Tsabita Adzra

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
5#

5#

Aku melangkah ke meja guru menggenggam majalah. Sudah hampir sampai, tinggal beberapa lang-

KRINGG....

Bel berbunyi, kelas sudah di penuhi para murid.

Yahhh.... , aku bergumam kesal.

Qera berdiri di depan papan tulis. wajahnya yang percaya diri. Berdiri dengan tegap memegang buku paket , memperkenalkan diri.

" Selamat pagi anak-anak semua, perkenalkan nama ibu, Qera. Kalian bisa memanggil Bu Qera ya... salam kenal!," Qera membuka buku paket memulai pembelajaran hari ini.

Wajah Qera sesekali mengintipku yang melihat ke arah luar jendela.

" Vera?," tanya Qera yang berhenti menulis di papan tulis.

" Hmm, ya?," aku merespon.

" Bisa memperhatikan pembelajaran tidak?," tanya Qera.

" Tidak,"

jawabanku membuat seluruh kelas diam, aku kembali melirik ke luar jendela.

" Eh...si Vera gak sopan banget sihh..," suara siswa merunyam tertuju kepadaku.

" Vera, sebaiknya setelah pembelajaran ini, ibu akan berbincang sedikit,ya," Qera menawarkan dengan lembut.

" Tarserah,"

Qera melanjutkan pembelajaran.

***

- JAM ISTIRAHAT-

" Jadi kamu sengaja, Vera?," Qera bertanya.

" Hmm, ya aku sengaja, kalo kau pikir ulang mengobrol dengan guru di jam istirahat itu kan aneh, jadi kubuat lah masalah," aku beralasan.

" Hih, udah lah to the point aja! jadi mau nunjukin apaan sih, Ver?," tegur Rafael yang kesal.

" Nih,"

aku membuka halaman majalah yang membahas tentang hutan itu.

" Hutan ini?," Qera melirikku.

" Ya, hutan dimana Dira kakakku hilang," aku menujuk halaman itu.

" Hutan ini terlihat gelap, tropis dan liar," ucap Rafael.

" Bagaimana menurutmu, Qera?,"

Qera terdiam berusaha berpikir.

" Ya aku ingat! letak pengambilan foto ini adalah tempat dimana ku melihat kakakmu Dira!," Qera menjawab.

" Jadi maksudmu,Ver? kita harus menelusuri tempat ini sebelum mencari kakakmu?," tanya Rafael.

" Yappp!!! seratus! itu yang kumaksud!,"

Qera melihat halaman majalah itu dengan teliti.

" Tapi tunggu, dulu tidak ada batu besar dibagian sini," Qera menunjuk ke arah batu dalam foto itu.

" Kemungkinan besar, pelaku berusaha untuk menghilangkan jejak pada tempat-tempat dimana Qera berlari," aku menyimpulkan.

" Huahhhh...kita kemping besok loh, yakin gak nih kita bisa sukses melancarkan misi ini?," tanya Rafael menghembuskan napas yang berputus asa.

" Ku yakin ini akan berhasil kok, kita hanya butuh ingatan Qera ya kan?,"

" Ya, aku usahakan akan mengingatnya,"

Wajah Qera mulai serius tak menanggapi, aku dan Rafael kembali ke posisi semula.

" Ver, Vera!," seseorang mengguncang pundakku dari belakang.

" Ya," aku menengok ke arah belakang.

" Sstttt...,"

seorang gadis remaja berdiri di depanku. Wajahnya tersenyum dengan rambut terikat.

" Kamu kaget ya?," gadis itu tertawa tipis.

" Tu-tunggu kamu...," kata-kataku terputus.

" Ini aku Clara, kau ingat?,"

C-clara? bu-bukankah dia ada di Jerman? a-aku gak salah liat kan?

" Clara? bukankah, kamu ada di Jerman?," tanyaku.

" Hmm, entahlah aku kembali lagi! kau senang kan?,"

" Ya aku senang," aku tersenyum.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

lanjut k! jutunggu lanjutannya!

02 Apr
Balas

*kutunggu

02 Apr



search

New Post