RINDU SEKOLAH OFFLINE YANG BERISI CANDA TAWA
RINDU SEKOLAH OFFLINE YANG BERISI CANDA TAWA
(Theresa R. Siregar)
Rasa rindu untuk sekolah secara tatap muka begitu menggelora batin. Canda tawa yang mewarnai pembelajaran sudah kami alami. Tetiba berakhir begitu saja. Saya me rindukan Bapak/ Ibu guru, teman-teman, seluruh karyawan yang ada, lingkungan sekolah yang asri, bersih, suasana kelas yang penuh dengan gurauan. Terkadang keinginan bisa bertemu sulit ditahan sehingga saya bersama teman video call.
Masa pandemi Covid-19 ini, pemerintah menetapkan kebijakan berkaitan dengan Kesehatan yyang diutamakan. Memutus mata rantai virus tersebut dengan penerapan PSBB/ PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Pembelajaran jarak jauh pun diberlakukan dengan maksimal. Suasana berubah dengan drastis. Menggunakan perangkat daring yang ada untuk menempuh pendidikan dan komunikasi yang kuat dengan teman-teman dan guru. Kita juga tidak bisa bertanya secara langsung. Bisa saja terhambat karna koneksi yang tidak mendukung, sehingga mengharuskan bertanya melalui chat.
Awalnya banyak kendala yang menantang dan menguji kesabaran. Proses adaptasi ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit dan sulit. Perasaan khawatir sering muncul. Selalu berfikir yang aneh ketika mendengar berita tentang teman yang sakit yang biasanya selalu curhat. Banyak pengalaman dan cerita yang sulit dibendung di informasi bahwa sekolah akan melaksanakan belajar mengajar secara tatap muka. Yang artinya, akan bertemu dengan Bapak Ibu Guru dan teman-teman. Namun semua itu tidak sesuai dengan ekspektasi. Hanyalah janji yang tidak direalisasikan.
Kegiatan belajar mengajar secara tatap muka dibatalkan karena zona yang berubah menjadi zona kuning. Saya tentu sedih dengan situasi yang mencekam ini. Kembali merenung, mengingat keseruan masa tatap muka, di sekolah yang mengukir banyak kenangan yang sulit untuk dilupakan. Memberi surprise kepada guru wali kelas saat berulang tahun. Moment itu, tidak akan pernah saya lupakan. Ditambah gurunya baik dan asyik banget. Komunikasi selalu terjalin dengan hangat. Ketika ada materi yang tidak dipahami, bisa ditanyakan langsung baik kepada teman maupun guru.
Hal yang paling menarik kebebasan untuk duduk dengan siapa pun. Biasanya diatur oleh guru. Di situ saya dan teman-teman sekelompok bermain-main, benyanyi, becanda. Begitupun teman yang lain dengan teman sekelompoknya. Eitss…jangan salah paham yaa…kami bermain ini saat waktu free/ istirahat. Selain ulang tahun, saat hari Guru, kami juga memberi surprise. Setelah upacara semua murid-murid bergegas pergi menuju kelas. Satu orang memegang bunga di depan pintu dan yang lain-lain siap-siap untuk memberi ucapan. ITU JUGA SERU BANGET.
Selain itu, Keseruan bersama guru saat Membaca buku literasi. Kita membacanya di pagi hari. Yang pastinya dilapisi oleh hiburan. Di buku literasi tersebut, ada jokes (tebak-tebakka yang lucu). Sehingga membuat suasana ceria dan semua tertawa. Guru juga menghibur siswa saat pagi-pagi, agar lebih semangat, menyapa dan menyalam. Pengalaman belajar bersama teman-teman secara tatap muka mengukir sejarah yang positif. Begitupun teman- teman yang lain. Dan yang lebih seru adalah saat kita quiz. Kadang kita menggunakan perangkat yang ada di sekolah, dan bisa kita menebak langsung untuk menjawab Quiznya. SERU BANGET.
Hal positif yang dirasakan adalah memiliki banyak waktu di rumah bersama keluarga dan merasa nyaman belajar dari rumah, internet menjadi sumber informasi yang positif, menjalin hubungan dengan teman dan guru melalui zoom, gmeet, ataupun call. Belajar daring juga memberi kesempatan emas untuk berkarya dan mengembangkan potensi dengan menggunakan teknologi
Moment ini adalah moment yang sangat berharga. Tidak akan pernah saya lupakan sampai dewasa. Bapak/ Ibu guru dan temanku sampai ketemu. Biarlah rasa rindu menghiasi mimpi dan berdoa agar pandemi Covid-19 segera musnah dari bumi pertiwi yang tercinta. Salam sehat dan mari berkarya selagi masih muda.
Jalan-jalan beli sepatu
Pulangnya beli bakwan
Moment berharga itu
Tidak akan pernah saya lupakan
Jalan_jalan ke Gunung Semeru
Pulangnya minum jamu
Teruntuk Bapak/Ibu guru
Akan selalu saya kenang jasa mu
Profil penulis
Nama lengkap : Theresa Siregar
Tempat, tanggal lahir : Jakarta 14-Juli-2009
Usia : 12 tahun
Sekolah : SMP SANTA MARIA FATIMA
Hobi : melukis, mengedit videoJalan-jalan beli sepatu

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar