YHOVI ESTIANTI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Kebenaran?

Apa yang di katakan mereka tentang teman? pertemanan hanya perlu saling percaya dan di percaya. Tidak, tidak benar juga. Mereka adalah penghianat terbesar dan tidak punya hati. Hari itu di mulai saat pagi yang dengan cerahnya menunjukan sinar matahari pagi yang menghangat. Yunka, adalah siswi paling di kenal oleh seluruh warga sekolah. Dia anak yang rajin, ramah dan sopan kepada semua siswa siswi maupun guru.

Tak perlu di ragukan lagi berapa banyak teman yang dia miliki, Hampir seluruh sekolah mengenalnya bahkan tak jarang dari mereka akan menyapa dengan lambaian tangan ke arah Yunka sambil tersenyum. Yunka pastinya membalas sapaan mereka dengan baik, dia di kenal sebagai anak yang suka tertawa dan sangat ramah.

Selain itu Yunka sangat mudah mendapatkan teman, meskipun dia baru mengenal orang tersebut. Langkah cepat Yunka terhenti saat mendengar panggilan dan tepukan di punggungnya, dia menoleh dan mendapati seorang siswi seumuran dengannya yang memiliki rambut sedikit ikal. Yunka menggandeng tangan siswi tersebut sambil berbincang-bincang sampai menuju ke kelasnya.

Shella adalah namanya, memiliki paras yang cantik dan tubuh yang tinggi. Dia terkenal di ekstrakulikuler basket putri dengan kemampuannya yang mahir dan memenangkan lomba basket mewakili sekolahnya. Sejauh ini, Shella adalah teman yang paling dekat dengan Yunka. Dalam beberapa hari lagi, Shella akan mengikuti kembali lomba mewakili sekolahnya. Hal yang biasa menurutnya, rutinitas sehari-harinya adalah berlatih basket tiap sore.

"Kamu jadi pergi lombanya kapan?" Ucap Yunka memulai percakapan.

"Mereka bilang berangkat hari ini dan mungkin dua hari di sana jika masuk babak final" Jawab Shella sembari membuka botol minumnya.

"Pasti masuk dong, temen aku kan hebat" Timpal Yunka sambil mengacungkan kedua jempolnya, dan di balas kekehan oleh Shella.

Semuanya kembali bertugas saat guru mulai masuk ruangan dan memberikan tugas untuk mereka, dua jam pelajaran untuk mereka adalah waktu yang lama bagi mereka. Beberapa murid mengatakan, "Dua jam itu seperti dua tahun tanpa libur" dan seketika seluruh tawa di kelas terdengar karena ucapan anak lelaki yang duduk di bangku paling belakang.

Sorak suara dan tawa mereka terdengar seperti festival pasar yang ramai, hingga tak jarang beberapa guru yang mulai emosi saat memsuki kelas mereka. Bahkan betapa bahagianya mereka saat mendapati jam kosong berkali-kali, hingga saat menjelang siang mereka akan tertidur sejenak untuk menghilangkan lelah dan kembali terbangun saat para guru datang.

Jam istirahat, murid berbondong-bondong menuju kantin untuk mengisi perut mereka setelah empat jam pelajaran rasanya cacing di perut mereka berteriak dan memberontak ingin diisi. Para siswa siswi kebanyakan memilih memakan makanan mereka di kantin dan jarang dari mereka membawanya masuk ke kelas.

Yunka mendatangi kantin untuk membeli makanan dan minuman yang tersedia karena mengingat dia belum sarapan pagi tadi dan harus mengisi kembali tenaganya agar fokus saat belajar. Shella datang menuju salah satu kursi kosong di depan Yunka untuk ditempati, seperti biasanya mereka selalu bersama.

"Shell, kamu lihat segerombolan anak di sana?" Ucap Yunka sambil menunjuk ke arah meja yang penuh berisi dengan beberapa anak putra maupun putri yang tengah berbincang sambil menatap mereka berdua.

"Iya kenapa?" Shella menatap sekejap lalu kembali menoleh pada Yunka.

"Kayaknya mereka ga suka aku deh"

"Hah? kenapa gitu?" Tanya Shella kembali.

"Mereka menatap ga suka ke aku keliatannya"

"Yunka, mungkin itu cuma perasaan kamu deh" Shella mengambil makanannya yang sudah datang dan memakannya.

"Udah gausah dipikirin, makan aja"

Yunka mengangguk dan mengambil sepiring nasi di depannya dan melanjutkan makan bersama Shella, namun segerombolan anak di sana seolah benar-benar menatapnya tak suka dan bukan perasaan Yunka saja Shella semakin lama juga semakin terganggu dengan tatapan mereka yang menatap sinis ke arahnya dan Yunka.

Shella yang semakin lama semakin terganggu pun berdiri ingin mendatangi segerombolan murid di sana, tangan Yunka sudah lebih dulu mencengkal lengannya karena tak ingin memperpanjang masalah yang mungkin saja perkiraannya memang tidak benar. Shella akhirnya kembali terduduk dan memalingkan wajahnya dari sana.

"Heh? kenapa? ga berani ya?" Ucap salah satu siswi dari segerombolan di sana Luna, adalah salah satu siswi yang terkenal suka membully. Karena statusnya sebagai anak orang kaya membuatnya menjadi semena-mena kepada teman seumurannya.

Mereka berdua tetap mencoba acuh dan tidak perduli, sampai Luna berdiri mengambil sebotol cola yang berada di meja murid lain dan dengan tidak elitnya menumpahkan cola itu ke piring Yunka. Shella tampak geram menatap luna yang menumpahkan minuman di piring Yunka.

"Atas hak apa kau mengotori makanan ini?" Tanya Shella masih drngan nada yang tenang.

"Atas hak apa? atas hak apa katamu? dia ini sudah mengganggu pandanganku jadi wajar jika aku mengganggunya, lagipula apa salahnya? kita kan teman" Jelasnya sambil menarik rambut Yunka dan mencelupkannya pada minumannya.

"Luna, hak setiap orang untuk memilih tempat di sini tidak atas perintahmu" Sahut Shella kembali dengan nada yang sedikit meninggi.

"Shella sudahlah ayo pergi saja" Ucap Yunka sambil berdiri dan menarik tangan Shella untuk menjauh dari area kantin.

BRAK!!

Satu nampan di layangkan pada Yunka hingga menghantam punggung gadis itu, membuatknya kembali berbalik menghadap Luna dan menatapnya dengan kobaran emosi yang meluap dan darahnya yang mendidih. Bukan tentang Luna yang melemparinya dengan nampan, namun baju seragam miliknya yang berwarna putih kotor karena perbuatan Luna yang tampaknya memang sengaja.

"Hei! aku kan tidak mengganggu mu!" Teriak Yunka yang sudah berjarak cukup jauh, beberapa murid di sana mengalihkan pandangannya pada ketiga orang yang membuat keributan.

"Tetap saja aku kesal" Jawab Luna dengan santainya.

"Ada apa ini?!" Salah satu guru yang mendengar keributan mendatangi kantin dan melihat beberapa makanan dan piring yang pecah tercecer kemana-mana.

Luna menumpahkan air ke atas kepalanya lalu menjatuhkam dirinya ke lantai sambil menangis dan segerombol temannya mendatanginya seolah membantunya. Guru tersebut menatap marah pada Yunka dan Shella yang tidak bergeming sedikitpun dari tempatnya.

"Kalian bertiga ikut saya ke ruang BK dan jelaskan di sana! sekarang!" Shella, Luna dan Yunka langsung berjalan menuju ruang BK yang berada di antara kelas yang lain.

Beberapa pertanyaan yang mereka jawab seolah tak di dengar dengan baik, hanya jawaban Luna yang dianggap jujur sedangkan Yunka dan Shella hanya saling memandang satu sama lain. Dari sekian banyaknya jawaban mereka yang terlontar, guru itu malah mengganggap mereka yang memulai pertengkaran dan saling menyalahkan.

Yunka dan Shella memanggil wali kelas mereka agar mendapat pembelaan dan segera menyelesaikan masalah ini. Sampai wali kelas mereka Tertuju pada satu sudut yang menunjukan CCTV terpampang jelas disana. Wali kelas Yunka mengusulkan untuk melihat rekaman CCTV yang terpasang di kantin. Semuanya setuju untuk melihat rekaman tersebut kecuali Luna.

Wajahnya tampak panik mencoba meyakinkan bahwa dia tidak bersalah dan CCTV tidak merekam apapun, tetapi tidak mungkin karena pastinya semua sudut sekolah memiliki celah yang terpasang CCTV.

"Pak tidak ada apapun di sana, tidak mungkin terekam juga" Ucap Luna kembali meyakinkan.

"Jika tidak ada apa-apa, lantas kenapa kamu panik?" Jawab wali kelas Yunka.

Rekaman CCTV diputar dan menunjukan beberapa adegan kilas balik yang ada di kantin, dan yah Luna dinyatakan bersalah dan mendapat peringatan atas tindakan pembullyan. Panggilan orang tua jika terjadi sampai kedua kalinya.

Yunka dan Shella merasa lega karena terselamatkan oleh wali kelas mereka, Yunka dan Shella berterimakasih atas bantuan wali kelas dan mengucapkan salam untuk pamit undur diri. Mereka berdua berjalan kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran yang mereka lewatkan karena adanya sedikit perdebatan.Ya, mereka bershyukur karena masalah mereka selesai dan tidak harus di perpanjang.

"Untung tadi bapak ngide buat liat CCTV" Ujar Yunka sambil menghela nafasnya.

"Benar, jika tidak habis kita hahaha" Di susul tawa keduanya dan kelas kembali hening saat guru memasuki kelas mereka untuk melanjutkan pembelajaran
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post