I.Z. Nightgale

Laksana angin malam yang berpusar.... Ilia Zakyfa. Ni-Fe-Ti-Se (100% I)....

Selengkapnya
Navigasi Web
Chapter 1

Chapter 1

1

Overture - Lost

 

Beberapa waktu sebelumnya.

“Satu lagi tumbang!” pekik seekor bayi elang dengan sayap mengepak riang. Perempuan di hadapannya tersenyum kecil, mengembuskan napas perlahan sembari menyeka peluh di pelipis.

“Lanjutkan?”

Burung mungil menimbang sejenak. “Master tidak lelah?”

“Sedikit, tapi tempat ini tidak cocok untuk mendirikan kemah. Bisa tolong periksa sekitar?”

“Symphony melaksanakan!” Predator kecil itu memelesat menembus tirai malam. Jejak cahaya keperakan tertinggal di belakangnya, memudar sedetik kemudian.

Seraya menunggu, pemilik rambut hitam yang dipanggil “master” meluruskan kaki. Manik amethyst-nya terarah pada bangkai segar di sebelah kanan, lalu beralih ke deret bangunan yang telah puluhan tahun dilalap belukar.

Inilan Permukaan. Sejak meteor dan monster datang, seluruh daratan Bumi tak ubahnya rumah yang ditinggalkan.

Satu menit berlalu, Symphony datang melapor.

“Master, aku menemukan sesuatu!” Tersirat janggal dari intonasi elang mungil itu. “Ada tanah sedikit lapang di timur, kurasa dapat kita gunakan untuk bermalam. Tapi, sepasang monster sedang bergerak tidak jauh dari selatan. Mereka seperti ... mengejar manusia.”

Dahi yang perempuan berkerut tipis. “Ada kota mendarat?”

Symphony menggeleng. “Aku hanya lihat satu orang; laki-laki, berlari. Mungkin dua monster itu lapar. Apa yang akan kita lakukan?”

Lensa ungu jernih itu berkilat tegas. “Antar aku ke sana. Barangkali ada slayer yang butuh bantuan.”

“Baik!” Sel-sel ajaib milik Symphony mulai beraksi. Tubuhnya membesar berkali-kali lipat. Memastikan sang master siap di posisi, elang itu meluncur menuju medan tarung.

Mengambang setinggi lima belas meter.

Di bawah sana, dua ekor gorila mutasi—sekelumit hewan normal yang berubah buas akibat radiasi meteor—melaju berdampingan di belakang seorang pemuda berbadan kurus.

“Awasi orang itu selagi kutangani para gorola. Jangan terlalu dekat. Beri sinyal jika ada yang tidak beres.”

“Siap, Master.”

Perempuan itu melompat dari punggung Symphony. Kedua tangannya terentang, kekuatan diaktifkan. Jutaan partikel berkumpul dalam genggaman, memadat, membentuk sebatang tombak bercahaya sewarna netra yang ia punya. Aliran listrik berderak di sana.

Jleb!

Salah satu gorila tertusuk. Makhluk kekar itu meraung, namun tak lama kemudian tersungkur dengan tombak lain menembus kepala hingga jantung. Listrik bertegangan tinggi menyebabkan seluruh tubuh gosong. Sang pelaku serangan mengukir senyum titpis. Pertarungan harus segera diakhiri. Ia kembali menciptakan senjata, melangkah mantap ke hadapan gorila satunya.

Sementara di sisi lain, Symphony menatap ke bawah lurus-lurus. Lelaki kurus yang ia amati tengah bersembunyi. Bersandar lemah ke reruntuhan bangunan, keringat menganak sungai di sekujur badan. Pemuda itu mengintip sejenak. Tersengal.

Saat itulah masalah baru datang.

Dari balik rumpun belukar, sekawanan serigala melompat keluar. Totalnya delapan. Mengunci pergerakan mangsa dari segala arah, memamerkan taring-taring panjang. Satu yang paling besar dengan cepat menerkam. Cakarnya terangkat, kapan pun siap mencabik-cabik lawan.

Ini gawat. Laki-laki kurus itu tidak mungkin bisa bertahan.

Persis Symphony memekik lantang, sebilah pisau melesat, menancap tepat di moncong pimpinan serigala. Makhluk itu terentak tiga langkah. Bilah-bilah berikutnya menyusul hinggap di area vital, serentak menghujam tubuh sisa serigala di sekitar. Lantas, serupa teknik yang diterima para gorila, delapan hewan bertaring tersebut hangus terpanggang.

Giliran elang putih besar bergerak turun.

“Kerja bagus.” Masternya memuji. Symphony berkicau pelan, bilang terima kasih.

“Bagaimana keadaannya?”

“Tidak begitu baik. Kelihatannya pingsan, kurasa tidak hanya sehari dia berada di sini.”

Samar, pemilik mata amethiyst mengangguk-angguk.

“Menurut Master, mengapa orang itu tidak bertarung—malah kabur dari monster?” Symphony menatap penasaran.

“Entahlah. Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya.” Perempuan itu beranjak mendekati si pemuda, berjongkok di sebelahnya, memeriksa.

Terkesiap.

Lelaki kurus ini berbeda. Sungguh berbeda dengan slayer mana pun yang pernah dijumpainya.

Tidak hanya soal perawakan. Setelan pertarungan formal. Lambang yang amat familiar. Ia dapat melihat dari mana pemuda ini berasal.[]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post