Setumpuk rindu untuk guru
Setumpuk rindu untuk guru
Pandemi Covid-19 belum juga usai. Lelah hati menahan rindu ingin bertemu. Tapi karena situasi pandemi membuat kita tidak boleh terlalu banyak aktivitas di luar. Kita tidak boleh berinteraksi seperti sebelum pandemi. Harus menjaga jarak, memakai masker dan menjaga kebersihan. Rutinitas itu sejujurnya sudah membuat kehidupan menjadi bosan. Entah sampai kapan hal ini akan terus terjadi.
Tidak terasa, sudah satu tahun lebih kita dikelilingi oleh teman baru yang tidak bisa bersahabat (Covid-19). Dimulai saat pertama kali dia masuk ke kehidupan manusia, membuat banyak orang menjadi lebih waspada. Kegiatan sosial mulai dikurangi. Begitu pula dengan kegiatan belajar mengajar. Semua seketika dikurung dalam sangkar. Tidak boleh keluar rumah terlalu lama. Kita belajar dan bekerja di dalam rumah.
Sesungguhnya kehidupan yang terjadi saat ini di luar kehendak kita. Tapi dengan keadaan sekarang, saya sebagai pelajar merasa begitu berat. Tidak hanya berat dalam memahami pelajaran dari guru. Tapi ada hal yang paling berat, yaitu menahan rindu. Saya begitu rindu belajar bersama guru. Celoteh guru terasa begitu merdu jika diingat-ingat lagi. Tiap hari saya berkhayal dalam angan ingin mendengarkan celoteh itu lagi secara langsung. Ingin rasanya melihat wajah manis guru-guru ku.
“Oke ananda, hari ini kita ulangan dadakan”, sebuah kalimat bagaikan bom nuklir. Bagaikan disambar petir di siang bolong. Kata-kata dari seorang guru yang pastinya akan disusul dengan keluhan murid-muridnya. Kalimat itu memang sangat mengerikan. Apalagi jika yang mengatakan kalimat itu adalah guru yang sangat menyayangimu. Walaupun suka marah-marah di kelas, tapi saya yakin guru yang pemarah itu adalah guru yang sayang sama kita. Namun, berbeda cara mengungkapkannya.
Jika diingat lagi, sungguh banyak kenangan di kelas yang sangat kami rindukan. Entah itu kegiatan yang baik maupun kegiatan yang bisa dibilang buruk. Karna yang namanya hidup tidak mungkin selalu baik. Jujur, jika dimarahi guru secara langsung dan bertatapan itu lebih menarik dibandingkan kena marah lewah pesan ataupun telepon. Dari dulu sampai sekarang tidak ada guru yang membenci muridnya. Tidak ada guru yang ingin muridnya kesusahan. Tugas banyak bukanlah suatu beban. Tapi tugas banyak diberikan oleh guru agar kita belajar dengan benar di rumah.
Guru memang malaikat tak bersayap. Begitu banyak tugas mulia yang ditanggungnya. Entah dengan kata apalagi saya bisa mengungkapkan semua ini kepada para guru tercinta. Saya begitu rindu masa itu. Masa di mana kita saling bercanda di kelas, saling tanya jawab dan saling curhat. Masa di mana saya merasakan adanya rumah kedua. Masa di mana saya mendengar teriakan guru di koridor sekolah. Serta suasana di lapangan saat upacara dan kultum lagi-lagi menumpuk rasa rindu ini. Jika ada Gunung Everest di sini, maka saya yakin rindu kami para pelajar begitu tinggi dan besar dri Gunung Everest.
Setiap hari saya selalu berdoa. Semoga pandemi ini cepat berakhir dan kita bisa bertemu lagi, guru. Keadaan akan segera membaik. Kita akan segera belajar di sekolah seperti dulu lagi. Kita akan menghabiskan hari dengan pelajaran tanpa merasa kebingungan lagi. Saya yakin, jika kita tabah dan sabar maka tuhan akan memberikan jalan terbaik. Karena sungguh, rindu ini sudah membengkak kepada para guru. Entah kapan akan terbalaskan. Tapi saya berharap situasi ini akan segera kondusif dan kita kembali lagi seperti dulu di sekolah. Menikmati suasana sekolah yang sungguh candu.
Profil penulis
Assalamualaikum wr.wb teman-teman semua. Terimakasih sudah mau membaca karya gadis kecil ini. Salam kenal ya semuanya. Aku Santika Kurnia, biasa di panggil Santika. Aku lahir di Kota Padang, 21 Juli 2003. Saat ini aku kelas XI dan bersekolah di SMA Negeri 2 Padang. Teman-teman bisa menghubungi aku lewat email: **(censored)** atau mungkin lewat Instagram aku @santika.k21_ dan bisa juga dengan WhatsApp aku di **(censored)**.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semangat!!!