“Sang legendaris seni bela diri!” Lily berseru. “M..Mas..”

“Master Fau! Itu, kan, Master Fau!” Roselle tampak terkejut.

“Master Fau?” Ellen justru bertanya bingung. Dia mendekat, memperhatikan gambaran tersebut.

“Ya ampun, Ellen..! Master Fau, Ellen, Master Fau!” Lily mengguncang-guncang bahu Ellen, tampak gemas sekali. “Masa’ kamu enggak tahu, sihh..?”

Ellen menggeleng. Wizzie dan Asera juga menggeleng. Mereka sama-sama tidak tahu. Malah, menurut Ellen, tahu tentang Master Fau itu agak aneh untuk seusia mereka. Apakah mereka benar-benar harus tahu tentang Master Fau?

R melambaikan tangannya. Gambaran di udara itu menghilang. Kemudian, dia duduk kembali di awannya, memandang Ellen.

“Master Fau adalah ahli seni bela diri legendaris dengan kemampuan tingkat master. Dia berasal dari negeri Fourheaven, alias negeri surga minor. Saya tidak tahu selain itu, karena kehidupannya memang misterius dan dia melarang siapa pun membawa catatan mengenai dirinya selain ke negeri surga minor dan negeri surga mayor,” R menjelaskan. “Selain itu, menurut kabar, dia memiliki kemampuan untuk mengendalikan elemen api.”

“Jadi.., apa yang harus saya lakukan, Tuan Awan?” Ellen bertanya.

“Kamu harus menemuinya dan kalau firasat saya benar, kamu harus berguru padanya,” jawab R.

“Wahh, berguru…,” Lily termangu. Tampaknya, berguru adalah kegiatan yang paling membahagiakan dalam hidupnya.

“Tidak bisakah aku berkomunikasi dengan alat komunikasi saja?” Ellen bertanya.

“Tidak, Master Fau menolak semua alat komunikasi dan melarang siapa pun yang berguru padanya untuk menggunakan alat komunikasi,” ucap R.

“Jadi, di mana aku bisa menemuinya?” Ellen bertanya.

“Di sebuah tempat di antara bumi dan surga,” R menjawab.

“Bumi? Bukan Magical World?” Ellen memastikan, mengerutkan dahinya.

R mengangguk memberikan konfirmasi. Itu berarti, Ellen harus pergi ke bumi terlebih dahulu.

“Jadi, bagaimana aku bisa pergi ke tempat itu?” Ellen bertanya lagi.

“Kamu harus mencari sebuah tempat bernama Pijakan Langit dan Bumi. Tempat itu adalah sebuah taman di balik gapura, yang berada di sebuah hutan berkabut bernama Misty Forest, di bumi. Di sana, kamu akan menemukan sebuah dua patung angsa yang saling berhadapan di tengah danau, sebuah portal. Kamu harus menunggu pelangi muncul agar portal tersebut sempurna terbuka,” R menjelaskan.

“Apakah kami boleh ikut bersama Ellen?” Asera bertanya.

“Tidak, tidak, tidak, Master Fau tidak akan menerima kalian,” R menggoyang-goyangkan telunjuknya.

“Tidak menerima kami?! Itu penghinaan!” Wizzie menjerit.

“Tidak, tidak, tidak. Kalian memang tidak pantas,” R menggeleng lagi.

“Penghinaan!” Wizzie dan Lily berteriak.

“Siapa yang menghina? Aku saja tidak menghina kalian,” R terkekeh.

“Baik, Ellen, kamu harus pergi ke bumi. Kalian, Aigo dan Riz, pergilah, selidiki penyakit aneh tersebut. Dan, Tuan Awan, terima kasih untuk bantuannya. Suatu kehormatan bagi kami untuk bertemu dengan Anda,” Ratu Yurisa membungkuk hormat.

Pooff..! R dan awannya langsung menghilang. Ellen hanya terdiam. Pergi ke bumi? Seorang diri? Haruskah?