Tsabita Adzra

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
12#

12#

" Rafael bilang apa?,"

" Entah dia membuatku bingung karena dia hanya berkata 'Sebenarnya',"

" Huh....Ver, kukira kau sudah tahu apa yang dia bilang," ucap Wina menepuk pundak Vera disampingnya.

" Ya mana kutahu," Vera menaiikan pundaknya.

"Omong-omong makan malam tadi siang enak kan? itu pasti karena usulanku mencari kayu di dalam hutan!," Vera membanggakan dirinya.

Idih ni anak lama lama ku marahin aja deh lama-lama... Sabar Winaa kamu harus menahan sifat aslimu itu!, Wina berdecak kesal.

"Enak emang sih, tapi kamu nekat loh jalan makin dalem!," Wina sewot.

" Elehhhh...," Vera melipat bibirnya.

" Wina! Vera! cepetan api unggun bentar lagi dinyalakan!," sahut Sintia dari tenda kelompok, memanggil Wina dan Vera yang terduduk di sebatang kayu.

" Ya!,"

_______________________________

POV VERA

Si Rafael mau ngomong apa sih tadii di sekolahh!!?, pikirku yang kembali mengingat kalimat terputusnya.

" Ver! sini!," Wina melambaikan tangannya menunjuk sebelah kanan.

" Aku duduk disini?,"

" Iya donk!," Wina mengangguk cepat.

Satu...Dua...Tiga...

( Kaya mau main kembang api aje ye? pake di itung segala :v)

( Tsabitaa!! jan ganggu! - Vera)

( Oh maap :v lanjut yak)

~~

" Ver, kamu sayang banget ya sama Dira kakakmu?," Wina bertanya sungkan.

" Eng... ya aku masih merindukan sosok kakakku itu," jawabku menyentil kritil di depanku.

" Sebagai seorang adik aku juga merasakannya,"

" Kau punya kakak?,"

" Sekarang tidak ada,"

" kakakmu hilang?,"

...

...

" Gak, dia sudah tiada,"

DEG!

" Maaf, Wina,"

Wina menggeleng. " Gak kok, gak apa-apa,"

" Kalau bolehku bertanya, kenapa kakakmu sudah tiada?,"

Wina menengok wajahku,

" Kejadian satu tahun lalu diumurnya yang tepat 20 tahun, mendapat sebuah misi untuk menangkap seorang pembunuh bayaran,"

" Dan... ya....terjadi suatu hal yang tak ingin kudengar ketika itu...,"

" Dia terbunuh," dua kata berat dan menyedihkan keluar dari mulut Wina.

Aku menepuk pundak Wina.

" Wina, turut berduka atas kakakmu, jadi jangan sedih lagi ya, maafkan aku karena bertanya,"

" Makasih,Ver. Kamu juga ya! cari kakakmu aku akan membantu!," Wina membulatkan tekadnya.

" Ya, Wina kita akan menyelesaikan misteri ini bersama!,"

____________________________________

POV RAFAEL

Huammmm, lagi - lagiku mengantuk, acara api unggun benar-benar membosankan.

" Bosen...," suara lirih Jason terdengar.

" Bosen gimana? ini keren!," Feri kegirangan.

" Eh? seumur hidupmu kau baru ngelihat api unggun kah?,"

Feri mengangguk antusias. " Iya! untuk pertama kalinya!,"

" Oh ya ampunnnn ketinggalan jaman banget ye kau," Jason menghembuskan napasnya.

" Udah udah kasihan si Feri, terlalu kudet," jawabku yang bermaksud melerai.

" Iya bener tuh Jason! eh kudet apa emang?,"

" Gak usah tahu lah...," Jason mengelak cepat.

" Ish...,"

" Eh gimana kita main bola api aja!?," Jason mulai beraksi.

" Ampun deh, Jason kau gak waras?! abis kebakarlah nih hutan!," Jawabku spontan.

" Kau kira ini lapangan, Jason?," lanjutku.

" Iya iya, ku tahu! jan marah donkk! cuma joke!,"

" Ye walaupun cuma Joke tapi joke itu terlalu realistis, Jason!,"

" Ah aku tahuuuu, Rafaelll!!! Sepertinya kamu terlalu serius sehingga kamu tak bisa membedakan ya?,"

" Udah lahhh aku ini bisa membedakan cuma....hah tahu!,"

" Nah kannn! Kalah berdebatt! Gak ada yang bisa ngalahin aku dalam perdebatan!," Jason membanggakan diri.

"HUH....,"

Feri melihat pertikaian kami berdua , kekurangannya hanyalah satu yaitu sikap polos dan ketinggalan jaman miliknya.

" Fer, bingung ya?," sindir Jason.

" Jason jangan gitu donk!,"

" Ya aku bingunglah!," jawabnya mengacak rambutnya.

" Hei udah donk! instingku berkata 1 menit lagi Pak Septian bakal negur kita lagi untuk ke 3Xnya!!," sahutku.

" Alamak! sudah diam!," Jason kembali ke tempat duduknya.

" Ihhh! jelasin duluu apa itu bola api!!?,"

TEP!

" FERI!,"

" Ampun pak Septiann!!!!,"

Gelitik tawa memenuhi tempat duduk para siswa malam itu.

____________________________

AUTHOR BACK!!!! ( Mon maap tadi ku ikut campur gemez bat!)

" Untuk Para siswa dan siswi di mohon untuk kembali ke tendanya masing-masing, bagi yang terpisah dengan kelompoknya silahkan menghubungi pos sebelah kiri!," pemberitahuan dari TOA itu bergema.

" Ver yuk balik!," Wina menarik lengan sahabat barunya itu.

" Ya,"

- TENDA-

" Kalian sampai duluan cepet banget!," ucapku melihat Sintia dan Quina di dalam tenda.

" Hihi...Iya donk!," jawab Sintia.

" Udah yok tidur!,"

" Iya,iyaa,"

tak menunggu lama mereka tertidur lelap.

___________________________

POV VERA

" Ver, Ver," Wina mengguncang tubuhku itu sekuat tenaga.

" Ihhhh...apaan sih?,"

" Udah jam 22.00 Woi!,"

" Ehhh ya ampun! buru!,"

" Salah siapa nggak makan malem, kena kan akibatnya!," Wina mengeluarkan mode ceramahnya.

" Ahhhh tahu! maaf deh!,"

Tatapan misterius menunggu kami di belakang tenda pusat.

" Kalian lama banget sih?!," Rafael memarahi ketelatan kami.

" Hih...galak!," aku menjawab cepat.

" Eh Ver tahu gak?,"

" Tahu paan?,"

" Aku nambahin alarm beneran buat chip ini!,"

" Eh cius? Keren kamu, Rafael!," aku memuji Rafael yang ternyata tak main-main.

" Keren kan? semoga aja kepake!,"

" Eh udah-udah Qera mau ngomong gak jadi terus dari tadi!," Wina menyerobot cepat.

" Ehem...udah nih?,"

" Udah,"

" Jadi kalian sudah siap?,"

" Sudah!,"

" Bawa alat tambahan masing-masing?,"

" Bawa!,"

" Ada yang amu bertanya,"

...

" Aku mau-

SREK...

__________________

AUTHOR

" Siapa disana!?," suara semak-semak tiba-tiba berbunyi tepat ditelinga .

SREK...

" Keluar!," Qera menyalakan senter.

TREP...

" Ver, Wina maafkan kami,"

4 orang muncul dari 2 semak-semak.

" Kalian?,"

" ya kami minta maaf,"

" Quina...Sintia..." Vera memanggil dua teman kelompoknya yang berdiri di satu semak-semak.

" Jason? Feri?," Rafael melanjutkan.

" kenapa kalian ada disini?," tanya Vera yang mencoba mengetahui maksud 2 teman remajanya itu.

" Jason! Feri jelasin gak!," rafael terlihat begitu marah.

" Rafael, diem!," Wina menghentak Rafael yang langsung memarahi temannya.

" Tapi Wina,"

" Gak ada gunanya marah," Qera memotong.

" Jadi maksud kalian sebenarnya apa, kami tak punya banyak waktu," Qera bertanya ke topik sebenarnya.

" Kami hanya bingung apa yang ingin kalian lakukan," Sintia melangkah satu langkah.

" Sebenarnya, kami ingin bertanya langsung dengan kalian, tapi melihat kalian yang sudah berusaha menutupi misi ini, kami merasa akan mengecewakan," lanjut Jason.

" Jadi kalian sudah tahu kan apa yang akan kami lakukan ini," Vera bertanya.

ke4 remaja itu mengangguk.

" Jadi kalau kalian sudah mengetahui tujuan kami, apa kalian ingin membantu kami?," Wina berlanjut.

" Membantu apa?,"

" Carilah alasan untuk misi kami ini," Wina melanjutkan.

" Apapun alasannya kami mohon karena itu sedikit membantu kami," Vera memohon.

Feri tersenyum.

" Baiklah! sebaiknya kalian berhasil menjalankan misi! kami akan membantu kalian dengan mencari alasan!,"

" Ya, kami mendukung kalian!," Lanjut Jason.

" Ve-vera! se-semangat!," sahut Quina yang kaku berbicara bahasa indonesia.

TEP...TEP...

" makasih, Quina," Vera tersenyum.

" Sa-sama-sama,"

" Wih keren! dah belajar bahasa baru nih ye!," Sintia menegur Quina bersemangat.

" Y-ya ,"

_______________________________

RAFAEL

" Maaf tadi aku kemakan emosi," ucapku memegang pundak Jason dan Feri tanda perpisahan.

" Ternyata Rafael kalo emosi seru ya!," Feri menjawab cepat.

" Ish, ish... oh iya Rafael jaga diri di hutan sana ya!," Jason menepuk pundakku.

" Makasih, Jason!,"

" Dann jangan lupa jagain mereka ya!," Jason menuunjuk Qera, Wina dan Vera yang berbincang.

" Asik Jason mulai berani nunjuk nih ye!," Feri memulai.

" Feri!, mau amukan barongsai lagi hah?!," Jason mulai dengan amarah terpendamnya.

" JASON!!!,"

" rafael, yu berangkat!," Vera memanggilku.

" Ya, tunggu!,"

" Kalian juga jaga diri ya!," aku mengucapkan selamat tinggal kepada dua sahabatku itu.

" Yaaaaa dadah,rafaelll!!!,"

Petualangan kami yang sudah kami tunggu-tunggu akhirnya dimulai....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjut! Maaf baru baca

20 Apr
Balas

Aaaaaa! Aku menunggu lanjutannyaaaa. Maaf baru baca, lanjutttt!!! Semangat! ♡

19 Apr
Balas

Makasih kak✨ Kakak juga semangat!

19 Apr



search

New Post