Theresa Siregar

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
CANDA TAWA  TERASA NAN TERUKIR DI SANUBARI

CANDA TAWA TERASA NAN TERUKIR DI SANUBARI

CANDA TAWA TERASA NAN TERUKIR DI SANUBARI

(by : Theresa R. A Siregar)

Hampir dua tahun tidak bertemu dengan guru secara during, karena covid-19 yang menyerang. Sehingga mengharuskan kegiatan pembelajaran dilakukan online (PJJ). Bertemu dengan guru, rasanya sangat menyenangkan. Bagiku guru adalah orang tua kedua yang melahirkan inspirasi. Bercanda, belajar, ketawa, bermain bersama tiada jenuh menjadi bagian dari kebersamaan.

Dalam kegiatan daring sebenarnya masih bisa terjadi. Tetapi rasanya kurang memuaskan. Jika bertemu langsung rasa rindu melebur dalam kehangatan. Ah, jadi kangen. Kebanggaan terhadap pahlawan tanpa tanda jasa. Sikap dan tatapan tak pernah memperlihatkan rasa lelah dan letih terhadap kami. Perangai yang lembut mengajar.kan beragam ilmu.

Motivasi diberikan agar siswa-siswa kerja keras belajar dan mencoba. Terima kasih guruku ilmu dan nasihat akan kuingat sepanjang hidup dan kuukir dalam hati. Ketulusan yang kami terima membentuk rasa percaya diri untuk berprestasi demi bangsa dan negara. Pengorbanan yang maksimal bagaikan suluh dalam kegelapan. Maafkan jika banyak sikap dan tingkah laku yang membuatmu tidak berkenan, ketika siswamu mengeluh belajar atau mengerjakan tugas.

Aku terus berusaha disiplin tumbuh sebagai anak berakhlak mulia dan menyayangi sesama. Membalas budi para guru merupakan impian setiap saat. Engkau akan selalu terukir di hati. Orang tua kami percaya bahwa anaknya menjadi cerdas berkat ilmu yang diterima. Banyak sekali kenangan indah yang pernah dirasakan bersama.

Entah itu membosankan atau menyenangkan sulit dilupakan. Salah satu cerita yang sangat berkesan adalah tentang guru yang sangat hebat, friendly, baik, penyabar adalah, guru waktu SD kelas 4. Sebulan memasuki tahun ajaran baru, kami belajar mengenai Santo/Santa di sekolah. Beberapa menit kemudian, ada teman izin ke toilet. Saat kembali ke kelas, ia sengaja mengambil jalan yang jauh.

Guru saya curiga, “Kenapa belum kembali? Padahal jarak dari kelas menuju toilet dekat. Ketika sampai di kelas, guru bertanya dan menegurnya sambil bercanda dengan suara lembut. Kemudian pelajaran dilanjutkan dengan serius namun tetapi santai. Cerita berikut yang tidak kalah menariknya, Bu Guru memberi selingan kegiatan. Semua mata pelajaran diganti full dengan menonton.

Siswa ditugaskan menceritakan kembali secara singkat dan ada pesan moral dari film tersebut. Berikutnya memberi surprise ulang tahun, Guru kelas. Semua kami persiapkan secara detail, membuat gambar buku terbuka yang berisi ucapan kami di papan tulis, meniup balon, sampai jendela ditutupi kain, dan tidak ada space. Saat itu saya dan teman bertugas untuk jaga depan sembari menunggu guru datang. Beberapa menit kemudian, terdengar suara hentakan kaki.

Sampai dekat kelas, beliau curiga, kok jendela tertutup. Saat membuka pintu, teman-teman di kelas mengucapkan, “Happy birthday, pak guru”. Balon pun diletuskan membuat suasana kian meriah. Seru banget kan? Aduh! Saya terjatuh di depan guru dan segera memelukku. Keseruan ini sulit dilukiskan.

Pada awalnya saya dan teman berada di depan meja beliau, saat membuka lemari disampingnya, saya didorong hingga menyenggol guru dan kepentok pintu. Kejadian tersebut tidak membuat guru marah malah merasa lucu. Tentu kami bahagia, senang. Banyak peristiwa yang sulit untuk dilupakan.

Tertawa senang bersama guru hebat. Andaikan waktu bisa diputar, saya akan melakukan untuk kembali ke kelas empat. Namun, kami sudah berpisah karena saat ini sudah SMP kelas tujuh. Untaian doa semoga sehat dan suatu hari bisa bertemu. Terima kasih karena kesetiaan nyata membuat aku lebih baik. Terima kasih atas senyuman yang membuat hari belajar lebih berwarna. Jasamu akan bersemayam di hatiku.

Guruku sang pelita kegelapan

Lumbung literasi yang berharga

Cintamu terukir dalam sanubari

Indah bagaikan permata berharga

Pribadimu tangguh mendidikku

Agar masa depanku cemerlang

Siap menghadapi tantangan era digital

Guru, nasihatmu tumbuh berakar dalam jiwaku

Profil penulis

Nama lengkap : Theresa Siregar

Tempat, tanggal lahir : Jakarta 14-Juli-2009

Usia : 12 tahun

Sekolah : SMP SANTA MARIA FATIMA

Hobi : melukis, mengedit video, membaca.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post