Akun kosong

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Magical World Season 3 - Kedatangan R (1)

Magical World Season 3 - Kedatangan R (1)

Ratu Yurisa, Roselle, Sara, dan Tiara tampak terkejut melihat tangan Ellen, menahan napas. Aigo—yang memang belum pernah melihat tangan Ellen bercahaya—terdiam. Bahkan Riz pun juga terkejut, termangu. Ellen tampak canggung. Buru-buru dia menurunkan tangannya, melemparkan pandangan kesal pada Wizzie.

“Apa-apaan, sih, maksudmu itu?” Ellen mendesis pada Wizzie.

Wizzie tersenyum jail, mengangkat bahu sebagai tanggapan. Dia memainkan jarinya, menunduk. Asera memandangi orang-orang di sekitarnya, sedangkan Lily tampak mengantuk, mungkin karena terlalu mengusahakan tugasnya sampai lima lembar sehingga tidur larut malam.

“Ellen, apakah kamu tahu mengapa tanganmu bercahaya?” Ratu Yurisa bertanya.

“Tidak, Yang Mulia,” Ellen menggeleng, menunduk.

Ratu Yurisa terdiam lagi. Dia berpikir keras. Kemudian, tiba-tiba, dia teringat sesuatu.

“R! Dia pasti tahu!” Ratu Yurisa berseru.

Lily tersentak mendengar kata “R” disebutkan. Matanya kembali cerah, tidak mengantuk lagi. Ekspresi wajahnya seolah menunjukkan kalau ulang tahunnya dimajukan. Wajahnya tampak bersemangat.

“R? Maksud Yang Mulia, R si Tuan Awan?” Lily bertanya memastikan.

“Yaa, siapa lagi selain R yang terkenal itu?” Ratu Yurisa tersenyum penuh arti pada Lily.

“R? Tuan Awan?” Asera mengerutkan dahi.

Lily langsung menjadi profesor dadakan. Dia menjelaskan panjang lebar tentang R si Tuan Awan. R adalah tetua Magical World yang masih hidup, jauh lebih tua daripada Raphael leluhur Wizzie, umurnya diperkirakan dua ribu sampai tiga ribu tahun. Dia dijuluki sebagai Tuan Awan karena memilih untuk tinggal di hamparan awan di langit dan mengamati dunia di bawahnya. R memiliki awan bernama R-nuu, yang bisa dia kendarai ke mana pun dia inginkan.

“Yang Mulia mau memanggil Tuan Awan?” Lily bertanya pada Ratu Yurisa.

“Iya.., saya akan mencobanya. Semoga saja dia mau menerima panggilan saya,” Ratu Yurisa mengeluarkan sebuah kantong kecil dari dalam sakunya. Dia menaburkan sesuatu yang lembut seperti kapas glitter ke lantai, yang langsung mengepul.

Plop! Dari balik kepulan, melompatlah seseorang yang sangat kecil. Janggutnya menyapu lantai dan perlu dia seret, kalau tidak, janggutnya akan membuatnya tersandung. Pakaiannya sederhana tapi bersih. Dia melompat duduk ke atas sebuah awan yang muncul dari sisi lain dan dalam sekejap, dia langsung berubah ukuran.

“Tuan Awan!” Lily menjerit riang, seperti melihat bintang film terkenal muncul di hadapannya.

“Sejak dulu, aku kira Tuan Awan hanya legenda,” Wizzie menganga lebar-lebar.

“Mohon maaf atas janggut saya yang super panjang ini, saya sudah tidak cukur janggut selama kurang lebih seratus tahun, tapi untungnya, penampilan ini membuat saya semakin eksentrik,” R terkekeh, melesat ke sana kemari di dalam ruangan dengan menaiki awannya.

“Tuan Awan memang sangat eksentrik!” Lily tersenyum riang, mengacungkan dua jempol.

“Yeah, saya juga legenda yang nyata. Bukankah itu mengagumkan?” R terkekeh lagi.

“Sangat mengagumkan!” Lily mengangkat empat jempol, dua ditambah jari kakinya.

Ellen menepuk dahi. Kenapa Lily jadi aneh begini? Apakah otaknya sedang bermasalah? Terbentur batu dua ton?

“Oke, oke, saya yakin kalian memanggil saya karena ada suatu masalah. Baiklah, baiklah, ada masalah apa?” R bergaya macam detektif.

Ratu Yurisa mengangkat tangan Ellen, yang saat itu masih bercahaya. Ellen merengut kesal, karena tangannya terus saja diangkat padahal dia tidak ingin menjawab pertanyaan (memang tidak, hahaha).

R terdiam, memandang lamat-lamat tangan Ellen. Dia berubah ukuran menjadi sangat kecil, kemudian melompat ke tangan Ellen. Ellen menjerit, merasa geli. Lily memperhatikan R kecil sambil tertawa. Satu menit kemudian, R berubah kembali menjadi ukuran biasanya, melompat ke atas awannya.

“Saya sungguh minta maaf, orang eksentrik ini tidak bisa menjawab,” R membungkuk meminta maaf. “Tapi, menurut saya, sebaiknya Anda atau kalian menemui orang ini.”

Jari telunjuk R bercahaya redup. Dia mengayunkan telunjuknya di udara, seperti sedang menggambar. Garis-garis bersinar saling sambung-menyambung, membentuk suatu gambar. Kemudian, warna-warna mulai bermunculan. Dalam waktu satu menit, gambar di udara itu selesai.

Lily menganga. Dia mengetahui apa, atau lebih tepatnya, siapa yang R gambar. Roselle, Sara, Tiara, dan Ratu Yurisa terdiam, isi kepala mereka sama dengan Lily.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjutt

04 Sep
Balas

Lanjutttt

05 Sep

ummhh.., ngerjain tugas dulu akuh yaa :)

05 Sep

pasti aku lanjutin kok..

05 Sep

Ok, kutunggu yaaa lanjutannyaaa

05 Sep

ditunggu~

05 Sep

hiyaaa ;)

05 Sep

ma-acih, ya, ditunggu aja :D

05 Sep

bagus kak

04 Sep
Balas

makasih

04 Sep

sama sama jangan lupa baca punyaku yak...hehehe keren deh punya kakak

04 Sep
Balas

oya, udah baca email aku? dari [email protected] . aku ngirim email ke kamu loo

04 Sep

udah makasih ya..

04 Sep
Balas

:)

04 Sep

udah dibalas 'kah?

04 Sep

belum

05 Sep
Balas

udah

05 Sep
Balas

oke...

05 Sep



search

New Post