Umar Abdul Aziz

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Gaun Pink

Gaun Pink

Sisca melihat sebuah gaun pink di sebuah mal. Saat itu, dia pergi ke mal bersama ibunya. Gaun itu terpajang di depan toko baju. Ada beberapa gaun yang di pajang dengan gaun pink tersebut. Harga-harga tertera di bawah masing-masing gaun. Maing-masing gaun memiliki motif yang indah. Dari semua gaun yang terpampang, gaun yang paling bagus dan paling mahal adalah gaun pink itu.

Wah, aku ingin sekali membeli gaun pink itu. Gaun itu cantik sekali. Orang-orang di sekitarku melirik gaun itu dan memuji gaun itu. Tetapi harganya mahal sekali. Bagaimana caranya ya agar aku bisa membeli gaun itu? kata Sisca dalam batinnya. Beberapa menit setelah melihat gaun pink itu, Sisca meninggalkan toko baju itu dengan ibunya. Sampai di rumah dia berpikir bagaimana caranya agar bisa membeli gaun itu. Setelah tahu caranya, dia mengambil celengan dan melihat isinya.

Ternyata masih kurang, Sisca memutuskan untuk berjualan kalung, gelang, dan manik-manik. Sisca rajin, telaten, dan serius dalam membuat barang-barang itu, sehingga barang-barang nya laku. Hasil penjualnya laris manis. Dua bulan kemudian, dia mendapat uang yang cukup. Seminggu kemudian, dia pergi ke mal. Gaun pink tersebut masih ada di toko itu. Kemudian, tanpa banyak pikir, Sisca membayar gaun tersebut, dia merasa senang sekali memiliki gaun pink yang baru itu. Gaun tersebut seperti menjadi benda kesayangannya.

Tapi setelah 6 bulan dia merasa aneh dengan gaun tersebut. Gaunnya sempit dan tidak nyaman dipakai, selain itu, satu persatu teman Sisca mulai jarang menyapanya. Sisca merasa, itu efek kesalahan yang tidak disadari oleh Sisca.

Setelah membeli gaun tersebut, Sisca menunjukan kepada teman-temannya. Teman-temannya senang melihat Sisca mengenakan gaun pink itu. Sisca hanya nyengir. Waktu demi waktu berlalu, Sisca mulai menyukai gaun tersebut. Tidak ingin gaun itu diberikan kepada siapapun, marah sekali jika gaun itu terkena noda sebesar titik, tidak ingin gaun itu kotor dan sebagainya.

Karena sikap Sisca itu, teman-temannya mulai menghindarinya bahkan hidupnya terasa tidak nyaman. Sisca mulai merasa aneh dengan gaunnya itu, setelah itu dia berpikir untuk mencari cara untuk menghilangkan perasaan tersebut. Saat melihat tumpukan baju di lemari pakaian di kamarnya, terbesit dalam pikirannya sebuah ide, lalu dia mulai mengumpulkan benang, jarum, baju, rok dan kain. Dia mengkolaborasi barang-barang tersebut menjadi kreasi-kreasi pakaian yang unik dan menarik. Sisca dibantu oleh ibunya.

Setelah berminggu-minggu, semua pakaian kreasi itu jadi. Terlihat cantik dan unik. Sisca memberikan semua itu kepada teman-temannya, awalnya mereka tidak mau menerima, namun salah satu teman Sisca mengatakan, bahwa Sisca menebus kesalahannya melalui pakaian-pakaian itu. Kemudian, mereka mau menerima. Teman-teman Sisca senang sekali mempunyai pakaian yang cantik dan unik. Teman Sisca ada 5 orang. Semuanya perempuan.

Setelah semua pakain diberikan kepada temannya, Sisca minta maaf atas kesalahan-kesalahan yang pernah dia lakukan kepada mereka. Mereka menerima permintaan maaf Sisca. Sisca belajar dari kesalahan-kesalahannya, bahwa dia tidak boleh pamer, tidak sombong, dan berpikir jika ingin membeli sesuatu.

Setelah itu Sisca kembali bersahabat dengan teman-temannya dan hidupnya kembali normal.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post