Senin, tanggal 14 April 2025. Kami memasuki dan membahas bab 6, kami belajar tentang pentingnya merencanakan masa depan. Kami juga belajar menggunakan kalimat pengandaian serta menemukan pesan dalam teks dan lagu. Kegiatan ini membuka wawasan kami tentang bagaimana merancang tujuan hidup, mengenali potensi diri, serta menyusun rencana utama dan cadangan untuk menghadapi masa depan.

Setelah lulus SMP, saya berencana melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA. Saya ingin masuk ke SMA favorit, agar bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan mempersiapkan diri untuk masuk perguruan tinggi. Setelah lulus SMA, saya berencana untuk melanjutkan kuliah di universitas negeri, namun jika belum berkesempatan mungkin saya akan mengambil universitas swasta atau menunggu 1 tahun. Kemudian, jika rencana saya tidak tercapai, misalnya saya tidak bisa masuk SMA favorit, saya akan tetap semangat belajar di SMA lain dan berusaha lebih keras agar tetap bisa mencapai tujuan saya di masa depan.

Pada bab ini, terdapat 2 teks yang mengandung makna mengenai masa depan, yaitu :

1. Negeri 5 Menara

Negeri 5 Menara adalah novel karya Ahmad Fuadi yang mengisahkan perjalanan hidup Alif Fikri, seorang anak dari Minangkabau yang bercita-cita tinggi namun harus berhadapan dengan harapan keluarga dan realitas hidup. Cuplikan teks di atas menggambarkan konflik batin Alif antara keinginannya untuk melanjutkan pendidikan di SMA umum dan harapan Amak (ibunya) agar ia tetap di jalur madrasah.

Pesan Moral:

Novel ini mengajarkan tentang komitmen, kompromi, dan makna sukses sejati. Alif belajar bahwa jalan hidup tidak selalu linear dengan impian awal, tetapi ketekunan (seperti prinsip man jadda wajada yang terkenal dari buku ini) bisa membawanya ke tujuan yang lebih besar.

2. Laskar Pelangi

Laskar Pelangi adalah novel yang ditulis oleh Andrea Hirata pada tahun 2005. novel ini adalah pertama dalam Tetralogi Laskar Pelangi yang berlatar di Belitung. Kisah ini mengisahkan perjuangan sepuluh anak dari keluarga miskin disebut

Laskar Pelangi yang bersekolah di SD Muhammadiyah yang nyaris ditutup karena kekurangan murid. Dikisahkan melalui sudut pandang Ikal, novel ini memadukan humor, kepedihan, dan harapan dalam balutan nostalgia yang memukau.

Pesan Moral

Laskar Pelangi mengajarkan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk meraih mimpi. Dengan tekad, kerja keras, dan dukungan orang-orang sekitar, siapa pun bisa mencapai kesuksesan.

Dalam teks pertama, tokoh "aku" adalah seorang siswa yang berhasil meraih prestasi tinggi dan bercita-cita melanjutkan pendidikan ke SMA unggulan di Bukittinggi. Ia memiliki mimpi untuk kuliah di UI atau ITB dan melanjutkan studi ke Jerman seperti B.J. Habibie. Namun, ibunya memiliki rencana lain, yakni ingin sang anak menjadi pemimpin agama yang hebat dan melanjutkan pendidikan di madrasah aliyah. Tokoh yang menginspirasi dalam hidupnya adalah Buya Hamka, seorang ulama besar yang berasal dari kampung halamannya. Sayangnya, cita-citanya itu harus dihadapkan pada keinginan orang tuanya, sehingga ia mengalami konflik batin yang cukup dalam.

Sementara dalam teks kedua, tokoh "aku" adalah seorang remaja yang menyadari bahwa dirinya memiliki minat besar pada dua bidang, yaitu bulu tangkis dan menulis. Ia mulai merancang rencana A untuk mengejar cita-cita menjadi atlet berprestasi dan penulis yang berbobot. Namun, ia juga membuat rencana B sebagai alternatif jika rencana A gagal, seperti yang disarankan dalam buku pengembangan diri yang dibacanya. Sosok yang menginspirasi tokoh ini adalah Lintang, seorang teman yang cerdas dan bercita-cita menjadi matematikawan. Lintang membuka mata teman-temannya bahwa mereka juga berhak bermimpi besar meskipun berasal dari keluarga sederhana.

Dari kedua teks tersebut, dapat disimpulkan bahwa tokoh "aku" dalam teks pertama memiliki cita-cita yang kuat untuk belajar di sekolah umum dan mengejar karier di bidang nonagama, tetapi cita-cita itu bertentangan dengan harapan ibunya. Jika saya berada dalam posisi Alif, saya akan mencoba berbicara dari hati ke hati dengan orang tua, menjelaskan bahwa pilihan saya bukan bentuk penolakan terhadap nilai-nilai agama, tetapi sebagai bentuk upaya mengembangkan diri di bidang yang saya minati, dan menjanjikan untuk tetap menjaga nilai agama dalam kehidupan saya.

Tokoh Mahar dalam teks kedua berpendapat bahwa masa depan adalah milik Tuhan. Namun, dalam merencanakan masa depan, penting bagi kita untuk tetap memiliki arah dan tujuan yang jelas agar setiap langkah yang kita ambil tidak sia-sia. Tuhan memberikan kita akal dan kebebasan untuk memilih, sehingga kita harus menggunakannya dengan bijak.

Saya pribadi sudah memiliki rencana A dan rencana B. Rencana A saya adalah melanjutkan pendidikan ke SMA favorit dan kemudian masuk perguruan tinggi favorit. Rencana B saya adalah masuk SMK mengambil jurusan akutansi, jika tidak keterima SMA Negeri. Hambatan yang mungkin saya hadapi adalah nilai yang kurang memuaskan dan persaingan yang ketat. Untuk mengatasinya, saya akan belajar lebih giat. Dukungan keluarga, semangat juang, serta doa dan usaha yang konsisten akan membantu saya dalam mewujudkan semua rencana tersebut.

Melalui pembelajaran hari ini, saya semakin menyadari bahwa masa depan tidak hanya ditentukan oleh mimpi, tetapi juga oleh usaha, kesiapan menghadapi tantangan, dan kemampuan beradaptasi. Dengan perencanaan yang matang dan keyakinan yang kuat, saya percaya kita semua bisa menggapai cita-cita, apa pun jalannya