Amanah dari nenek h-28
Pada suatu hari, tinggalah seorang gadis kecil yang bernama Dinda Dwi kirana. Panggilannya Dinda. Ia tidak punya keluarga karena keluarganya meninggal setelah kejadian tsunami. Karena sudah tidak memiliki keluarga lagi, Dinda pun hidup bersama seorang nenek di desa yang berdekatan dengan Hutan yang masih asri. Memang, itu bukan nenek kandungnya. Tetapi, nenek itu sangat menyanyangi Dinda.
'Nenek… Aku laparrr…' ucap Dinda.
'Baiklah, nenek akan menanak beras terlebih dahulu.' jawab nenek.
Nenek pun segera menanak beras. Selagi berasnya dinanak, nenek berkata sesuatu.
''Dinda, nenek ingin mencari lauk pauk dulu'' ucap nenek.
''Nenek akan membelinya dimana?'' tanya Dinda.
''Nenek akan membelinya di Pasar Serba Ada'' jawab nenek.
''Tapi, jangan lama-lama ya nek'' minta Dinda.
''Iya, tapi nenek ada satu pesan untuk kamu. Jangan membuka tutup panci itu walaupun sudah berasap. Kamu baru boleh membuka tutup panci itu setelah nenek memerintahkan kamu!'' jelas nenek.
''Iya nek''jawab Dinda.
Nenek pun segera menuju Pasar Serba ada. Di pasar tersebut ada makanan mentah dan juga ada yang sudah matang. Sesampainya di Pasar Serba Ada…
''Bu, saya beli bakso mie 2 dibungkus ya bu" pesan nenek.
Si penjual pun segera mengambilkan makanan yang dipesan nenek. Nenek membeli makanan matang karena nenek tidak bisa memasak. Nenek hanya bisa memasak nasi dan air. Sudah itu saja.
Di rumah...
Dinda ingin sekali membuka tutup panci itu, sebab ia sangat penasaran bagaimana isinya, bagaimana teksturnya, dan bagaimana keadaaan nasi tersebut saat di dalam panci.
Karena rasa penasaran Dinda semakin membesar, Dinda pun langsung membuka tutup panci itu. Dan betapa terkejutnya ia setelah tahu bagaimana isinya. Setelah ia mendengar bunyi langkah kaki, ia langsung buru-buru menutup panci tersebut.
Nenek datang…
''Dinda, apa yang sedang kamu lakukan?" tanya nenek geram.
''Aku… aku tidak melakukan apa-apa nek" jawab Dinda bohong.
''Buktinya, asapnya sekarang meluap besar sekali dan berasnya tumpah kemana-mana" seru nenek marah.
''Pasti kamu buka kan tutup pancinya?'' tanya nenek kepada Dinda.
''Ti… tidak nek. Aku tidak membuka tutup pancinya" jawab Dinda bohong.
''Jujur Dinda!"seru nenek marah.
''Iya nek, aku membuka tutup pancinya" jawab Dinda.
''Kamu tidak ingat pesan nenek sebelum pergi ke pasar. 'Jangan membuka tutup panci itu walaupun sudah berasap. Kamu baru boleh membuka tutup panci itu setelah nenek memerintahkan kamu!'. Kamu tidak bisa dipercaya, Dinda!' seru nenek masih marah.
''Maafkan Dinda nek. Terserah nenek mau ngehukum Dinda dalam bentuk apapun. Yang penting nenek mau memaafkan Dinda" mohon Dinda.
''Baiklah nenek memafkan kamu. Dan, hukuman yang akan nenek berikan kepada kamu tidak berat. Hukumannya yaitu, mencuci piring selama tiga hari selesai makan" jawab nenek.
''Tapi Nek, hukuman itu tidak setimpal dengan kesalahan yang aku lakukan tadi'' ucap Dinda.
''Biarkan, yang paling penting adalah Alin jangan mengulangnya kembali'' jawab nenek dengan lembut.
"Terimakasih ya nek".
"Iya, sama-sama Dinda" jawab nenek.
Setelah dinasihati oleh nenek, Dinda pun sadar, kalau kita mau dipercaya oleh orang lain maka kita harus berusaha untuk jujur dan tidak boleh sampai berkhianat saat diberi amanat oleh orang lain. Meski dalam bentuk apapun.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar