Gema Subuh

Seperti biasanya, setiap subuh syifa selalu melaksanakan sholat berjamaah ke masjid baburahim batu-basa yang tidak jauh dari rumahnya. Ia biasa pergi dengan teman-temannya dan kadang di antar oleh ibunya. Memang benar, waktu subuh itu adalah waktu yang sangat sulit bangun bagi orang-orang, termasuk juga bagi syifa. Untuk membuat mata terbuka saja ia harus menguatkan diri.

Sekarang sudah pukul 05.45, nanti kamu terlambat ke masjid, ujar sang ibu kepada syifa.

“Syifa bangun nak”!! panggil ibu

ibunya hampir berkali-kali untuk memanggil nama syifa.

Ia pun akhirnya bangun dan duduk menatap jam dinding yang selalu bergerak sambil mengumpulkan nyawa, setelah itu syifa berdiri menuju kamar mandi dengan keadaan setengah sadar, dengan rambut yang masih berantakan dan dengan raut wajah yang kusam. Syifa mengambil air wudhu’ dan membasuh seluruh wajah dengan air yang berada di gayung, dengan terkejutnya karena kedinginan.

Mukena telah disediakan oleh ibu di meja biasanya. Syifa mengambil mukena tersebut dan meminta izin kepada ibu untuk pergi ke masjid. Perjalanan pun dimulai dengan doa dan basmallah, syifa adalah anak yang baik dan sholeha sehingga doa-doa banyak yang ia hafal. Cuaca pagi subuh itu memang membuat syifa berlari dengan cepat dari rumah menuju masjid, supaya sesampainya ia di masjid badannya akan terasa lebih hangat dari sebelumnya. Perjalan hari ini bukan main katanya, karena hari ini tidak ada yang menemani perjalanannya menuju masjid karena ibu sedang mengurusi adik syifa, dan teman-temannya sudah pergi terlebih dahulu dari pada syifa karena ia terlambat bangun.

Saat ia hampir sampai di masjid seekor anjing pun mennyalak dengan keras , AW..AW..AW..

Syifa saking ketakutannya berteriak sambil menambah kecepatan larinya tanpa memikirkan apakah akan dikejar atau tidak oleh anjing tersebut.

Kakinya bergemetar kencang, bibirnya menggigil,dan termenung kaku di depan pintu masjid karena merasa sudah aman dan jauh dari jangkauan anjing liar itu. Syifa menghela nafas dalam-dalam dan menghepaskannya supaya teman-tmannya tidak tahu kalau ia siap dikejar anjing.

Syifa pun masuk kedalam masjid dan khalisa teman dekat syifa telah menyahut dari kejauhan mereka berdua memang anak yang sangat rajin kalau ke masjid. Mereka selalu duduk paling sudut kaca agar bisa menghirup udara segar dari dalamnya.

Allahuakbar,Allahuakbar…….

Allahuakbar.Allahuakbar…….

Adzan berkumandan, syifa dan khalisa menutup mulut rapat-rapat agar mereka bisa mendengarkan adzan itu. Gemanya membuat mata mereka berdua ingin tertidur kembali karena adzan itu terdengar merdu. Sandaran sudut kaca dan angin sepoi-sepoi ingin rasanya syifa balik ke rumah dan mengambil selimut.

Eh syifa, kamu tahu ngak siapa yang adzan itu? Khalisa pengen tidur deh kalau dengarnya kamu juga ya syif? Haa ngaku aja tuh matanya udah setengah WHAT ..hihihihi

Ngak juga, aku mah kuat,mana ada kalau pengen sholat itu ngantuk itu namanya setan khalisa. Adzan telah selesai berkumandan , dengan wajah semangat 2 rakaat sebelum shalat wajib mereka tunaikan dengan bersamaan setelah selesai qhomat dimulai oleh imam. Mereka berdiri paling tengah agar bisa cepat pulang

Sholatpun berlangsung suara merdu imam dari belakang terdengar sangat indah bagi syifa dan khalisa. Walau masih kecil perjuangan mereka untuk sholat berjamaah tidak pernah mereka tinggalkan karena dari kecil mereka sudah di didik oleh ayah dan ibu yang tegas. Suatu saat mereka akan menjadi pemudi yang akan menerus generasi bangsa ini terutama bagi orang tua sekarang tentu bangga memiliki anak seperti mereka berdua.