Yessin Klaristian

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

MENJADI SISWA BERKARAKTER DI ERA DIGITAL

MENJADI SISWA BERKARAKTER DI ERA DIGITAL

Karya: Yessin Klaristian

Di zaman ketika seluruh dunia dapat diakses hanya dengan satu klik, apakah kita sudah cerdas dalam memanfaatkannya? Berdasarkan laporan Digital 2024: Indonesia yang dirilis oleh We Are Social dan Meltwater, pengguna internet di Indonesia menghabiskan rata-rata 7 jam 38 menit per hari untuk berselancar di dunia digital (We Are Social & Meltwater, 2024). Generasi muda sangat akrab dengan teknologi dan internet, namun kedekatan ini belum tentu diiringi dengan kebijaksanaan dalam penggunaannya. Hal ini mengingatkan kita akan siklus pendidikan masa kini (Kurikulum Merdeka) yang memberi ruang bagi siswa untuk berkembang sesuai potensi dan pribadi masing-masing.

Sayangnya, tantangan yang dihadapi siswa hari ini bukan sekadar akses teknologi, tetapi bagaimana memilah dan memaknai informasi dengan bijak. Literasi digital belum menjadi keterampilan dasar yang dimiliki semua siswa. Banyak dari kita yang masih mudah percaya pada hoax, terpancing oleh konten viral, dan bahkan kesulitan membedakan antara informasi yang membangun dengan yang merusak. Padahal, teknologi seharusnya menjadi alat bantu dalam pengembangan diri, bukan justru menjadi sumber distraksi dan tekanan sosial.

Budaya digital yang menekankan citra dan popularitas memperparah kondisi pelajar saat ini, terutama fenomena FOMO dan mentalitas yang instan memicu kegelisahan, hingga membuat banyak siswa merasa dirinya “tidak cukup” karena membandingkan hidupnya dengan konten online. Dalam hal ini, sekolah dapat mengintegrasikan literasi digital ke dalam kurikulum melalui verifikasi fakta dan analisis berita. Sementara itu, orang tua bisa mendukung lewat “jam keluarga bebas gadget” guna membangun kedekatan dan tanggung jawab digital.

Sebagai generasi muda di era digital ini, kecerdasan dan akhlak bukanlah dua hal yang bisa dipisahkan keduanya harus menjadi fondasi bagi setiap pelajar. Kolaborasi antara siswa, guru, sekolah, dan orang tua menjadi kunci utama untuk mengarahkan teknologi sebagai sarana pembentuk karakter, bukan sekadar hiburan atau pencitraan. Maka, mari menjadi generasi muda yang tidak hanya cakap berselancar di dunia maya, tetapi juga kuat secara batin dan etika.  

DAFTAR RUJUKAN

Kemp, S. (2024, February 20). Digital 2024: Indonesia — datareportal – global digital insights. DataReportal – Global Digital Insights. https://datareportal.com/reports/digital-2024-indonesia. Diakses pada 10 Mei 2025.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post