Epoch
1. Hari biasa
Semburat mentari menyinari bumi. Memadamkan yang lalu, menyalakan hari baru. Burung-burung berkicau ria. Bercerita denagan bahasa dan nyanyiannya. Para tumbuhan pun bersiap dengan hari nan baru ini. Dan manusia, sibuk dengan persiapan diri melewati hari. Bangun pagi, beribadah, berkemas, dan sebagainya dilalukan untuk menyiapakan diri. Begitu pula dengan seorang gadis remaja yang sedang sibuk menyemangati dirinya sendiri.
"Adel harus bisa! Adel gadis kuat! Adel harus yakin, semuanya bakal baik-baik saja! Adel pasti bisa bahagia! Ok. Adel harus semangattt!!,"ucap gadis itu. Adelia Faranisa Aznii, permpuan cantik, penuh prestasi, pengoleksi misteri.
Setelah menguatkan tekat, ia menuju ruang makan dengan segala harapannya. Harapannya sirna. Tidak ada apa-apa di sana. Hanya kesunyian yang menyambutnya. Memendamakn kekecewaannya, Adel segera menuju pintu keluar. Tepat satu langkah melewati pintu, ia mendengar teriakan yang menjadi penderitaannya selama ini. Dengan lihainya air mata jatuh begitu saja. Adel segera menghapus air mata dan berlari mengambil sepeda.
SMA GARUDA BANGSA. Tempat Adel menguding nasip. Kalian pikir sampai sekolah Adel bakal murung karna sarapan paginya tadi? Jawabannya adalah tidak. Ia bahkan bersenandung dan melompat kecil menuju kelasnya. Orang-orang yang melihat senyumnya ikut tersenyum juga. Siapa yang menyangka akan sarapan paginya tadi.
"Woi Del. Nih proposal acara. Lo cek gih. Gue mau tidur," kata Via. Agneta Laurinda Salvia. Sahabat Adel sekaligus sekretaris OSIS. Yah, Adel ketua OSIS di sekolahnya. Dan dalam beberapa bulan ke depan, sekolahnya akan mengadakan ajang tahunan di sekolahnya, ajang bergengsi di tingkat SMA se Sumbar.
"Aelah.. bikin kaget ae lu. Bergadang sampe jam berapa?"
Via hanya membalas dengan mengangkat ketiga jarinya.
"Baru sampe jam 3 udah tumbang aja," Adel hanya geleng-geleng kepala melihat sobatnya yang satu ini. Sepertinya Via pun sudah masuk ke alam mimpinya. Tanpa membuang waktu, Adel segera membaca proposal yang dibuat Via.
"ASSALAMUALAIKUM EPRIBADI TEMAN-TEMAN AKU YANG CANTIK DAN GANTENG!!! TEMAN KALIAN YANG PALING MANIS, BAIK DAN PENGERTIAN TELAH DATANG MENEMANI HARI, MENGHIASI DUNIA KALIAN!!"
"HEI TOA.. BERISIK!!. TOA MULU SIH SARAPAN LO!" Kesal Rizki
"Kampret lu juga ikutan berisik tau ngak, Riz. Jangan-jangan kalian janjian sarapan berdua ya. Sampe makanan kesukaan Rizka aja Rizki tau!" Ucap Deron memulai aksinya.
"Nah iya. Bener lu Ron. Nama aja udah cople nih," Rama pun ikut memanasi suasana.
"Wah wah... Bau-bau PJ jih teman-teman"
"YUHUYY" kompak teman sekelas Alen yang lain.
"Amit-amit," nah, gantian. Rizki dan Rizka yang malah kompakan.
"Nah kan... Ngomong aja janjian," pancing Deron lagi.
"Au ah... Inces mau ke tempat yayang Alen dulu"
"Maaf ya Riz, gue normal," balas Alen yang membuat Rizka lagi-lagi jadi bahan gelak tawa teman sekelasnya.
"Ish.. jahadd"
"Jijik ey. Kresek mana kresek?" Ejek Rizki.
"Siapa sih yang ngomong? Kok barusan kayak ada suara tapi orang nya ngak ada ya?" Rizka tak mau kalah.
"Tuh mat-" kringggggggg.
Ucapan Rizki terpotong oleh deringan bel masuk.
"Udahan dulu berantemnya. Sekarang ucapara dulu. Nantik malah gue lagi yang kena semprot sama buk Ika," Dika selaku ketua kelas pun menutup acara singkat itu. Di sekolah ini peraturannya sangat ketat. Dan yang paling sering kena batu jya ya si ketua.
Semua penghuni XI MIPA 1 berhamburan keluar kelas sambil memeriksa kelengkapan mereka.
Upacara berjalan dengan baik. Tapi bukan dengan khidmat. Ketika upacara selesai, semua siswa berhamburan mencari peneduhan. Seperti yang dilakukan ketiga sahabat ini. Adel, Via dan Rizka memilih pergi membeli minum ke kantin. Ralat, Adel hanya menemani mereka. Seperti biasa.
---
Setelah penantian panjang, akhirnya surga dunia memanggil para siswa. Yaps, waktu istirahat. Kelas XI MIPA 1 terkenal dengan kekompakan mereka. Buktinya, sekarang mereka sedang memindahkan mena ke sisi kelas dan duduk lesehan bersama. Mereka membentuk lingkaran dan makan bersama. Ocehan demi ocehan mereka lempar bak musik pendamping. Tak ada yang namanya suasana hening jika sudah bersama-sama seperti ini.
Dulu dan sekarang memang berbeda. Kelas ini dulunya jauh dari kata kompak. Mereka mayoritas introvert. Namun, Adel dan kedua sohibnya perlahan membuat kelas mereka menjadi seperti ini.
"Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatuh. Diberitaukan kepada semua siswa, hari ini akan diadakan rapat oleh para guru. Maka dari itu, siswa diperbolehkan pulang sehabis istirahat pertama ini. Sekian informasinya, wassalamu'alaikum warahmatullahi wa barokatuh"
"YEYYYY KASURRRR.... I MISS YOU"
"AKHIRNYA GUE BISA NYALON"
"YUYUUUU WAKTU NGAPEL(pacaran) GUE NAMBAH. BEB... BELI MIE AYAM YOKK"
"WAKTUNYA NGE-GIM."
"MOL... I COMING!!"
Jangan ditanya betapa hebonya SMA GARUDA BANGSA saat ini. Bisa dibandingkan kehebohannya dengan suporter sepak bola dan kehebohan penonton konser idola. Mereka sangat bahagia. Kapan lagi sekolah elit nan ketat peraturan ini memberi vocer kehilangan jam pelajaran.
Namun, tidak bagi Adel. Pulang cepat bukanlah yang ia inginkan. Karna itu sama aja membuka pintu kesendiriannya.
"YEY... SAATNYA MEMPEETIPIS TUGASS!" Bukan Adel namanya kalau gagal menutupi kesedihannya. Ia bahkan ikut bersorak gembira, walau hatinya diselimuti kesal.
----
PRAK!!!
Satu tamparan mendarat mulus di pipi Adel. Sambutan kepulangannya.
"MAU JADI APA KAMU JAM SEGINI SUDAH PULANG!"teriakan sang mama.
Kaget? Banget. Mama dan papa Adel aangat jarang menampakkan wajahnya dihadapan Adel. Bukan karena apa. Tapi, setiap mereka pulang, hanya teriakan dan benda pecah yang terdengar. Mereka bahkan tidak tau bagaimana kehidupan Adel.
"Ma, aku-"
"Hari ini kamu tidak ada jatah makan!"
Mama Adel pun perlalu meninggalkan Adel dengan luka baru lagi.
"Bukankah mama memang ngak peduli dengan jam makan aku, bahkan apapun tentang aku," kembali, air mata menghiasi wajah cantiknya.
Tak mau berlama-lama dengan kesedihannya, Adel segera menuju kamar dan membersihkan diri, bersiap-siap menuju suatu tempat.
---
"Assalamualaikum!!!"
"Wa'alaikumsallam"
"Tumben jam segini udah nongol aja Del?"
"Iya kak Dira, aku pulang cepat. Makanya kesini. Kan lumayan dapat tambahan"
Dira mengangguk paham,"yaudah kamu ganti seragam dulu sana"
"Iya kakak" "Dia yang ngajak ngobrol malah dia yang ngewel"
"Telinga kakak masih berfungsi loh Del"
"Hehehe.. ampun kak" sambil mengangkat kedua jarinya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar