“Hari ini kita ada siswi baru, namanya Daniya,” ujar Miss Prilly.

“Hai! Aku Dania, dari negeri seberang,” ia memperkenalkan diri.

Dania Pun duduk dibangku yang kosong. Kuperhatikan ia sedang tertawa dan berbincang. Tetapi dengan siapa? Sudahlah, jangan berburuk sangka.

“Kring-kring,” Bell sekolah berbunyi. Aku segera menghampiri Daniya, ingin berkenalan. Namun tidak jadi karena Asla melarangku.

“Kenapa!?” tanyaku dengan nada tinggi.

“Dia adalah seorang anak indigo!” peringat Asla.

“Hah!? Berarti aku punya teman yang sama-sama indigo,” sahutku riang.

“Ssst,”

“Eh, iya maaf,”

“Masalahnya, hantu itu musuh bebuyutanku,”

“Apa!?”

“Baiklah, kamu boleh menghampirinya,”“Tetapi, kamu harus berhati-hati!,” peringat Asla.

“Siap!”

Aku menghampiri Daniya, dan sepertinya dia anak yang ramah.

“Aku kasihan sama Asha, anak yang malang. haha” ia berbisik ke hantu itu. Tentu, aku bisa melihat hantu itu. Apalagi mendengar suara yang kecil. Sekecil apa pun aku bisa mendengar.

“Apa?! Bukankah dia siswi baru? Bagaimana dia bisa mengetahui kematian Asha!?” gumamku penasaran.

“Daniya, apa kamu sudah tahu, bahwa sebelum kamu datang ada pembunuhan disini?” tanyaku.

“Hah!? Benarkah? Aku gak tahu,” namun, wajahnya seperti tidak terkejut.Lalu, kenapa ia tadi berkata seperti itu? Dan, aku curiga bahwa dia yang membunuhnya! Tetapi, aku harus menyelidiki ini sebelum ia mengetahuinya....