Nsa Fanisa .A.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Never Give Up || Episode 8

Never Give Up || Episode 8

Never Give Up

Waktu silam mendekap alam. Awan menjadi gelap segelap hati Rui.

Masa lalu yang dialaminya memilukan hati bagi yang mengetahuinya. Bagaimana tidak? Rui yang masih kecil harus berpisah dengan kedua orang tuanya tanpa satupun keluarga menemaninya. Terpaksa ia meninggalkan kampung halamannya, kemudia menghidupi dirinya dan adik-adiknya di negeri orang.

.

.

.

Satoshi bersama sahabatnya, Hazuki memimpin rombongan rakyat-rakyat yang akan dilarikan ke berbagai wilayah yang bisa melindungi mereka dari ancaman penjajah.

Suara derap kuda berlari mengepulkan salju-salju yang dilewatinya. Sekitar 800 kuda membawa pergi rakyat lemah penduduk desa Kuromura.

Isa diikat Hazuki ke pinggangnya supaya tidak terjatuh saat kuda berlari. Isa sendiri masih belum siuman dari pingsan, sementara Shofia menunggang kuda milik ayah Sakura, ia tertidur di dalam pangkuan Sakura.

“Kasian kau, harus ditinggal kedua orang tuamu sejak kecil sehingga tak bisa melihat bagaimana mereka hidup, kehebatan mereka, dan wajah indah mereka,” ucap Sakura lirih kepada Shofi yang berada dalam pangkuannya. Ia mendekap tubuh mungilnya sambil menangis.

“Sudahlah Sakura... cukup kau doakan dirinya. Masa lalu tidak akan terulang tapi kita mampu memperbaikinya di masa yang akan mendatang,” nasihat ayah Sakura sambil fokus ke depan, karena ia tengah mengendarai kuda yang ditungganginya bersama anaknya.

Isa terbangun, ia terkejut dibuatnya saat sadar ia di atas kuda.

“Sudah bangun Isa kecil? Tenanglah saat ini kalian akan kami bawa pergi dari desa. Menjauh dan menjauh,” ujar Hazuki saat merasa Isa kebingungan.

“Bagaimana dengan ayah?” tanya Isa kecil pada Hazuki, saat itu ia berusia sekitar 3-5 tahun. Isa berusaha melepaskan tali yang mengikat dirinya dengan Hazuki.

“Jangan dilepas oy! Kalau tidak nanti kau bisa terjatuh!” seru Hazuki.

“Baik...” jawab Isa menunduk.

Di sisi lain, Rui belum juga sadar setelah dia pingsan akibat banyak menangis.

Satoshi mendekap Rui. Saat itu musim salju, badai salju mengerikan mengahantam negeri yang dilewatinya. Sementara Rui tidak memiliki jaket, jaketnya telah hangus bersama rumahnya, dia tidak kebagian jaket dari tim bantuan evakuasi.

Dalam pingsannya tiba-tiba Satoshi mendengar Rui mengigau, “Ayah, ibu, Rui ingin menyusul ayah dan ibu!”.

“Apa yang ada dalam pikirannya?” gumam Satoshi terkejut. Dia bisa tahu arti dari yang Rui ucapkan itu maksudnya...

BERSAMBUNG...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren, Kaak...

02 Aug
Balas

makasih masyaallah. panggil teteh aja yak

03 Aug

ges tu ana sengaja akhirin ceritanya gitu

02 Aug
Balas

byar pada penasaran><

02 Aug

Lanjut Tesa...!

02 Aug

siip udh sha

03 Aug



search

New Post