akan pernah terganti. Dan aku tau keduanya mempunyai doa dan harapan yang terbaik untuk diri ku

Guru yang sedikit terlupakan adalah guru TK, karena usia kita masih sangat belia, dimana ingatanku saat ini tentang mereka sangat sedikit, yang aku ingat hanya saat aku olah raga yaitu berjalan kaki diluar sekolah yaitu menyusuri kebun dan sawah disekitar sekolah. Walaupun aku tidak ingat masa – masa sekolah TK tapi aku yakin guru TK sangat berjasa pada kita semua, karena mereka begitu sabar membimbing kami yang terkadang masih suka menangis dan rewel.

Masih terekam jelas dibenakku saat sekolah di masa pandemi. Saat itu aku duduk dibangku kelas 3 semester 2. Awalnya kita merasa senang-senang saja belajar dari rumah. Rasanya seperti liburan, tugaspun tidak begitu banyak, dan bisa dikerjakan sesuka hati, maksudnya bisa dikerjakan di pagi, siang atau malam hari. Akan tetapi ternyata hal tersebut lama-lama membosankan dan membuatku rindu ingin bertemu teman dan bapak ibu guru. Saat pandemi itu pula aku sangat terkesan terhadap guru walikelas 4 karena rela datang ke rumah murid murid nya, agar tetap bisa membimbing kita dalam pelajaran matematika. Pak Ryan namanya, beliau guru yang sangat menyenangkan karena orangnya humoris sehingga ketika mengajar tidak merasa jenuh atau tertekan, kami senang sekali ketika beliau mengajar.

Selain guru yg menyenangkan, ada juga satu guru yang sangat ditakuti teman teman ku, karena menurut mereka guru tersebut suka marah marah, tapi menurutku tidak. Karena jika guru tersebut marah memang seharusnya marah, karena marahnya seorang guru adalah untuk mendidik kami menjadi anak yang baik dan berakhlak mulia. aku yakin tidak ada guru yg ingin muridnya nakal atau gagal. kebahagiaan mereka adalah ketika murid-muridnya menjadi anak yg baik dan berprestasi. Begitupun dengan kedua orang tua kita, mereka sama-sama mempunyai harapan yang baik bagi kita. Oleh karena itu kita wajib menghormati dan menyayangi guru kita seperti kita menyayangi orang tua sendiri.

Saat ini aku duduk di kelas 7 MTsN 2 jember, kebetulan aku termasuk yang diberi keberuntungan oleh Allah SWT karena bisa ikut kelas SKS 2 tahun, dan dibimbing oleh wali kelas yang bernama Bu Elif, beliau guru yang sangat sabar menghadapi kami murid-muridnya yang mungkin terlalu banyak tingkah dan banyak salahnya. Beliau juga sangat tegas dalam hal kedisiplinan, tetapi juga sangat menyenangkan ketika mengajar dan bisa diajak bercanda. Begitu pula dengan bapak ibu guru kami lainnya, mereka begitu menyenangkan dan membuat kami semua betah dan senang bisa menempuh pendidikan di MTsN 2 Jember. Doa kami untuk para guru di seluruh dunia, semoga jasa baikmu akan dibalas berjuta juta pahala dariNya dan semoga selalu diberi kesehatan dan kebahagiaan di dunia akhirat. Aamiin YRA

Profil penulis

Yoanna Mutya Ameera lahir di kota Jember pada 29 Oktober 2010. Saat ini tercatat sebagai siswa di MTs Negeri 2 Jember Jawa Timur. Bisa dihubungi melalui email:

**(censored)**