Dulu, saat berkumpul bersama keluarga besar, aku sangat pendiam. Ragu untuk berbincang bersama keluarga. Rasa malu menyelimuti tubuhku. Aku menghabiskan waktu dengan sibuk bermain HP saat berkumpul.

Ketika diajak bicara, aku seperti orang gerisah, rasa takut memenuhi isi pikiranku. Orang-orang memandangku dengan wajah yang keheranan. Aku berusaha untuk tidak peduli dengan apa yang mereka rasakan. Di saat aku sedang menyendiri, ayahku menyuruh aku untuk salaman kepada keluarga-keluargaku. Aku gengsi untuk salaman, karena aku tidak terlalu banyak mengenal keluarga besarku.

Namun, aku sudah tidak seperti itu lagi. Aku sudah berkomunikasi. Kini aku tidak ragu dan takut saat berbicara kepada keluarga ku. Rasa takut dan ragu sudah hilang dalam pikiranku.

Mulai saat itu, aku seperti memiliki kehidupan yang baru. Setelah banyak melakukan interaksi, aku mengetahui bahwa betapa pentingnya memperbanyak interaksi dan komunikasi daripada memilih untuk diam dan sibuk pada diri sendiri. Setiap senyuman dan sapa yang kuberikan berbalas dengan kehangatan, membuatku mengerti bahwa keterbukaan adalah kunci untuk menciptakan hubungan yang bermakna.