My Teacher Is Hero
My Teacher Is Hero
Oleh: Regita Cahyani
SMA AL Muslim (X IPA 3)
Aku salah satu dari ribuan murid di sekolahku. Dan bisa dibilang aku adalah murid yang paling dikenal karena ulah kenakalan yang sering aku buat disekolah. Iya, karena murid bandel di sekolah akan selalu menjadi murid yang paling diperhatikan oleh semua guru. Guru-guruku sudah tidak heran dengan semua ulah yang aku perbuat. Banyak teguran yang sering aku dapatkan, keluar masuk ruang BK, dan juga keluar masuk ruang kepala sekolah. Tetapi tidak hanya itu, karena kenakalanku yang sering aku perbuat membuat orang tuaku harus menjadi sering datang kesekolah. Entahlah sudah berapa banyak surat panggilan yang diberikan kepada orang tuaku untuk datang kesekolah.
Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah semua murid menikmati libur panjang akhur tahun. Ini adalah hari yang menybalkan bagiku. Setelah bangun tidur aku bergegas untuk mandi dan bersiap untuk berangkat kesekolah. Aku biasa berangkat menggunakan motor sport yang dibelikan ayah sebagai hadiah ulang tahunku.
Samuel Aldebra. Orang-orang biasa memanggilku dengan sebuatan Muel. Aku seorang anak laki-laki berumur 18 tahun, yang hobi membuat kericuhan di sekolah. Sekarang aku murid kelas XII IPS 3 di SMAN 1 Nganjuk. Tidak terasa 6 bulan lagi aku akan lulus. Setengah tahun merupakan waktu yang singkat bagi kita anak kelas XII yang akan menghadapi Ujian Nasional.
"Sudah jam berapa ini Muel? Kenapa kamu baru datang? tidak bosan-bosannya kamu telat." Tanya ibu Tirka.
"Jam 8 bu, maaf saya tadi bangun kesiangan bu hehe." Jawab Muel sambil tertawa pelan.
"Setiap hari selalu gitu, sudah cepat duduk, ibu sudah bosan menghukum kamu." Ujar ibu Tirka.
"Nah, gitu dong bu kan enak." Jawab Muel dengan santai.
Istirahat pun tiba. Seperti biasa aku dan teman-temanku memenuhi meja pojok kantin. Tempat yang tidak pernah ditempati oleh siapa pun selain aku dan teman-temanku. Kita sudah menjadi penguasa pojok kantin. Dan tidak hanya itu, aku dan teman-temannya bisa dibilang sebagai murid hits disekolah karena ketampanan yang kita miliki. Tidak sedikit murid perempuan yang menyukai dan mengagumi ketampananku. Bahkan banyak murid perempuan hang sering cari muka denganku agar mereka bisa dinotic dengan aku.
Sepulang sekolah aku dan teman-temanku pergi ketempat tongkrongan yang biasa kita jadikan sebagai tongkrongan. Berbincang, bernyanyi, bercanda, makan. ngopi, dan membakar rokok semua aku lakukan ditempat itu. Langit sudah semakin gelap. Oleh karena itu aku dan anak-anak lainnya memutuskan untuk balik kerumahnya masing-masing.
Seperti biasa, besoknya aku bangun kesiangan. Setelah rapih-rapih aku bergegas menuju kesekolah menggunakan motor sportku dengan kecepatan tinggi. Iya, aku telat lagi. Kali ini aku tidak dizinkan untuk mengikuti kelas. Aku dipanggil keruangan BK. Aku tidak merasa cemas samasekali, karena aku sudah sering seperti ini. Tetapi yang membuatku kaget adalah aku dipanggil keruang BK bukan karena akuterlambat, tetapi karena aku ketahuan merokok.
"Muel apa bener ini foto kamu?" tanya guru BK sembari menunjukan sebuah foto.
"Iya bu itu saya, ibu dapet foto itu dari mana?" jawab Muel santai.
"Sudah kamu tidak perlu tahu, yang jelas disini ada bukti bahwa kamu merokok. Ibu akan menindaklanjuti hal ini" kata guru BK.
"Loh bu ga bisa gitu dong, lagian kan saya cuma merokok" balas Muel dengan tidak terima.
"Kamu tahu kan bahwa anak murid tidak boleh merokok? sekarang hubungi orang tuamu! ibu akan bicarakan semua ini dengan otang tuamu."
Aku tidak tahu siapa yang memberikan foto itu kepada guru BK. Tetapi aku yakin bahwa orang itu juga murid dari sekolah ini. Aku segera menghubungi orang tuaku agar mereka segera datang kesini. Tidak lama mereka datang kesekolah dan memasuki ruang BK. Aku tidak terima dengan keputuan yang diberikan oleh guruku. Jika aku melakukan satu kesalahan lagi aku akan dikeluarkan dari sekolah ini.
Sepulang sekolah kedua orang tuaku memberikan banyak nasihat kepadaku. Mereka tidak pernah bosan untuk selalu mengingatkanku. Tetapi kali ini aku mulai sadar, bahwa semua yang telah aku lakukan mengecewakan perasaan oang tuaku dan guru-guru ku. Keputusanku bulat, aku ingin menjadi seorang murid yang tidak bandel lagi. Dan itu kulakukan agar aku tidak dikeluarkan dari sekolah dan dapat mengikuti Ujian Nasional.
Hari kelulusan kelas XII telah tiba. Dimana kita yang sudah 3 tahun bersekolah di SMAN 1 Nganjuk akan melanjutkan kehidupan masing- masing. Aku sangat berterimakasih kepada guru-guru yang sudah sabar menghadapi kenakalanku selama 3 tahun ini. Entah tanpa kebaran mereka mungkin aku tidak akan pernah lulus. Ketulusan mereka dalam hal mengajariku sangat aku rasakan. Tanpa lelah mereka memberikan pelajaran meskipun itu memberatkanku, tetapi berkatnya aku sekarang bisa lulus dengan hasil yang baik. Terimakasih guru, engkaulah pahlawanku.
Profil
Regita Cahyani, itu namaku. Kalian bisa panggil aku Regita. Aku lahir di Bekasi, 21 Desember 2004. Ini adalah cerpen pertama yang aku buat. Semoga kalian suka ya. kalau kalian mau memberikan kritik dan saran boleh kalian kirim di instagram aku @gitare._

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar