YHOVI ESTIANTI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Telur bebek

"Aih....kemana lagi kita harus mencari telur bebek?" Ucapnya frustasi dengan mengacak rambutnya.

Dimas, Yudis, dan Juna adalah siswa kelas IX-B yang di tugaskan untuk mencari masing-masing satu telur bebek sebegai praktek kelas mereka. Setiap kelompok berisi tiga orang dan setiap orang wajib membawa telur bebek.

Dan saat ini ada kabar baik dan kabar buruk, kabar baiknya mereka sudah menemukan bahan-bahan yang lain sebagai pelengkap dan kabar buruknya, tampaknya mereka belum juga menemukan bahan utamanya yaitu telur bebek.

"Yudis, kamu coba telfon kelompok lain siapa tau ada yang sudah dapat"

Yudis mengeluarkan ponselnya dari saku celana untuk menghubungi beberapa temannya yang mungkin saat ini juga sedang mencari telur bebek.

"Tidak ada yang aktif" ucapnya kecewa sembari kembali menyimpan ponselnya.

"Juna, ibumu belum juga pulang? siapa tau kita bisa tanya nanti"

"Belum Dim, ibu belum pulang katanya sih mau mampir dulu ke rumah teman dekatnya" Yudis, Dimas dan, Juna mulai kesal karena tak kunjung mendapatkan telur bebek yang menjadi bahan utama mereka.

Hingga, cekcok terjadi di antara mereka. Saling menyalahkan satu sama lain dan mulai bertengkar.

"Dimas sih diajak dari kemarin tidak mau, susah kan!" Ujar juna dengan nada kesal.

"Lah kenapa menyalahkanku? Yudis juga kemarin bilang tidak bisa ikut" Sahut Dimas kembali tak kalah kesal.

Pertengkaran pun terjadi dan saling tarik-menarik hingga pukul-memukul dan saling bersahutan suara.

Iya semua kesal di sini, Namun apa gunanya bertengkar di saat ini? Yudis lebih baik menjadi penengah agar bisa sama-sama membela. Yudis melerai pertengkaran di antara mereka dan mencoba membuat keadaan lebih tenang.

"Heh! sudahlah, apa masih ada waktu bertengkar di saat begini? ayo kita lihat beberapa rumah warga lagi yang berternak bebek" Lerai Yudis sembari menghalang keduanya menggunakan tangan.

Akhirnya Dimas dan Juna kembali melanjutkan tujuannya untuk mencari telur bebek tersebut namun masih dalam keadaan sedikit uring-uringan.

Tak seberapa jauh setelah mereka kembali menelusuri rumah warga, ada satu gubuk tua yang masih sangat kokoh namun tampak seperti bangunan lama. Ada satu orang yang keluar dari sana dengan membawa tongkat di tangannya dan kacamata dengan lensa bening bertengger di hidungnya.

"Kalian sedang mencari telur bebek?" Ujar kakek itu dengan suara yang sudah sedikit samar.

Yudis, Juna dan Dimas mengangguk mengiyakan ucapan sang kakek yang berdiri di hadapannya. Kakek itu menunjuk ke kandang di smping rumahnya lalu membuka pintu masuk kadang untuk mengambil telur.

"Ambil saja, tapi hati-hati ya? kakek sudah tidak bisa ambilkan"Mau tidak mau inilah satu-satunya jalan untuk mendapatkan telur bebek yang mereka cari sejak tadi.

Setelah memasuki kandang mereka di sambut oleh bebek-bebek yang mulai mendekat dan semakin mendekat.

Perlahan kaki mereka mundur hingga terhimpit pada pagar jeruji di belakang mereka.

"Yudis kamu lari ke sana, aku sama Dimas ambil telurnya" Ujar Juna sepakat.

Yudis berlari ke sebrang kandang untuk mengalihkan perhatian para bebek sementara mengambil tiga telur tersebut.

Bebek-bebek itu tampak mematuk pada baju Yudis yang untungnya dia menggunakan pakaian tebal dan tidak mudah robek. Ya, ribut?sangat suara bebek di sana meramaikan suasana dan membuat ricuh.

"YUDIS!" Juna melambaikan tangannya pada Yudis untuk kembali keluar kandang dan Dimas yang sudah membawa tiga biji telur bebek. Yudis dengan kecepatan kilat melepas sendalnya dan melemparkannya kembali ke sebrang kandang agar dia bisa berlari keluar.

Sorak bahagia mereka terdengar setelah mendapat tiga biji telur bebek yang sedari tadi dicarinya dengan penuh perjuangan. Mereka kembali ke rumah Juna untuk mengumpulkan telur bebek dan disimpan untuk dibawa besok.

"Loh ibu sudah pulang?" Ucap Juna menyapa ibunya yang sedang duduk di teras rumah.

"Iya, oh katanya besok di suruh bawa telur bebek ya?" Ucap ibunya kembali bertanya.

"Iya bu, ini habis ngambil tadi" Jawab Juna kembali.

"Loh? ini ibu belikan" Ketiganya hanya menghela nafas kasar sembari mengelus dada 'Sabar' Batin mereka.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post