1. Prolog
“Argghh! ” Sosok remaja laki-laki berteriak dengan menggelegar, disertai tangan yang melontarkan benda–benda miliknya, termasuk kacamata hingga benda itu terjatuh kencang. Tidak sampai di situ, kakinya ikut maju untuk memijak keras lensa tebal yang selama dua tujuh tahun belakangan membantunya melihat itu rusak.
Deru napasnya terdengar tidak beraturan. Ia menelisik kamar dengan rasa takut seraya memundurkan langkah dan berhenti kala punggungnya membentur dinding. Tubuh besar itu terhuyun beserta kaki yang langsung menekuk.
Ia memendam wajah di antara lutut. Memukul berkali–kali kepalanya. “Hilang, hilang … mati!”
Itu terjadi dalam beberapa saat. Sampai pukulan di kepalanya berhenti saat ia mendongak dan etensinya naik. Dua netra menangkap kacamata di bawah nakas yang tidak berbentuk lagi. Air mata seketika berhenti mengalir, tergantikan oleh seringai yang hadir diiringi gelak tawa yang mengikuti seolah menjatuhkan atmosfer ruang kamar itu.
“G-gue bakal hidup tenang tanpa kacamata itu. Gue bakal tenang.” Ia berujar dengan intonasi ringan seolah ada nada yang mengiringi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan

Komentar
woaahh kerenn
Maacihh ♡
*prologny keren, semangat terus yaww