SANTIKA KURNIA

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Rindu kembali

Rindu kembali

Rindu kembali

Senin, 2 Maret 2020 Presiden Indonesia mengumumkan tamu tidak diundang yang datang ke Indonesia. Tamu itu ialah si kecil meresahkan yang akrab disebut virus korona. Virus yang tidak dapat dilihat oleh mata kita, namun sangat berbahaya bagi kesehatan. Virus ini menyerang manusia tanpa mengenal usia dan kasta. Mendengar kedatangan tamu ini, masyarakat Indonesia berlomba menyelamati diri. Semuanya bermula di sini.

Bagaikan petir, virus ini begitu cepatnya menyalami dan menghantui setiap orang. Tidak terlihat, namun mudah berkembang biak. Berkembang biak di dalam diri manusia dengan segala kejutannya. Kejutannya bukanlah sebuah hadiah atau hal-hal yang menyenangkan, melainkan sebuah kesengsaraan. Memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak adalah langkah utama menghindarinya. Tapi sayang, saat itu manusia benar-benar terkejut dengan kedatangan si kecil ini.

Berbagai upaya dilakukan untuk menghindari diri agar terhindar dari virus korona. Kelihaian virus ini dalam menyebar membuat pemerintah segera melakukan kebijakan-kebijakan yang begitu penting. Mulai dari penutupan tempat-tempat umum dan tempat wisata, melakukan pekerjaan dari rumah (work from home) hingga belajar dari rumah (belajar daring). Hal ini bertujuan untuk memutus rantai penyebaran virus korona. Namun dibalik itu, keputusan ini perlahan memukul masyarakat dunia. Begitu banyak pekerja diberhentikan dari pekerjaannya. Sementara kebutuhan akan keselamatan diri semakin meningkat. Keadaan ekonomi begitu menampar kehidupan masyarakat.

Tepat pada 19 Maret 2020 silam, kami siswa dan siswi di Kota Padang melakukan pemindahan sekolah ke rumah. Kami memindahkan pola belajar yang tadinya di sekolah menjadi di rumah. Jika sekolah adalah rumah kedua, maka saat itu kami berpikir bahwa rumah adalah sekolah yang mengerikan. Bagaimana tidak, saat di rumah kami melakukan pembelajaran dengan jadwal seperti di sekolah. Tapi dengan metode berbeda. Di sekolah guru akan menjelaskan pembelajaran dan melakukan berbagai hal yang membuat siswa mengerti. Namun lain halnya dengan belajar di rumah. Guru memberikan tugas agar siswa mengerti. Tapi sayangnya, dengan jadwal yang begitu padat disertai dengan tugas yang datang silih berganti membuat siswa lelah dan sulit memahami pembelajaran.

Libur yang tadinya dua minggu berganti menjadi empat minggu, berakhir dengan berbulan-bulan hingga menuju satu tahun. Siang hingga malam siswa berteman dengan tugas. Dengan keharusan di dalam rumah, siswa bukannya diberi hiburan tetapi kesibukan. Kesibukan bukan juga kesibukan yang mengasikan, tetapi kesibukan yang membawa kelelahan. Selain masalah pembelajaran, sering kali masalah keluarga menambah stres dalam diri siswa. Tidak dapat dipungkiri, orang tua sangat berperan penting dalam situasi seperti ini. Karena begitu banyaknya orang yang diberhentikan dari pekerjaannya, membuat orang tua menjadi ketakutan. Orang tua terus bekerja keras demi kelancaran pembelajaran anaknya. Dibalik itu, ada risiko yang begitu besar ketika mereka ke luar rumah.

Belajar secara online memerlukan akses internet dan kondisi smartphone yang baik. Baik itu mengenai kuota, sinyal, memori Hp, dan sejenisnya. Kuota internet diperlukan agar dapat menggali berbagai informasi mengenai pembelajaran dengan baik. Tidak hanya kuota internet yang mencukupi, keberadaan sinyal yang baik sangat penting perannya. Karena waktu daring yang cukup lama, membuat beberapa orang memilih untuk kembali ke kampung halamannya. Tapi sayang, di perkampungan koneksi internet cukup sulit. Di balik kesulitan membuat tugas, ada smartphone yang kurang mendukung. Seperti memori penuh yang menghambat pengerjaan tugas itu sendiri.

Manusia adalah makhluk sosial. Kalimat itu benar-benar terbukti terutama saat seperti ini. Kehadiran manusia lain di sekitar kita membawa dampak yang begitu besar dalam diri. Begitu pun dengan keberadaan teman. Berbulan-bulan tidak bertemu dengan teman menimbulkan rindu yang begitu kuat. Sebelum pandemi, kita bisa bersenda gurau dengan teman-teman. Semua lelah terasa hilang saat kita berkumpul dan bermain bersama teman. Tapi saat pandemi ini, semuanya berubah menjadi sulit. Wabah ini harus segera berakhir. Jaga kesehatan dan jaga keimanan. Semoga kita selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.

Profil penulis

Assalamualaikum wr.wb teman-teman semua. Terimakasih sudah mau membaca karya gadis kecil ini. Salam kenal ya semuanya. Aku Santika Kurnia, biasa di panggil Santika. Aku lahir di Kota Padang, 21 Juli 2003. Teman-teman bisa menghubungi aku lewat email: **(censored)** atau mungkin lewat Instagram aku @santika.k21_ dan bisa juga dengan WhatsApp aku di **(censored)**.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post