Tsabita Adzra

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
14

14

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

" Apa yang tak aman?"

Qera menurunkan nada bicaranya. " Yang pastinya ku menyesal menyuruh Wina pergi,"

" Kenapa?"

Qera sedikit kikuk. " Wina tak akan kembali kesini..."

" Hah!?"

Ku berdiri lantas kembali menaikkan nada bicara. " Apa maksudmu!?"

" Wina, kuyakin dia sudah berada di tangan mereka..."

Ku terduduk, terdiam sejenak melihat langit biru yang terhalang beberapa ranting pohon besar. " jadi, itu alasanmu?,"

" Ya,"

Ku menatap Qera dengan pandangan kosong. " Kenapa kau bisa lupa? bukankah kau sangat ceroboh?"

" AKu tahu dan aku minta maaf-

" Gak ada gunanya, Qera."

" Nasi sudah menjadi bubur, kita kehilangan satu anggota. Ini baru hari pertama, kenapa sudah begini? aku tahu ini memang buruk, seharusnya ku bantah suruhan itu dan melupakan kakakku yang mungkin sudah tidak ada di dunia ini, ini semua salahku kau tak perlu minta maaf, aku egois, aku memang egois, kau boleh pergi, mungkin jika kau mengikutiku lagi kita akan mati bersama, jadi pergilah,"

Ku bergumam demikian, Qera yang daritadi menatapku hanya terdiam dan sedikit merespon. " Ver, hentikan!"

" Hah? kenapa? kau tak mau meninggalkanku setelah Wina hilang dari kita?"

" Bukan itu!"

" Lantas? mau kupanggil David agar menjemputmu?"

" Bukan!"

" Kita bisa melanjutkan ini, ku yakin Wina pasti punya caranya sendiri,"

Ku tatap kembali Qera. " Kau yakin? apa kamu sudah mengetahui segerombolan orang jahat itu?"

" Ya ku sudah tahu,"

" Begitu juga dengan Wina," lanjutnya.

" Apa mereka begitu licik, sampai kalian tak bisa menangkapnya?"

" Ya, begitulah,"

" Aku tak berharap lebih atas keberhasilan Wina kabur dari mereka," ucapku.

" Hei apa yang ku lewatkan!?"

Seseorang datang dari arah barat. " WINA!"

sayangnya bukan, itu Rafael dengan ember berisi air. " Ini aku Ver,"

" Oh ya! dimana Wina?"

" Belum datang,"

" Dan kita tak akan melihatnya sementara waktu," lanjutku.

" Maksud kalian?"

" Dia....

TRAK!

Belum selesai ku jawab pertanyaan Rafael, sebuah suara muncul dari belakang kami.

" Siapa?"

Ku tajamkan mataku, memegang sebuah ranting kayu walau ku tak tahu apa gunanya ranting itu.

" Siapa!?"

Suara itu semakin kencang membuat kami semakin waspada.

" Hei, ini aku Ver, Kita bertemu lagi...

______________________________

Bukankah itu?

Clara?

" Clara, kenapa kau-

" Ver! bahaya!"

" Apa yang bahaya?"

" Dia clara!"

Qera menarik lenganku, " Cepat kita harus lari!"

" Kenapa sih?" ku tepis tangan Qera yang menggenggam erat.

" Karena dialah musuh kita sebenarnya!"

" Hah?"

Ku tatap wajah polos Clara yang muncul di depan kami. " Sayangnya itu benar," lanjutnya tersenyum tipis.

" Clara? kenapa?"

" Karena aku membenci keluargamu,"

" Tapi bukankah keluargaku menganggap kamu anak yang baik?"

" Dasar anak polos, kau tak tahu apa yang terjadi sebelumnya!,"

Ku sedikit tercengang. " Polos?"

" Ya kau polos! selalu menganggap semuanya baik, begitu juga dengan keluargamu,"

Clara menghentikan ucapannya. " Sebaiknya ku serahkan kalian kepadanya,"

4 Orang Pria besar muncul dari kedua sisi, menghalangi arah jalan kami,

" Clara!"

" Clara!"

sayangnya dia tak merespon,

" Tangkap mereka..."

Perintah Clara terdengar jelas membuat kami hanya bisa melangkah mundur.

" Sebenarnya apa yang terjadi Ver?"

" AKu tak tahu..."

Kami semakin mundur, mundur dan mudur sehingga terpojok di pohon berhimpit tak memiliki celah.

" Ver, aku punya ide,"

kutatap Rafael yang menggenggam lenganku dan juga lengan Qera.

Rafael mendorong kami kearah depan...

" Lari!"

Ku sedikit kaget, Wina yang langsung mengerti menggendongku, berlari cepat melewati 4 orang bertubuh besar.

"QERA! Kenapa? kenapa kita meninggalkannya?"

" Karena ini rencananya, aku tak bisa menolak!"

Hujan turun membasahi rambutku, begitu juga air yang tergenang membuat suara lari Qera menderu kencang.

Ku lihat arah belakang 2 orang itu mengejar kami tanpa henti...

Kami berlari sengit menghindari 2 sosok pria itu, lantas kami sampai saatnya...

" Kita lompat, Ver!"

" Hei! hei! kau bodoh ya!?"

" Ini terpaksa!"

Ku telan ludaku terpaksa, ku lihat jurang tertutup kabut, kita terpojok! kita terpojok!

" Tak ada jalan lain?"

" Tak ada!"

Kenyataannya ku harus lompat dari jurang itu, 2 orang itu masih mengejar kami.

Tiba-tiba...

" Maaf, Ver!"

Qera menarik lenganku...

Dan pada saat itu juga kami melompat dari jurang...

______________________

RAFAEL

Sepertinya aku harus meminta maaf pada Vera saat kami bertemu lagi...

2 orang Pria besar masih menghadangku, aku hanya bisa terdiam sekaligus terpojok.

Ku berusaha tenang, " Kalian suruhannya Clara, ya?"

bodohnya aku! mengajak ngobrol 2 orang jahat yang bahkan membuatku jantungan seperti ini?

" Ya," jawab salah satiu pria itu.

" Heh! hentikan! kita tak boleh membiarkannya mengobrol dengan kita!"

" Tapi kenapa, bos?"

cekcok antar 2 pria itu kian berlanjut,

" Dia itu musuhnya nona muda!"

" Ta-tapi bos, tadi kan dia nanya..."

Mereka ini penjahat atau pelawak sih?

Ku manfaatkan waktu tuk mengambil setidaknya satu barang dari tas.

" Hei apa yang kau lakukan!?"

SET...

" Hah? apa-apaan itu?"

K-kenapa ini ada disini?!!!

Ku ambil asal, ya kudapatkan barang yang tak diinginkan. Sebuah Gunting Hello Kitty milik adikku.

" Hei bos! gunting itu lucu ya!"

pria itu kembali bergumam menunjuk gunting yang ku sodorkan.

Ku kembali fokus, berpegang teguhh pada gunting.

" Apa yang kau ingin lakukan dengan sebuah gunting?"

Ku rasa ku harus lakukan teknik itu disini...

Ku lempar gunting itu ke belakang tubuh 2 pria itu lantas mereka melihat gunting itu.

Itu tak berguna banyak...

Ku raih dua punggung pria itu dan melompat dari pundak mereka.

" HEI!!"

Ku berhasil lari!

Berhasil!

__________________________________PENDEQQQQQ

Pendek batttt T-T

maapppp

Maap kalo pendek

Sebenarnya sih pengen ku lanjutin

Cuma kalo dilanjutin di chapter ini jadi agak anehhh

Ok ok

Byee!!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjutttt!

20 May
Balas

Lanjutttttt kakk!

21 May
Balas



search

New Post