Zarit Azzahro

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Hariku Bersama Hujan

Hariku Bersama Hujan

Gemericik suara dari sebuah aliran. Rasa sejuk terkadang melewati badanku. Aku menurunkan kedua kaki ke aliran itu. Aku sangat menikmati keindahan alam yang berlangit warna oranye bersemu kuning seperti muncul sebuah lampu dari Timur. Banyak orang bercapil dan membawa sewadah nasi dan lauknya. Tak sengaja aku melihat anak kecil yang tadinya berlarian dan tiba-tiba saja 'brukk!!' sontak ibu itu berteriak "makanya hati-hati jangan lari-lari!" Teriak ibu itu kepada anaknya. Mungkin karena dia sedang berhalangan makanya jadi marah-marah. Anak itu langsung meneteskan air mata yang cukup deras dan berkata "sakit..sakit..!" Aku pun langsung mendekat dan melihat nya karena ibunya yang terlihat marah aku tak berani menolongnya. "Hey kamu kesini dulu Yan!" Teriak bapakku memanggil ku. Aku pun langsung menghampirinya dan membantunya menanam padi.

Saat aku membantu bapakku aku melihat anak itu pulang dengan ibunya. Tak kusangka dialiran yang kubuat merendam kaki tadi terdapat alas kaki yang berkeluyuran dialiran itu. Ternyata anak itu mengejar alas kaki itu dengan kualahan. Aku pun segera berlari dan menolong anak itu. Setelah kudapatkan sendal itu dia merasa lega dan mengambil nya dariku. "Terimakasih kak" ucapnya dengan nada sedikit ketakutan. Wajah ibunya pun masih terlihat sedikit memerah, geram dengan kecerobohan anaknya yang membuat kakeknya menunggu disawah dengan perut kosong. Setelah mereka pulang kerumahnya, dan aku kembali untuk membantu bapakku. "Pak tadi tuh siapa sih?" Tanyaku pada bapak sembari menanam padi. "Oh itu cucu dari pak Hasan tetangga kita.." jawab bapak. "Oh..." Kataku. Tak kusangka itu cucu dari pak Hasan. Ceroboh banget anak kecil itu.

Tak lama kemudian matahari mulai berada di atas kepala. Semua orang yang berada dipinggir-pinggir lahan tanamnya bersandar dibatang pohon dan menikmati hembusan angin yang berhembus menghampiri. "Panas sekali hari ini.." kata bapak dengan mengibaskan capilnya. Tak sengaja kemudian ada seorang gadis yang membawa sekantong penyejuk rasa gerah dan juga beberapa es instan. Dia berhenti digubuk tengah dan memanggil seluruh petani "sini mari minum semua.." teriaknya dengan rasa lembut. Aku dan semua para petani pun menghampiri nya. Semua diberi minum segelas es untuk penghilang rasa gerah. Semua bertanya tentang gadis itu "kamu siapa ya.. jarang-jarang loh ada gadis kesini.. paling gak bu Rika yang kesini" tanya para petani pada gadis itu. "Hmm.. iya saya cucu nya bu Rika pak... Tadi dia masih kedatangan tamu jadi saya yang menggantikan. "Oh.. makasih ya dek.." ucap para petani. "Iya pak sama-sama" jawab gadis itu. Setelah semua melepas rasa gerah, semua kembali bekerja. Sepulang dari sawah aku langsung beberes diri.

Keesokkan harinya memang seperti biasa saat sekolah libur dipagi hari aku akan membantu bapakku untuk ke sawah hingga sore. Saat pergi aku selalu menikmati keindahan langit oranye diujung timur. Beberapa waktu desaku ini jarang disirami. Dan entah kenapa dihari ini aku merasa ingin menyebutkan keinginanku dalam hati diawal hari. Aku merendam kaki di kali dan aku berkata dalam hati "aku ingin hari ini untuk kau datangkan hujan didesaku, kami sudah bersabar dan bekerja keras atas ujianmu dan kali ini aku ingin meminta sebuah permintaan untukmu" kataku dalam hati sembari aku memandang langit oranye. Selama langit berwarna oranye aku biasanya tetap merendamkan kaki. Terkadang aku merasa aliran itu semakin hari kadang semakin berkurang isi. Dulu dipagi hari terasa sangat dingin dan tetesan air diujung daun terlihat dingin namun, meski kekeringan menghampiri desaku masih tetap terlihat asri. Setelah kubantu bapakku bercocok tanam tak kurasa hari mulai panas seperti biasa. Seperti biasa semua orang pergi bersandar dibatang pohon. Kali ini aku merasakan hal beda dari biasanya. Dihari seperti ini ibu biasanya pergi kesini, dan kenapa hari ini tidak. Aku melihat keatas dan ternyata sekumpulan kapas dilangit berkumpul menjadi satu dan tak lama kemudian menjadi warna abu yang sebentar lagi tidak dapat menahan beban air didalamnya. Satu tetes jatuh di tangan ku dan beribu tetes pula menjatuhi desaku. Semua orang yang ada di desa kaget dengan hujan ini. Yang awalnya kering menjadi basah. Semua orang pergi ke tempat masing-masing dengan rasa bahagia atas pemberian yang maha kuasa untuk mendatangkan beribu tetes air dari-Nya . Sepulang dari sawah aku berberes dan juga memikirkan tentang apa yang ku katakan dan apa yang terjadi. Saat aku berada dikamar aku duduk dan sembari melamun dibalik kaca jendela. Dan adikku pun datang menghampiri ku dan berkata "kenapa kak? Hujan nih kita makan-makan yuk kita nikmati hujan ini yang telah didatangkan kita harus mensyukuri nikmat-Nya ini berkah loh.." kata Chinea adikku. "Hmm oke lah" jawabku. Dan akhirnya semua warga disini mensyukuri atas nikmat yang diberikan-Nya.

Hari esoknya sekolahku pun masih cuti dan aku akan ikut bapakku ke sawah seperti biasa. Ditengah jalan tiba-tiba ‘wusssh...’ terasa ada yang terhempas menerpa tubuhku, rasa dingin yang menerpa membuatku takut jika terkena lagi. Hari ini tidak seperti biasa yang hanya sejuk, melainkan sangat dingin setelah diguyur air kemarin. Aku melihat setetes air yang tetap diam diatas hijauan serta warna pohon dari jauh yang memutih tertutup udara. Aku menyadari dinginnya hari ini dan mungkin aku tak akan berani merendamkan kaki di aliran ini. Kutetap melanjutkan pekerjaan hingga aku tak menyadari bahwa suasana ini enjadi remang-remang dan diselimuti kabut tebal. Semua orang dari sawah bepergian menuju rumah. Saling bersamaan menghentikan pekerjaan ditengah kabut tebal. Tak kusangka sesampai dirumah beribu tetesan air dari langit datang kembali menyirami desaku dipagi hari. Pada akhirnya aku dan keluargaku dapat menikmati pagi yang dingin ini dengan secangkir teh hangat dan ditemani sarapan pagi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post