Magical World Season 3 - Petaka Festival Bunga-bunga (1)
Pagi itu, orang-orang di istana sibuk menyiapkan Festival Bunga-bunga. Festival tersebut akan diadakan di halaman belakang istana yang penuh dengan pohon-pohon rindang dan air terjun di sudutnya. Orang-orang dari segala penjuru Magical World akan pergi ke Magic Palace membawa bunga-bunga. Hari itu adalah Hari Flosventus. Hari itu berangin kencang, tapi sejuk dan tidak membuat orang menggigil.
“Selamat pagi, Nona Ellen!” seseorang menyapa di belakangnya.
“Selamat pagi.., mmm.., Tuan Dooboo, ya?” Ellen ragu-ragu menyebut nama.
“Ooo.., Nona Ellen mengingat saya! Ya, Anda benar, saya Tuan Dooboo!” Tuan Dooboo terkekeh. Dia melepas topinya, membungkuk hormat.
“Selamat pagi, Kakak Ellen!” tiba-tiba, anak kurcaci perempuan lompat memeluknya.
“Ehh.., eee.., selamat pagi!” Ellen merasa canggung karena dipeluk orang yang tak dikenalnya.
“Itu Danea, putriku,” Tuan Dooboo memberitahu.
“Anda membawa bunga apa, Tuan Dooboo?” Asera bertanya.
“Bunga zelazelle,” Tuan Dooboo menjawab. Asera mengangguk-angguk.
Dalam waktu setengah jam, halaman belakang istana sudah dipenuhi ratusan sampai ribuan orang. Orang dewasa membawa bunga-bunga. Beberapa remaja membawa layang-layang raksasa. Sedangkan empat sekawan, Roselle, Sara, dan Tiara akan melepas kupu-kupu dari dalam sangkar.
“Baik, semuanya! Mari kita mulai festivalnya..!” seru Ratu Yurisa, dengan bunga renarene yang digunakan sebagai pengeras suara.
Wuuuuuuush…! Ketika reventus[1] berseru memberikan aba-aba, semua orang melemparkan bunga-bunga dari keranjang ke udara. Angin berhembus kencang, menerbangkan bunga-bunga tersebut dan membuatnya menjadi pertunjukan di udara. Sesekali, Asera mengendalikan angin untuk membuat atraksi bunga yang spektakuler. Para remaja segera melayangkan layang-layang raksasa di langit. Musik bertabuh dan mengiringi festival. Anak-anak berseru “ooohh..!” dan “wow..” sambil memandang langit yang dipenuhi bunga. Semerbak harum bunga memenuhi udara.
Whuuuuush..! Aneka macam bunga berputar di udara, melakukan putaran dan membentuk angka delapan. Bunga-bunga tersebut melejit dengan cepat, meluncur dan menyentak dengan gerakan-gerakan yang unik.
Peri-peri dari Fairyland datang, berukuran sekecil beri. Mereka memenuhi langit-langit dan saling mengangkat tongkat bunga mereka, membuat hujan bunga berguguran ke tanah. Para penyihir dengan sapu terbangnya berterbangan dan berputar di udara, melakukan formasi tarian yang indah.
Poooof..! Ketika semua bunga-bunga menghilang, terbang dibawa angin, reventus berseru tiga kali.
“Ooooff.. oooofff.. ooooofff..,” begitu katanya, dengan suara seperti peluit. Ellen menahan tawa melihat ekspresi reventus itu yang terlihat konyol.
“Sekarang saatnya!” seru Roselle.
Ellen membuka sangkar kupu-kupunya, bersamaan dengan teman-temannya. Wuuuushh..! Kupu-kupu berterbangan di langit, terlihat seperti tornado kupu-kupu. Kawanan kupu-kupu itu meliuk-liuk di udara. Kupu-kupu dengan jenis glowbloom, bercahaya warna-warni di antara kawanan kupu-kupu lainnya.
Peri-peri bergabung dengan kawanan kupu-kupu itu, terlihat serupa. Ellen tak bisa membedakan, mana yang peri dan mana yang kupu-kupu. Lily, yang tak bisa menahan diri lagi, menjerit dan berubah ukuran menjadi kecil. Dia terbang bersama peri-peri dan kupu-kupu, menghilang dalam rombongan tersebut.
Brrrrshhh..! Ketika semua kawanan kupu-kupu menghilang dan para peri sudah kembali (termasuk Lily), tiba-tiba, hujan turun dengan derasnya. Ellen menjerit riang, menengadahkan kepalanya. Dia segera membuat tongkat sihirnya menjadi payung. Tanah segera menjadi becek. Ellen berlompatan ke sana kemari.
“Whohoooo..! Perang lumpur lagi..!” Asera berseru-seru, bersiap mengerahkan kemampuannya.
“Akh..! Tolong, jangan badai lumpur..!” Lily menjerit. Dia segera berubah menjadi ukuran biasa, kemudian, sebelum Asera melakukan apa-apa, Lily sudah membekukan kedua tangan Asera.
“Hei.., tolong, jangan bekukan, jangan bekukan!” Asera menjerit-jerit.
Lily tertawa, melambaikan tangannya. Es yang membekukan kedua tangan Asera segera meleleh. Byurrr..! Wajahnya terkena lumpur dari Asera, yang segera diikuti oleh serangan lumpur dari Ellen dan Wizzie.
Orang-orang lainnya segera bergabung dengan permainan lumpur mereka. Dalam ketidaksengajaan, terbentuklah dua kubu pertempuran. Mereka saling melemparkan lumpur. Tentu saja kubu Asera yang menang, karena dalam sekali lambaian tangan, semua segera tenggelam dalam lumpur.
“Hahahaha! Aku adalah… penguasa lumpur..!” Asera tertawa terbahak-bahak.
Ellen tertawa. Tangan kanannya mulai bercahaya lagi, seperti biasa, ketika hujan turun. Wajahnya sekarang bahkan bercahaya juga. Dia melemparkan lumpur pada Asera. Sementara orang-orang di sekitarnya berhenti bermain, memperhatikan Ellen dengan termangu.
“Berani-beraninya kau berbuat seperti itu pada ratu lumpur?!” Asera berakting. Dia bersiap membuat badai lumpur untuk menyerang Ellen.
Yang terjadi berikutnya benar-benar di luar dugaan Ellen. Secara tiba-tiba, ada sosok menyebalkan muncul di depannya, membelakangi dirinya. Ya, siapa lagi kalau bukan Nicole, pelayan sok kuasa? Dia mengepalkan tangan kanannya. Dalam sekejap, Asera tidak bisa bergerak, hanya bisa berbicara. Dia tumbang ke tanah, dalam posisi mematung.
“Nicole! Apa yang kamu lakukan?!” Ellen berteriak. Wajahnya semakin bercahaya. Hujan semakin deras.
Nicole berbalik, memandang Ellen dengan tatapan kosong. Dia tampak lebih menyeramkan saat itu dibandingkan ketika dia berteriak marah-marah. Ellen diam mematung ditatap seperti itu. Kemudian, lagi-lagi, Nicole menghilang.
“Ka.. kalian.. Kalian kenapa?!” Ellen terkejut melihat sekelilingnya. Semua orang seolah membeku, tak bisa bergerak.
Ellen terdiam, ekspresi wajahnya dikuasai kepanikan. Semua orang membeku tanpa alasan. Ada apa sebenarnya? Apakah semua ini karena Nicole?
[1] Sang “sahabat angin” di Magical World yang bisa membaca arah angin.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Lanjutt Bu Apica! Ehe, Aku cuka nih. "Hei, dari mana kau cakap Indo, nih?" tanya Cahaya. "Dari buku.. tuhh" tunjukku seraya memutar balikkan waktu. Hahaha, seru sekali menjadi Emerald! Ellen, aku ke duniamu boleh gak sih? (Coba tebak, siapa orang yang bisa memutar balikkan waktu?) Salah satu anggota Ituyiras yang konyol
Emerald palsy* (ups)
aku bingung kamu ngomong apa. -_- silahkan saja pergi ke dunia ellen. ellen hanya berkata, "ini siapa, ya? aku lagi sibuk. abad depan aku bukain portalnya, kalo aku masih hidup."
spoiler gratis ada di sini :)
cuka, hahaha. aku yakin aku gak suka cuka. yeah, panggilan baru. apica. + ku. apicaku. ayem picaku tambah a.
ahh, ayem pelupa. kan yg ada pikachu, bukan picaku. pantes, dibaca ulang-ulang, rasanya aneh.
Ehh, wait wait. Pertanyaanku jadinya dijawab yang mana nih? Siapa orang yang bisa memutar balikkkan waktu? Paling konyol. Padahal udah tau lo kamunya
jawabannya, aku gak ngerti.
oya, aku tau. mmm, doraemon. hahaha. itu sih bukan memutar balikkan waktu. tapiii, memutarbalikkan waktu itu (aku yakin) melawan semua hukum fisika. aku tau ini dunia khayalannnn, bahkan kehidupan di bumi ibaratkan hanya mimpi