23 Hari
23 Hari.
Aku terkapar kesakitan setelah tertabak oleh sebuah mobil truk yang melintas di jalan raya. Darah bercucuran di seluruh sekujur tubuhku. “Zanna kuat ya, Zanna kuat!”. Ibu menangis sesegukkan di samping kiri ku.
Tek..tek..tek..
Terdengar suara detik jam yang semakin mendekat di telingaku. “Zanna!” Panggil ibu.
Sampai dimana aku kembali bangkit di sebuah ruangan besar. “I-ini.. dimana?” Aku hanya melihat suatu kegelapan dan suara banyak orang yang ramai. “Dhita, jangan lupa nanti gerakan tarimu ke kiri dulu, baru ke kanan. Ingat kataku, jangan lupa!” Ucap seseorang dari samping kanan ku.
“Hah? Dhita? Siapa Dhita? Hei! Namaku Zanna, bukan Dhita!” Tiba-tiba banyak orang ramai yang muncul perlahan di sekitarku. Mereka terlihat kebingungan melihat aku berteriak.
“Tuhan, aku dimana sekarang? Mengapa aku memakai baju warna merah seperti penari?” Jujur aku sangat bingung, aku tidak tahu dimana ini. Tiba-tiba seseorang menarikku ke sebuah panggung megah. “Ouch! Jangan menarikku dengan seperti itu dong! Sakit!” Ucapku. Orang yang telah menarikku hanya tersenyum sekilas kepadaku dan pergi. Manis, aku seperti pernah melihat senyuman orang itu sebelumnya.
Ya, benar sekali aku berada di sebuah panggung megah dan di tonton oleh banyak orang yang menunggu aksi ku. Dalam pikiran ku yang terlewat adalah.. “Bagaimana mereka mau menonton orang bodoh sepertiku?”
Alunan lagu di putar, orang yang berada di samping kanan ku memulai menari. Ah aku baru sadar kalau di panggung ini aku tidak sendiri, namun ada orang lain yang menggunakan pakaian warna merah sepertiku.
Tidak mungkin kalau aku hanya berdiam diri di tengah panggung, aku mencoba mengikuti gerakan seseorang yang ada di sebelah kanan ku.
Penonton melihatku tersenyum kagum, padahal bisa saja aku di tertawai banyak orang setelah ini karena ekspresiku, gerakan ku, terfokus terus ke sebelah kanan seperti orang bodoh. Sangat mengherankan.
“Dhita, jangan lupa nanti gerakan tarimu ke kiri dulu, baru ke kanan. Ingat kataku, jangan lupa!” Ucapan seseorang tadi tiba-tiba terlewat di pikiranku.. bagian mana aku akan ke kiri? Aku saja tidak hafal koreografinya..
Alunan musik semakin bersemangat, aku semakin tidak bisa terfokus dengan orang di sampingku. Penonton yang melihatku sangat khawatir. “Sst Dhita kiri, Dhita kiri!” Aku yang semakin takut tidak bisa menyamakan koregrafi pun tidak fokus ada seseorang yang memanggil.
“DHITA SUDAH KU BILANG KE KIRI, BUKAN KE KANAN!”
Wanita tinggi berambut coklat memarahiku seusai panggung berakhir. “Tapi maaf kak, aku tidak tahu koreografinya. Akupun baru saja datang ke sini.” “Saya tak peduli, saya sangat kecewa sama kamu!” Ucap wanita itu dan pergi.
Jujur, ini sangat membingungkan. Aku saja tak kenal wanita itu, berani-berani nya ia memarahi orang asing yang tak tahu apa-apa.
“Oh iya ya Dhit, lo kan baru belajar kemarin ya nari nya?” Ucap seseorang yang baru saja datang kepadaku. “Kh-Khayla?” Apa-apaan ini? Aku bertemu teman SD ku secara tiba-tiba di sini?!
“Iyaa Dhita gue Khayla!! Gapapa lo kan baru belajar sekali, lo semangat terus ya! Bye-bye!” Khayla pun pergi ke sebuah ruangan. Sepertinya itu ruangan ganti pakaian.
Tiba-tiba tubuhku terasa enteng dan terjatuh. “Hah? Dimana lagi ini?” Aku terbangun di karpet lobi hotel. Sungguh menganehkan sekali. Sepertinya ini lobi hotel tempat dimana panggung tadi.
Seseorang dari kejauhan yang sepertinya ia akan pulang ke rumahnya lewat di hadapanku. Dia sangat tinggi, memiliki rahang yang tajam, rambut yang klimis, kulit putih, dan membawa gitar di punggungnya.
Tunggu, aku mengenalinya! Dia adalah ... eh tapi mengapa dia ada di sini? Dia kan artis? Bukannya kalau artis di jaga ketat oleh penjaga agar para penggemar tidak mengganggunya?
Namun setelah aku melihat dirinya, aku merasa seperti melakukan hal jahat kepada dirinya. Aku seperti orang jahat yang telah melukai hatinya. Tapi, aku saja tidak pernah bertemu dirinya. Kenapa rasa ini muncul? Bagaimana juga aku jahat ke dirinya?
“Zanna! Zanna! Bangun nak!”
Suara ibu yang sangat nyaring membuatku terbangun. “Nak, akhirnya kamu bangun nak!” Ibu memeluk erat tubuhku yang lemah.
Ternyata, aku telah koma 23 hari dan sekarang aku ingin mencari tau di balik semua kejadian yang aku telah lewati saat koma.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bagus banget kaak!
Ini ada lanjutan nya nggk?
Iya, ada kelanjutannya nggak?