Tsania Ramadani Syuvi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

BELAJAR DARI NOL

Apa yang tersurat belum tentu yang tersirat. Artinya, apa yang terlihat belum tentu kenyataannya. Itulah yang terjadi dan kualami dalam hidupku ini. Kumulai semuanya dari titik awal kumenulis sampai saat ini. Hal ini bermula dari ajakan salah satu guruku untuk mencoba menulis karangan pertama kalinya dan kemenangan membuatku senang dan melanjutkan mengarang, dan yang membuatku sangat senang ketika aku termasuk salah satu dari 60 peserta berbakat di salah satu penerbit terkenal Ahlan yang membuat semangatku membara.

Awalnya aku hanya anak desa biasa, yang tinggal di sebuah desa di pantai utara yang jauh dari kota dan keramaian yaitu Desa Kapong, Kecamatan Batumarmar Kabupaten Pamekasan di pulau Madura. Saat itu aku duduk di kelas 4 SD Nageri Kapong 1 dan wali kelasku bernama ibu Yuli, nah ibu Yuli inilah yang menawarkankanku untuk menulis.

“Rani mau ngak ikut lomba?” kata ibu Yuli

“Lomba apa bu”? tanyaku penasaran

“Lomba menulis” jawab ibu Yuli

“Maaf bu, sepertinya saya tidak bisa. Saya juga tidak pandai menulis,” jawabku menolak.

Lalu jurus pamungkas ibu Yulipun terucap “kan belum dicoba kok sudah nolak” kata ibu Yuli. Akhirnya aku menerima ajakannya. Saat kutanyakan menulis apa, beliau menjawab menulis karangan dan akhirnya akupun menulis karangan tersebut.

Setelah sekian lama menunggu, akhirnya pengumuman pemenangpun keluar. Karena saat itu aku tidak punya laptop, maka aku menulis karanganku di buku tulis, lalu aku menyetorkannya ke ibu Yuli, beliaulah yang mengirimkan karangan tersebut ke website SaSiSaBu. Saat itu aku tidak pernah membayangkan akan menang. Saat pengumuman pemenang, ibu Yuli memberitahukan bahwa namaku termasuk dalam daftar pemenang, Mashaallah, tidak pernah kusangka sebelumnya. Karena itulah semangatku makin bertambah lagi untuk mengarang.

Semakin hari entah bagaimana aku semakin menyukainya, dan semakin hari aku semakin bisa saja merangkai kata-kata, itu kata bu Yuli lho, hi hi hi. Padahal bagiku sepertinya kata yang kubuat biasa saja. Semua juga tak lepas dari ibuku, dia pemberi semangat saat aku tidak menemukan ide apapun. Pada salah satu bulan di tahun 2021, ibu Yuli menyampaikan untuk membuat 2 karangan sekaligus. “Hah, kok di bulan ini ada 2 bu” tanyaku heran. Lalu ibu Yuli menjawab “iya untuk bulan ini kebetulan ada 2, jadi terserah mau mengerjakan 1 atau dua-duanya” jawab ibu Yuli. Akhirnya aku mengerjakan dua-duanya, tapi aku mengerjakannya satu persatu, dan untuk karangan yang pertama itu seperti lomba, nanti ada juara 1 sampai 3 yang berhak mendapatkan hadiah berupa uang tunai dan gratis buku yang kita tulis. Dan setelah selesai menulis serta mengirimkannya, tanpa disangka aku termasuk dalam 60 peserta berbakat., meskipun aku tidak juara. Alhamdulillah, karena yang ikut dah pinter-pinter, bahkan banyak diantaranya sudah punya buku hasil karya sendiri, dan bagi peseta berbakat lalu dimasukkan grup bimbingan lewat zoom. Hal baru bagiku belajar pakai zoom, bersyukur dapat banyak ilmu dari kakak- kakak lain yang bukunya sudah diterbitkan Ahlan.

Semuanya berlalu dengan sangat cepat, dan tak terasa sudah hampir satu tahun aku mengarang. Satu demi satu kata kutuliskan, kesusahan dan kesemuanya menyertaiku saat menulis. Semoga aku bisa meneruskan menulis karangan sampai titik akhir.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post