Shabrina Mazro'atul Firdausi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Someone

Suara jangkrik, hawa sejuk disekitar kamarku membuat tidurku semakin lelap. Semakin larut aku mulai merasa janggal. Apa itu?

Oh tunggu.. sepertinya aku mendengar suara? Bukan suara jangkrik bukan suara serangga seperti biasanya. Suara itu seperti sesuatu yang diseret.

"Adikku?" Pikirku awalnya.

Aku memutuskan untuk keluar dari kamarku dan turun dari tangga

"Ah sei? Rupanya kamu. Aku pikir siapa"

Benar saja, Adikku, sei sedang berada di dapur. Entah apa yang di lakukanya. Sungguh aku tidak peduli.

"Apa yang kamu lakukan selarut ini, sei?"

Sei tidak menjawab. Aku pikir dia masih marah karena lusa kemarin aku sedikit menjahilinya.

"Maafkan aku sei, tapi begitu menyenangkan mejahilimu"

Kataku dalam hati. Sudut bibirku sedikit terangkat menahan kekehan yang akan keluar karena melihat sei tetap terdiam. Sungguh menggemaskan.

"Ayolah jangan marah pada kakak. Sei-ku hei"

Kakiku berjalan mendekat menuju sei yang arah tubuhnya membelakangi ku.

"Sei-"

Tubuhku memaku saat tanganku meraih bahunya dan membalikkan tubuhnya. Muka sei.. mukanya dipenuhi belatung! Benar. Belatung! Belatung bergerak gerak di lubang mata, hidung, mulutnya. Belatung terus keluar dan jatuh ke lantai beberapa mengenai tanganku saat aku meraih bahunya tadi.

Setelah ku perhatikan lagi belatung itu bukan hanya keluar dari lubang lubang tadi. Belatung keluar dari lubang lubang yang entah darimana asalnya, lubang itu muncul sendiri! Lubang terus bermunculan bukan hanya di wajah namun di badannya. Seluruh tubuhnya penuh dengan lubang yang mengeluarkan belatung!

Aku tidak bisa menahannya lagi. Perutku mual. Mual sekali, ya Tuhan apa yang terjadi pada adikku? Aku harap aku pingsan sekarang! Tolong buat aku pingsan Tuhan!

...

Tubuhku tersentak, mataku terbuka aku melihat sekeliling. Kamarku. Aku berasa di kamarku tubuhku basah dengan keringat.

"Hanya mimpi.."

Aku menghela nafas lega, aku sangat bersyukur. Semuanya hanya mimpi. Hanya sebuah mimpi, tidak perlu dipikirkan. Cukup lupakan mimpi menganggu itu!

Tentu. Aku memutuskan untuk melupakan mimpi itu, lagipula untuk apa mengigatnya kan? Aku memutuskan untuk segera beranjak dari kasurku dan memulai aktivitas seperti biasanya.

bersambung..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post