Astraea Althea

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Jati Diriku Ada dalam Buku

Jati Diriku Ada dalam Buku

Halo, semuanya! Namaku Nafisa Mahdiya Rizkyaningdyah, biasa dipanggil Nafisa. Pada kesempatan kali ini, aku akan menceritakan, betapa besar cintaku terhadap buku. Buku bagaikan sahabat bisu yang menemani hidupku. Buku takkan luput dari genggaman tanganku walau hanya sehari. Buku adalah salah satu benda terpenting bagiku yang ada di dunia ini.

Pertemuanku dengan buku, sahabat sejatiku seumur hidup, adalah pada saat aku kelas satu.

Ketika pertama kali bertemu dengan buku, saat aku kelas satu SD, itu menjadi pertemuanku dengan benda yang sangat berharga. Buku, yang akan menjadi sahabat dalam keseharianku dan kelak, Insya Allah, akan membawa kesuksesan bagiku.

Rasa cintaku terhadap buku tumbuh ketika menjalankan program sekolah yang berhubungan dengan literasi, salah satunya adalah membawa pulang buku yang tersedia di perpustakaan sekolah dan membacanya di rumah.

Sejak kelas satu itulah, aku mulai mencintai buku. Setiap hari aku membaca buku. Ada perasaan bahagia yang muncul ketika aku membaca buku, namun, aku tidak tahu kenapa perasaan bahagia itu muncul. Intinya, aku senang dan suka membaca buku.

Tahun demi tahun berlalu, kemampuan literasiku meningkat berkat membaca buku. Kemampuan menulis ceritaku berkembang pesat. Aku tidak tahu kenapa, tapi ada satu hal yang bisa aku pastikan. Kegemaranku membaca yang sedemikian besar menjadi alasan kenapa kemampuan menulis ceritaku cukup tinggi.

Kenapa kalau mau jadi penulis, harus banyak-banyak membaca? Itu karena dengan membaca, daya imajinasi kita jadi lebih tinggi, kemudian, perbendaharaan kata kita jadi semakin banyak. Itu teori yang sangat terbukti, menurutku. Karena aku sendiri juga mengalaminya.

Aku banyak membaca buku bergenre fantasi, karena aku suka dan aku ingin membuat cerita fantasi yang bisa mendunia. Contoh buku bergenre fantasi yang menjadi favoritku adalah serial Harry Potter, serial Bumi, serial Theodosia, dan lain-lain. Di rumahku, ada banyak rak buku penuh dengan koleksi bacaanku.

Dari kebiasaanku membaca buku tersebut, tidak hanya perbendaharaan kata dan daya imajinasiku yang meningkat, namun juga gaya bahasa. Saat aku menulis cerita, aku terbiasa menggunakan gaya bahasa dari buku yang kubaca, dan yang paling menonjol adalah gaya bahasa buku karangan Tere Liye.

Nah, karena kemampuan menulis ceritaku yang cukup memadai itulah, aku terpilih menjadi satu-satunya murid yang terpilih untuk mewakili sekolah dalam Lomba Menulis Cerpen. Alhamdulillah, aku telah memenangkan banyak Lomba Menulis Cerpen semenjak pertama kali ikut, dan prestasiku yang terbesar adalah ketika aku menjadi Juara 1 Lomba Menulis Cerpen Tingkat Kota Depok 2020.

Namun, entah kenapa, rasa cinta teman-temanku terhadap buku tidak sebesar rasa cintaku. Aku tidak mengerti. Padahal, bagiku, buku sangatlah berharga. Meskipun sekarang aku menjadi lebih berdekatan dengan gadget, aku tetap mencintai buku. Tak ada satu pun hari tanpa aku membaca buku. Bahkan, ketika hendak jalan pagi pun, aku ingin sekali untuk membawa buku yang sedang kubaca.

Ya, aku tidak tahu, kenapa anak-anak Indonesia sekarang lebih memilih untuk bersahabat dengan gadget daripada bersahabat dengan buku. Padahal, tanpa buku pun, bisa jadi, gadget itu tidak akan ada. Pikirkan, bagaimana para penemu gadget bisa menemukan gadget itu? Tentu saja dengan belajar! Belajar itu dari buku, buku adalah jendela pengetahuan. Tidak membaca buku sama saja dengan menutup jendela pengetahuan.

Jika kalian, anak Indonesia, ingin menjadi orang sukses, maka yang perlu kalian lakukan adalah belajar dan membaca buku. Janganlah kalian anggap membaca buku itu tidak penting. Coba pikirkan, sejarah atau peristiwa di masa lampau, adalah peristiwa-peristiwa yang membentuk masa depan. Kita bisa mempelajari peristiwa-peristiwa di masa lalu untuk mencegah hal buruk terjadi. Salah satu cara untuk mempelajarinya adalah dengan membaca buku.

Demikianlah, sudah seharusnya anak Indonesia lebih mencintai dan giat membaca buku. Sekian pengalaman dan pendapat dariku, terima kasih sudah mau membaca ceritaku!

Biodata:

Konnichiwa! Namaku Nafisa Mahdiya Rizkyaningdyah, biasa dipanggil Nafisa. Aku lahir di Depok, 30 Oktober 2009. Aku adalah seorang pelajar yang saat ini duduk di bangku kelas enam SD Islam Al-Fauzien. Hobiku antara lain adalah menulis, membaca, dan menggambar.

Jika kalian ingin berkenalan lebih lanjut atau bahkan ingin menjadi teman online-ku, kalian boleh mengirimkan e-mail ke [email protected] atau mengirimkan pesan ke no. WA berikut: 085216572867. Oh, ya, jangan lupa follow @velvetluna.nmr di Instagram, subscribe channel YouTube-ku: Velvetluna NMR, dan kunjungi blog-ku: velvetlunanmr.blogspot.com. Terima kasih sudah mau membaca ceritaku, sampai jumpa!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Baru liat, Nafisa ikut juga ternyata

10 Nov
Balas

Keren, Ganbatte!

10 Nov

Ehehee, iya, Kak Aila

10 Nov



search

New Post