Sebelum pandemi COVID-19 melanda Indonesia, kehidupanku baik-baik saja, terutama dalam hal kesehatan. Saat itu, aku masih duduk di bangku SD dan jarang mengalami masalah kesehatan yang berarti. Namun, semuanya berubah ketika pandemi datang.

Selama masa pandemi, kebiasaanku mulai berubah. Aku sering menghabiskan waktu menatap layar handphone untuk bermain game. Hampir setiap hari aku memegang handphone, bahkan sulit sekali melepaskannya. Tak jarang aku begadang hingga larut malam demi menyelesaikan permainan, sehingga waktu tidurku menjadi sangat berkurang.

Suatu hari, aku jatuh sakit. Tubuhku demam dengan suhu yang naik-turun selama lima hari. Ketika memeriksakan diri ke dokter, beliau bertanya apakah aku sering begadang atau kurang tidur. Aku pun menjawab dengan jujur. Dokter mengatakan bahwa aku terkena anemia atau kekurangan darah. Setelah dilakukan pengecekan, kadar hemoglobinku hanya 9,12, padahal orang sehat biasanya memiliki kadar di atas 11.

Mendengar hal itu, dokter menyarankanku untuk mengurangi kebiasaan bermain handphone hingga larut malam dan mulai memperbaiki pola hidup. Beliau juga memberikan saran untuk mengonsumsi makanan yang kaya serat serta minum obat penambah darah agar kondisiku kembali normal.

Kini, aku menyesali kebiasaan buruk yang kulakukan di masa pandemi. Aku mulai berusaha menjaga pola tidur dan pola makan agar lebih sehat. Walaupun terkadang masih merasa lemas, aku tetap bertekad untuk terus minum obat penambah darah dan merawat kesehatanku. Semua ini kulakukan demi diriku sendiri, demi masa depanku yang lebih baik.