Pergaulan Bebas Merusak Generasi Muda
Pergaulan Bebas Merusak Generasi Muda
Seringkali kita mendengar ungkapan “masa remaja adalah masa abu-abu, labil, emosional, dan ekspresif”. Remaja didefinisikan merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Pada usia tersebut remaja cenderung sulit untuk mengontrol dirinya, sehingga rentan terjadi pergaulan bebas.
Tentunya kata “pergaulan bebas” sudah tidak asing di telinga kita. Sekarang di kalangan remaja, pergaulan bebas semakin meningkat terutama di kota-kota besar. Menurut data BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) 2010, remaja yang telah hilang keperawanannya mencapai 51%, sedangkan di kota lain seperti, Surabaya 54%, Medan 52%, Bandung 47%, dan Yogyakarta 42%. Dan di tahun 2013 sekitar 64 juta remaja Indonesia rentan memiliki perilaku seks bebas dan penggunaan zat tropika berbahaya.
Oleh karena itu, penting untuk kita mengetahui pengertian, penyebab, dan dampak dari pergaulan bebas. Pergaulan bebas adalah sebuah interaksi antara individu atau kelompok masyarakat yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Pergaulan bebas termasuk perilaku menyimpang dalam masyarakat, karena memiliki dampak yang cukup besar. Di antaranya adalah bisa menyebabkan ketidaktenangan dalam masyarakat dan menurunnya prestasi anak, putus sekolah, hingga hamil di luar nikah. Tindakan-tindakan negatif yang bertentangan dengan nilai dan norma di masyarakat ini tidak muncul tanpa alasan. Ada banyak penyebab remaja melakukan pergaulan bebas, khususnya kalangan pelajar. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda, tetapi semuanya berakar pada penyebab yang utama yakni kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan/agama dan ketidakstabilan tingkat emosional. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tak terkendali pada remaja, dan pola pikir rendah.
Baru-baru ini kita sempat dikagetkan dengan berita “Ratusan Siswa Pelajar SMA Hamil di Luar Nikah”. Hal ini tentunya tidak seharusnya dilakukan oleh seorang pelajar. Pelajar yang diharapkan menjadi penerus bangsa yang dapat mengukir banyak prestasi, justru melakukan hal yang dapat merusak masa depannya. Hal ini terjadi karena kurangnya pendidikan seks di Indonesia. Menurut saya, sangat penting untuk mengajarkan anak tentang pendidikan seksual sedini mungkin secara bertahap dan terus-menerus.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir pergaulan bebas, yaitu dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan, menerima diri sendiri, memperbaiki hubungan dengan keluarga, dan selektif dalam memilih teman. Upaya yang dapat kita lakukan sebagai pelajar adalah menyibukkan diri dengan hal-hal positif, seperti berolahraga, membaca, belajar, dan mengikuti lomba-lomba sesuai bakat.
Pergaulan yang baik sebenarnya tidak mudah dan juga tidak sulit, yang jelas tergantung dari perilaku diri kita sendiri. Perbanyaklah berkomunikasi dengan orang-orang yang kita percayai atau keluarga. Dalam bergaul, kita harus bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Bergaul bukan hanya untuk ketenaran dan kesenangan semata, tetapi sebagai wadah membentuk pribadi yang berjiwa kemasyarakatan dan menghargai sesama. Jadilah diri sendiri agar tahu bagaimana orang di sekitar nyaman berkomunikasi dengan kita.
Selsanda Tri Juliana Devi, lahir di Jember yang terkenal dengan julukan “Kota Tembakau” pada 22 Juli 2008. Menyelesaikan pendidikan formal di TK ABC Land Taman Gading dan pendidikan Sekolah Dasar di SDN Kepatihan 01 Jember. Saat ini sedang melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di MTsN 1 Jember. Alamat email **(censored)**
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar