Zahira Azzahra Nadiaputri

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bab 8 (Tersadar)

Bab 8

Tersadar

Mungkin, yang kalian lihat dari cerita-cerita yang pernah kualami, terlihat sangat menyenangkan dan seru. Ya, memang, itu seru dan menyenangkan. Tapi, dibalik semua itu, ada rasa cemas dan ketakutan yang mendalam. Kami melakukan semua itu, karena kami tidak mempunyai teman lagi selain mereka. Memang ada beberapa teman akhwat, yang enggak kalah serunya, tapi ternyata bersahabat dengan sesama akhwat, tidak bertahan lama, hanya sebentar saja. Dan, yang selalu membuat kita senang, hanyalah teman-teman ikhwan kita. Meskipun, jarang bertemu, dan sekalinya bertemu harus sembunyi-sembunyi.

Kami sadar, yang kami lakukan salah. Maka dari itu, aku dan Zahra ingin sekali menjauh dari semuanya. Kalian tahu, semuanya itu tidak berjalan dengan mulus. Tidak semudah apa yang kita bayangkan.

“Ini kapan selesainya? Kapan kita menjauhi semua itu?” kadang aku dan Zahra saling bertanya. Tidak ada habisnya kami membicarakan itu. Padahal jelas, yang bisa membuat kami kembali ke jalan yang benar adalah mau atau tidaknya kami ke arah sana. Dan mulai melakukan perubahan-perubahan, termasuk tidak lagi berhubungan dengan para ikhwan. Tapi, nyatanya kami tidak bisa jauh-jauh dari mereka, karena aku dan Zahra tidak gampang menjauh dari teman-teman yang seru dan nyaman,

Sudah lumayan lama kami mengikuti kajian, banyaknya pelajaran yang kami dapat, tapi kami mengabaikannya begitu saja. Pada akhirnya, aku jadi bingung, enggak tahu harus ngapain lagi. Sampai-sampai, suatu hari aku jadi anak yang cengeng hanya karena capek dengan masalah pergaulan.

Mamah mencoba mendekatiku dan bertanya alasan aku nangis. Aku enggak tahu harus bilang apa. Karena butuh waktu lama buatku, untuk menceritakan semuanya ke mamah.

Aku mengurung diri di kamar bermain laptop, sambil merenungi semuanya. Memikirkan untuk apa aku hidup? Kenapa aku menyia-nyiakan waktu yang berharga dengan berbuat yang tidak baik? Padahal, saat itu aku sudah merasa nyaman dan merasa dekat dengan Allah SWT. Hampir tidak pernah meninggalkan shalat tahajud, baca Al-Quran, menjalani hari-hari dengan bahagia.

Ternyata aku bisa terpangaruh dengan hal-hal yang tidak diperbolehkan. Dan, terasa perbedaannya. Hari-hariku dikelilingi dengan kecemasan ataupun kesedihan yang tidak jelas. Jika waktu bisa diputar kembali, aku ingin kembali ke masa-masa di mana aku merasa bahagia dan tenang dalam menjalani hari-hariku.

Bagaimana caraku untuk mengubah semuanya untuk menjadi lebih baik lagi? Pastinya, dengan bertaubat. Meminta ampunan kepada Allah SWT, taubat nasuha; menyesali perbuatan maksiat yang sudah dilakukan. Menghindari diri dari berbuat dosa, melakukan amal shaleh, dan meninggalkan larangan-Nya. Kita harus menanamkan dalam hati kita makna taubat, sebelum mengucapkannya dengan lisan. Ingat! Taubat nasuha ini adalah taubat yang sesungguh-sungguhnya, maka kita harus yakin dengan diri kita, kalau kita bisa kembali ke jalan yang benar.

Selain itu, aku juga suka merenungi tentang hari kiamat, di mana semua perbuatan kita akan dipertanggung jawabkan. Setelah itu, ditentukan di mana kita akan kekal di sana, yaitu surga atau neraka.

Aku selalu berdoa, semoga bisa ditempatkan di surga-Nya, meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Rasulullah sendiri yang menyuruh kita untuk memperbanyak membaca Al-Quran. Agar, ia bisa menjadi syafaat untuk kita di hari kiamat kelak. Al-quran akan memohon secara langsung kepada Allah, agar menganugerahkan kepada pembacanya sebuah mahkota kemuliaan. Masya Allah, tapi kemuliaan ini tidak akan didapatkan kecuali bagi yang gemar dan banyak membaca AL-quran.

Tapi jangan pernah mengira itu mudah. Seseorang harus memiliki hati yang terikat kuat dengan Al-Quran, menjadikannya sebagai petunjuk dan pedoman baginya. Yang seram, kalau Al-Quran hanya dijadikan sebagai penghias dinding, ruangan ataupun lemari, itu malah akan menarik pemiliknya ke dalam neraka.

Lalu, apa yang akan aku lakukan selanjutnya? Tiba-tiba mamah datang mengetok pintu. Aku meminta mamah untuk tidak masuk dulu, tapi beliau memaksa masuk. Mau bagaimana lagi, dari pada aku emosi dan marah-marah ke mamah, mending aku bukakan pintunya.

Mamah pun menghampiri dan menanyakan apa yang terjadi. Alhasil aku menceritakan semua yang terjadi dari awal sampai akhir. Oh iya, aku juga bilang ke mamah, kenapa aku selalu salah? Padahal aku hanya berniat membantu memecahkan masalah yang orang lain punya.

Karena waktu itu aku agak bingung untuk menyelesaikan masalahyang ada, aku pun meminta pendapat ke sahabat ku, Putra, via whatsapp.

Putra adalah pendengar yang baik. Setelah mendengarkan ceritaku, dia pun menyarankan, agar aku lebih tegas lagi kalau jadi akhwat dan harus berani mengambil resiko apapun yang kita lakukan. Aku bangga mempunyai sahabat seperti Putra dan akan berusaha mengikuti saran yang dia berikan.

Kembali ke mamah. Setelah semua yang kuceritakan kepadanya, mamah memberiku nasehat, ternyata nasehat yang mamah berikan lebih menyentuh dan bisa membuatku lebih semangat untuk bangkit kembali.

“Makanya, kamu harusnya enggak usah berhubungan sama ikhwan lagi. Coba sekarang kamu fokuskan untuk melakukan aktifitas yang kamu suka, dan lebih banyak ibadah saja, Insya Allah, nanti kamu akan merasa tenang,” ujar mamah. “Mamah dukung kamu, nanti kalau ada apa-apa bilang saja ke mamah, kamu harus jadi anak yang berani enggak boleh lemah dan bisa menghadapi masalah, apapun itu.”

Setelah mamah bilang begitu, aku menjadi lebih tenang. Ku peluk mamah dan mencoba untuk berhenti menangis. Mamah pergi keluar, setelahnya. Membiarkan aku untuk memikirkan semua itu sendirian. Agar aku bisa mengambil keputusan dengan bijak. Aku langsung berbaring di atas kasur sambil memikirkannya.

Hmmm…aku akan merasa kehilangan semua temanku, jika aku tidak lagi berkomunikasi dengan mereka semua. Aku pasti akan merasa kesepian, jika tidak ada mereka. Tapi, aku sudah diajarkan, bahwa seharusnya kita lebih takut kehilangan Allah dibandingkan kehilangan teman yang membawa kita ke jalan yang salah. Kalau begitu, aku dan Zahra harus berjuang bersama untuk kembali ke jalan-Nya. Saat itu pun, aku sudah mulai bisa sedikit-dikit tidak berkomunikasi lagi dengan para ikhwan. Tapi, temanku Zahra harus melewati banyak tantangan.

Kenapa bisa seperti itu? Karena banyak sekali ikhwan yang chattan dengan Zahra, kalau dibandingkan dengan aku. Seperti yang kalian tahu, Zahra itu famous. Aku memikirkan Zahra, bagaimana dia bisa melewati semua itu? Sampai-sampai aku suka nanya ke dia, “Hari ini gimana? Sudah enggak chattan lagi kan sama ikhwan?”

Ya, pastinya ada, lah, sebagian orang yang Zahra chat. Kami berdua pernah coba sehari enggak chattan sama ikhwan, dan ternyata, kami gelisah terus menerus. Jadi, kayanya sama saja, ya? Seharusnya aku dan Zahra lebih cuek dengan mereka dan memikirkan sesuatu yang lebih penting lagi.

Aku jadi kesal dengan diriku ini! Aku ingin sekali kembali ke jalan yang benar! Akhhh! Aku enggak peduli, pokoknya Aku harus kembali kepada-Nya, sedikit demi sedikit. Aku pasti bisa!

Hasil tidak pernah mengkhianati proses. Aku mulai mengingatkan diriku sendiri bahwa Allah selalu melihat kita, apapun yang kita lakukan, Allah pasti tahu. Mulai hari ini, detik ini, aku akan berusaha kembali ke jalan-Nya.

Semoga Allah memudahkan kami untuk kembali ke jalan-Nya, juga dilindungi dengan-Nya, dijauhkan dari bisikan setan yang membawa kita kepada hal-hal yang tidak benar, aamiin…

Bagaimana cara aku untuk meninggalkan semua yang kelam, dan kembali ke jalan-Nya? Kita lihat nanti!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post