Aku adalah seorang anak yang mungkin terbilang kurang kasih sayang dari seorang ayah. Mengapa demikian?,bukan berarti ayahku adalah seorang yang begitu tega menelantarkan keluarganya dengan keluarga barunya, tetapi ia sudah ditakdirkan untuk meninggalkan dunia ini selamanya, karena ia sudah tidak kuat akan penyakit yang ia derita. Beliau meninggal saat tahun 2016 yang dimana pada saat itu usiaku menginjak 8 tahun dan masih sangat membutuhkan cinta kasih sayang ayahnya untuk putri kecilnya.

Sejak kehilangan ayah, aku selalu merasa dunia ini tidak berpihak kepadaku. Bagaimana tidak? semua teman temanku mendapatkan keluarga yang begitu lengkap, keluarga yang harmonis, dan juga mendapatkan kasih sayang yang begitu banyak dari kedua orangtuanya. Aku selalu berdoa kepada Tuhan, mengapa ia begitu teganya mengambil ayah dari pelukanku?mengapa Tuhan?. Hari demi hari doa doa yang ku panjatkan hanya itu dan selalu berulang kali mengatakan hal yang sama. Mungkin banyak orang yang merasa perbuatanku itu salah, seharusnya aku tidak melakukan hal itu dan selalu menyalahkan takdir Tuhan.

Dibalik itu semua aku merasa beruntung karena memiliki seorang ibu yang begitu hebat dan selalu menasehatiku agar tidak melakukan hal seperti itu lagi. Dan ia berkata bahwa aku harus ikhlas dan tabah atas semua yang sudah jadi kehendak Tuhan. Yang sebelumnya aku merasa sangat-sangat sedih atas semuanya, dan gagal menjadi anak yang baik untuk orangtua ku, dan selalu saja menyalahkan takdir Tuhan, merasa sangat tertampar, dan bersalah atas semua doaku kepada Tuhan. Semenjak saat itu aku mulai belajar menjadi diri sendiri dan tidak selalu berlarut-larut dalam kesedihan atas kehidupanku. Dan aku selalu berusaha untuk ikhlas atas semuanya dan selalu bersyukur apapun keadaannya. Pepatah pernah mengatakan bahwa "Kelak akan ada pelangi setelah hujan" yang artinya "Akan ada kebahagiaan setelah tangis yaang panjang".

Jakarta, 08 Februari 2024