Pagi amat sangat cerah, matahari bersinar terang, sinarnya yang hangat bercampur dengan harumnya masakan ibuku. Minggu pagi yang cerah ini, ibuku memasakkan makanan kesukaanku sebagai sarapan, yaitu Cumi Kecap Manis.

Aku sangat suka dengan Cumi Kecap Manis, rasanya sangat enak, rasa asin, gurih, dan manis bercampur menjadi satu, apalagi ibuku yang memasak rasanya menjadi lebih enak. Walau kadang sedikit bosan karna ibuku bisa memasak menu yang sama dalam seminggu. Namun karna aku penasaran akhirnya aku pun ikut kedapur untuk ikut memasak bersama ibuku.

"Kalau sudah digiin, diapain?," tanyaku, pada ibuku.

"Masukin cuminya, ditunggu dulu sampai lembut," jawab ibuku.

Tidak terlalu lama untuk masak cumi, sekitar 30 menit pun menu itu sudah siap untuk dihidangkan.

Ibuku adalah seorang yang sangat penting untukku, bahkan menu makanan yang sangat aku suka saja, aku harus bertanya pada pada ibuku , 'bagaimana cara membuatnya? Tanpa beliau mungkin aku tidak bisa masak cumi kecap manis itu.

ibuku juga sangat sabar walau kadang suka marah padaku, namun aku yakin marahnya ibuku adalah yang terbaik untukku. Tanpa marahnya ibuku mungkin aku tidak bisa manjadi seperti sekarang. Ibuku juga tau apa yang aku sukai, apa yang membuatku sedih, dan apa yang membuatku senang. Ibuku juga pernah mengatakan padaku.

"Kamu itu seperti setengah jiwa ibu, jadi kamu bohong sediikit saja pasti ketauan,"

Maka dari itu, aku beri judul cerpen ini adalah Ibu dan Makanan Kesukaanku. karna makanan kesukaanku yang dibuat oleh ibuku rasanya tiada tanding dari yang lain.

Jakarta, Selasa 17 Oktober 2023.