Kamu menyukai perpusakaan? Kamu menyukai buku? Sama aku juga menyukainya.

Buku adalah sumber terbesar ilmu pengetahuan. Buku pelajaran, novel, kamus-kamus, buku horor, misteri, atau apapun jenisnya akan selalu ada hal positif terkandung di dalamnya. Sedangkan perpustakaan adalah Lautan ilmu pengetahuan. Lautan yang mengandung banyak ilmu pengetahuan dari buku-buku yang terdapat di dalamnya. Sama seperti laut yang mengandung berjuta-juta ton emas.

Saat aku datang ke perpustakaan yang aku rasakan adalah sebuah kedamaian dan ketenangan. Melihat orang lain duduk diam fokus membaca buku tak ada kegaduhan. Kulihat setiap isi ruangan, buku-buku yang berbaris rapih sesuai jenisnya. Entah mengapa ada rasa nyaman di perpustakaan yang berbeda dari tempat lain. Ditambah dinginnya kipas angin dan AC membuatku betah berlama-lama di perpustakaan. Dimana aroma dari setiap lembaran buku memicu rasa bahagiaku. Apalagi jika buku lama yang terawat akan mengingatkan suasana nostalgia. Bagiku perpustakaan tak hanya tempat untuk membaca, tetapi juga tempat yang paling pas untuk mengerjakan tugas, tempat nyaman untuk tidur, dan tempat merenung.

Aku suka menulis. Menulis di tempat yang sepi atau tempat yang udaranya segar. Perpustakaan menjadi salah satu tempat yang nyaman dan salah satu tempat yang aku suka saat menulis. Aku bisa fokus dan jika aku kehilangan ide untuk tulisanku, aku bisa membaca buku yang ada di perpustakaan agar mendapat ide lagi. Di dalam perpustakaan banyak buku-buku dari berbagai penulis yang sangat menginspirasiku. Terpatri berbagai ide hebat dalam jutaan rangkai kata yang tercetak di kertas halaman demi halaman.

Pernah suatu saat, saat aku membaca buku karya penulis hebat, aku berpikir apa aku bisa menjadi seorang penulis hebat sepertinya. Buku yang dibaca banyak orang, dikagumi, masuk perpustakaan besar, perpustakaan di seluruh indonesia, toko buku terkenal dan besar, bahkan cerita di dalam buku itu sebagai sebuah film yang digemari oleh banyak orang. Seperti Rintik Sedu, penulis muda dengan berbagai karya buku yang telah diterbitkan dan beberapa karyanya diangkat menjadi sebuah film. Dan juga Tere Liye, seorang penulis dengan imajinasinya yang tinggi membuatku bertanya-tanya mengapa dia bisa memikirkan hal itu.

Oh iya! Satu hal lagi yang menurutku menarik di perpustakaan. Di perpustakaan kita tidak boleh berisik. Jadi, saat aku dan temanku di perpustakaan dan ingin berbincang kami harus berbisik-bisik dan menurutku itu hal seru. Kadang saat aku ke perpustakaan sekolah hanya sekedar mengusir rasa bosan, pusing akan mata pelajaran, jam kosong, atau pusing karena kelas terlalu berisik.

Tapi sekarang tidak lagi sama. Keadaan pandemi menjadi penghalang untuk pergi ke perpustakaan. Era digital juga menguasai segala bidang. Termasuk buku dan perpustakaan. Maraknya platform yang menyediakan perpustakaan secara online seperti Perpustakaan Nasional (perpusnas) yang mempermudah orang untuk mengunakannya. Tak perlu repot-repot ke perpustakaan offline yang bisa jadi jaraknya jauh dan memakan waktu di perjalanan. Dengan satu genggaman, aku bisa membawa puluhan bahkan ratusan buku.

Buku-buku di perpustakaan juga dapat pengubah pola pikir, memperbanyak kosakata, dan pengetahuan baru untukku. Di perpustakaan aku berlajar banyak jenis-jenis buku dan mendayagunakan buku dengan baik.

Biodata penulis

Penulis bernama Sri Nur Faizah yang lahir di Banjar pada tanggal 11 Mei 2004. Sekarang ia siswi kelas terakhir di SMAN 2 Banjar. Ia mulai menyukai menulis saat masih duduk di bangku SMP. Penulis bisa dihubungi melalui WhatsApp: 0895337338595 atau melalui akun Instagram-nya @srinf_fz. Juga dapat melalui email [email protected].