Trah Keluarga Besar
Tepat hari kelima lebaran biasanya keluarga besarku mengadakan trah. Trah itu adalah acara kumpul bersama keluarga mulai dari kakek buyut kita hingga anak cucu cicit dan sebagainya. Hari Itu tepat sekali karena trahnya dilaksanakan di rumah anak atau cucu ketujuh yaitu kakekku. Aku ikut serta membantu orang tuaku menyiapkan hidangan untuk para kerabat yang akan datang.
Sebetulnya saat ini aku sangat berdebar-debar, jantungku seolah ingin keluar dari dalam sana, sepertinya bunyinya pun akan terdengar oleh orang lain. Aku nervous. Bagaimana tidak? keluarga jauh Ibu ini berasal dari berbagai daerah dan berjumlah 100 sampai 200 orang! Aku sungguh membayangkan jika mereka tidak menyukaiku. Hendak ku ingin beranjak dari tempat ku berdiam diri namun tiba-tiba beberapa mobil mulai bergantian masuk. Perasaan tak karuan itu kembali hadir.
"Hari ini sangat ramai"
"Asik sekali ya kita punya banyak teman"
Aku mendengarkan mereka berbicara. Empat kanak-kanak yang menyukai tempat ramai ini karena banyak anak-anak kecil lain di sini. Tapi untuk manusia yang kurang suka berada di keramaian seperti aku tempat ini kurang cocok untukku.
Kanak-kanak yang semula tidak kenal menjadi akur. Acara dibuka dengan dibarengi oleh suara ricuh anak-anak itu. Pada urutan pertama acara biasanya kami membuka acara ini dengan pembacaan doa dan sepatah ayat suci oleh salah satu dari keluargaku. Lalu hal menegangkan adalah saat di mana kamu diminta untuk maju ke depan dan diperkenalkan ke orang lain.
Namaku disebut aku seakan ingin menghilang. Tatapan mereka Tertuju Padaku seakan beberapa darinya tak menyukaiku. Aku tenggelam dengan perasaanku sendiri. Tapi nyatanya aku salah. Setelah berbagai urutan acara, kami akhirnya melakukan makan bersama. Beberapa menghampiriku dan menyapaku sedikit canggung tapi tak apa.
"Reina! Kelas berapa nih keponakan tante?"
"Kelas 8 tante"
Sungguh aku tak ingat siapa Tante ini, untung ada mama disisiku. Tapi mamaku bilang kalau dia adalah tante yang paling dekat denganku beberapa waktu silam. Aku memang merasa hangat saat pelukan dan belaiannya kepadaku. Ternyata tidak semenakutkan itu ya.
Waktu-waktu menegangkan telah selesai Ini adalah urutan terakhir dari acara ini, yaitu salam-salaman atau halal bihalal mengingat lagi bahwa ini masih suasana lebaran. Setelahnya beberapa mulai pamitan dan berhamburan pergi. Kini sisa aku dan keluargaku. Nyatanya tidak perlu ada yang ditakuti, jangan buat dirimu tenggelam oleh pikiranmu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar