HANYA SEKADAR FIKTIF |episode 2
Nasihat Amie
Baidha segera mengambil kerudung dan jilbab, lalu ia pakai. Dan memakai kaos kaki.
Segera ia keluar rumah dan berlari.
Baidha merasa malas berangkat ke sekolah. Dia merasa kalau belajar hanya 1 jam, dan pelajarannya agak aneh di matanya. Menurutnya, pelajaran yang ia pelajari tidak sesuai dengan nilai hukum syara’.
Akhirnya Baidha memutuskan untuk pergi ke jembatan merah. Di sana sangat sunyi dan sepi, hanya orang berjalan saja yang melewati jembatan itu. Padahal jembatannya lumayan luas. Baginya di sana tempat yang damai. Dia bisa melihat pemandangan pasar dari atas jembatan merah itu.
“Kenapa makan aja sampai ngomongin anime. Memang apa sih anime itu? Aarrggghhh... kesel deh! Kenapa aku harus memiliki keluarga yang begini?!” bentak Baidha pada dirinya.
“Astaghfirullah, ada apa denganmu Baidha? Kenapa kamu kelihatan kesal sekali?” tanya Amie, sahabat taat dia.
“Aku kesel banget sama keluargaku. Kenapa aku harus punya keluarga begitu yah?” tanya Baidha pada Amie.
“Kamu gak boleh begitu Baidha. Gak baik... kamu harus mensyukuri nikmat yang telah Allah tentukan dan berikan!” nasihat Amie.
“Astaghfirullah. Kamu benar Amie. Aku salah... syukran sudah mengingatkan...” jawab Baidha sedih.
“Na’am. Kamu sepertinya sampai kesa begitu. Coba curhat ke aku! Apa masalahmu. Barangkali aku bisa memberi solusi,” kata Amie.
Baidha melirik ke arah Amie, dan ia tersenyum.
“Masyaallah, kamu baik sekali!” puji Baidha.
“Masyaalah Tabarakallah. Bukannya kita harus baik sesama Muslim? Kitakan bersaudara. Kita sahabat Muslimah taat, Insyaallah!” jawab Amie.
“Jadi gini ceritanya...”
_____
Setelah lama Baidha menceritakan, Amie masih menyimak dengan tersenyum.
“Yah... begitu deh!” kata Baidha mengakhiri.
“Jadi begitu,” ucap Amie sambil berpikir.
“Apa kamu punya solusi Am?” tanya Baidha.
“Punya dong!” jawab Amie mengedipkan mata sebelahnya.
“Apa tuu?” tanya Baidha penasaran.
“Hmm... mereka itu keluargamu Baidha. Bagaimanapun keadaan mereka, mereka tetap keluargamu. Karena pasti, mereka masih nganggap kamu keluarganya Dha...” jawab Amie.
“Terus?” tanya Baidha kembali.
“Eh-heh! Jadi, kamu gak bisa seenaknya mengeluh begitu! Kamu punya cara lain untuk merubah keadaan keluargamu. Dakwahi mereka!” jawab Amie tersenyum.
“Iya sih, kalau gitu aku tahu Am! Aku selalu nasihati mereka, tapi mereka kayak gak peduli sama semua yang aku dakwahkan ke mereka,” ujar Baidha menunduk sedih.
“Oooh... Baidha yang sabar yah! Semua ini adalah pahala untuk Dha!” kata Amie ikut menunduk.
“Amieee!” Baidha menangis dan memeluk Amie.
“Baidha jangan nyerah dimanapun! Di saat kapanpun! Semua ini adalah pahala...” pesan Amie.
“Aku takut sekali Am!” kata Baidha sesenggukan di dalam dekapan Amie.
“Takut apa?” tanya Amie lembut.
“Aku gak mau ayah dan ibu kena adzab Allah! Aku gak mau sampai Allah murka! Huaaa...” jawab Baidha.
“Yah, aku juga sama kok! Aku ingin kamu dan kelargamu masuk surga bersama...” ujar Amie.
“Lalu bagaimana? Aku capek nasihati mereka!” tanya Baidha.
“Eits! Berdakwah itu tak akan berakhir... kamu terus dakwahi mereka. Insyaallah kalau ada kesempatan, aku main ke rumahmu, dan kita sama-sama dakwahi mereka!” jawab Amie.
“Iya... makasih ya kamu sudah baik ke aku Am!” kataku.
“Sama-sama. Oyah, kamu gak berangkat ke sekolah?” tanyanya.
“Aku males!” dengusnya.
“Lha kenapa? Kamu sudah jauh-jauh jalan kesini, masa gak mau berangkat sekolah?” tanya Amie.
“Gak papa! Aku lagi gak enak di rumah... jadi, aku kesini aja. Jauh dari sekolah dan rumahku! Gak ada yang ganggu aku...” jawab Baidha.
Tiiiit! Tiit! Bunyi klakson mobil ibu. Ibu membuka kaca jendela.
“Baidha!” tegas mamah
“Hah?” Baidha dan Amie melinguk ke belekang dan sontak terkejut.
BERSAMBUNG....
*****
Afwan kalau banyak typo.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar