Satu cerita, Seribu makna.
Pada awal liburan yaitu tanggal 21 saya tidak kemana mana, saya hanya membantu ibu saya membersihkan rumah. Hari hari berikutnya berjalan cepat , bangun sahur pun sambil menahan rasa ngantuk dan pada malam hari saya terawih bersama teman teman saya. kadang saya membantu ibu saya memasak takjil.
Seminggu sebelum lebaran, suasana rumah mulai sibuk. Ibu saya mulai membuat kue dan papa saya membersihkan halaman, dan saya pun mulai bingung ingin membantu apa dan akhirnya saya ikut membantu ibu saya. Malam terakhir ramadhan terasa paling syahdu. Tarawih jadi lebih khusyuk dan saya merasakan vibes yang beda.
Lebaran datang, kami shalat ied di SD dekat rumah, lalu lanjut bersalam salaman. Tangis, tawa, dan maaf jadi satu. Setelah itu kami makan ketupat dan opor ayam di susul foto foto bersama.
Setelah hari-hari lebaran lewat, suasana rumah mulai sepi. Toples kue makin kosong, tamu udah nggak banyak datang, Aku mulai buka-buka buku yang sejak awal tahun cuma jadi pajangan. Niat belajar mulai tumbuh lagi, pelan-pelan. Kadang sore aku duduk di meja belajar, bukan buat belajar berat, tapi sekadar nyicil catatan.
Setelah beberapa hari hanya di rumah, akhirnya saya dan keluarga sepakat untuk mengunjungi saudara yang ada di jawa. Kami berangkat pagi pagi membawa bekal dan cemilan agar perjalanan tidak terasa sepi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar