Membaca Menulis Buku Bagaikan Kasih Sayang Ibu
Membaca Menulis Buku Bagaikan Kasih Sayang Ibu
(Karya, Theresa Siregar, SD Tarakanita 5 Rawamangun)
Sejak TK buku bergambar sudah dikenalkan Orang tua dan guru. Aku sangat bingung tetapi penasaran,“Mengapa buku sebanyak itu bisa ada di rak,? Isinya full. Tiba-tiba, aku menyadari bahwa aku memiliki tiga orang saudara, Belum juga buku orang tua. Mereka gemar membaca fiksi dan non fiksi. Sebelumnya aku tidak pernah mencintai buku, kecuali dari sekolah. Ahahhah.
Tetapi entah mengapa seakan ada magnet untuk bersahabat dengan buku. Walaupun tidah mudah memahami maknanya. Hal sepele itu saja bisa membuat mood menjadi jelek. Pada saat kelas 4, aku dibelikan buku,”Why.” Salah satu daftar isi berjudul “Bunda Theresa.”Aku sangat senang sekali. karena namanya sama dengan nama babtisku.
Waktu berjalan dengan cepat. Sedang asyik menonton TV, papa memanggil untuk membantu kakak membereskan rak yang kuceritakan tadi. Menata beberapa buku terkadang mengasyikkan karena bisa sambil memilih buku yang sesuai selera. Tiba-tiba kakak menawarkan 1 buku yang sesuai dengan umurku. Buku berjenis cerpen anak-anak yang sangat menarik isinya.
Senang dengan buku tersebut. Bukan saja cerpen yang dibaca tetapi juga komik yang berjudul “Kobo Chan”. Dari situ, aku pernah berfikir, “keinginan memiliki buku karya, tulisan sendiri”. Khayalan diwujudkan sebagai kenyataan. Dari pada menggunakan waktu bermain gadget, bukankah buku menyimpan sejuta materi yang ada di dalam handphone.?
Kebiasaan membaca buku, karena tugas sekolah yang menumpuk dan privat biola sempat menggagu konsentrasi membaca. Mama sering mengingatkan agar waktu tetap dibagi dengan cermat. Handphone dipakai sebagai selingan untuk refreshing. Semakin ke sini aku semakin bosan, banyak waktu yang terbuang-buang, walaupun aku merasa itu fun tetapi kurang berkualitas. Mama selalu memperhatikan gerak gerik anaknya. Lalu ditawarkan mengikuti pelatihan menulis.
Mama mengajak bercerita dan dan menjelaskan manfaat pelatihan khusus untuk siswa. Awalnya aku tidak terlalu tertarik karena kosa kata yang terbatas. Katanya saya memiliki potensi. Konon masa kecil, kalau lagi kecewa, kesal saya menulis di kertas lalu diselipkan di bawah bantal mama atau diberikan untuk dibaca. Alasan mama cukup memotivasi untuk segera mencoba, Be positif thinking saja. Dengan mengikuti pelatihan akan bertambah sahabat dari berbagai kota, gumamku.. Ohhhhhh perasaan semakin membakar semangat. Mendaftar setelah transfer pelatihan Sasisabu 5.Aku mengikuti dengan serius. Hati gembira bersama narasumber yang cerdas. Kak April yang memiliki senyum menawan dan Kak Syaiful dengan rambut yang rapi memiliki wajah kinclong. Senang bisa mengikuti pelatihan itu pembimbing baik-baik, juga teman di grup. Pertemuan di layar kaca webinar zoom selama 3 hari dengan pendampingan satu bulan melalui grup. Mencoba untuk menulis tidak mematahkan semangatku. Latihan secara rutin tetapi masih jarang diunduh di blog Sasisabu.
Rasa malu dan kurang percaya diri itu saya tuangkan dalam cerpen yang akan dibukukan dengan segera.
Story pengalaman ini membelajarkan untuk membaca, sekaligus cikal bakal menulis buku. Nah, sekarang aku mau tegaskan, Buku jendela dunia, “Membaca dan Menulis Bagaikan Kasih Sayang Ibu.” yang tiada henti membesarkan anaknya dari dalam kandungan sampai besar. Banyak informasi kehidupan yang disampaikan agar menjadi anak yang berkarakter dan baik. Sama halnya buku membesarkan dan membuat pikiran menjadi besar, aktif dan kreatif. Selain itu, buku bisa menjadi sumber pengetahuan. Aku harus membaca, supaya mengenal dunia. Melalui buku bisa menginforkan kepada orang lain tentang hal yang baru menyangkut teknologi dan perkembangan era globalitas. Aku telah jatuh cinta dengan Sasisabu 5 karena mengasah kemampuanku di dalam menulis pengalaman dan ceritaku juga memberi kehidupan yang luas di dalam mengerti karya agung ciptaan Tuhan dan menghargai sesama. Kita bisa mendapatkan mutiara kehidupan dari buku. Maka, yukk temen-temen kita membaca buku.
Sambil mengasah percaya diri, saya sedang menyiapkan buku antologi pantun dan cerpen.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar