Shofiyah Syifa Mujahidah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Rindu Teman-teman - 6 || Sahabat Dunia Akhirat

Rindu Teman-teman

Setelah dua pekan kami melakukan BDR (belajar dari rumah), akhirnya keluar surat baru dari Gubernur. Surat itu berisi, bahwa waktu BDR diperpanjang hingga waktu yang tidak ditentukan.

Aku merenggut kesal. Katanya cuma dua pekan, lalu lanjut lagi hingga waktu yang tidak ditentukan. Kalau sampai satu tahu, bagaimana? Eh, tidak boleh ber-kalau yang tidak baik!

Memang sih, di awal BDR, aku merasa senang. BDR artinya membebaskan diri dari aktifitas sekolah yang dapat membuat badan lelah. Tetapi kerugiannya, tidak dapat uang jajan, tidak bisa bermain bersama teman, tidak bisa jajan bersama Kinan, dan, ah, banyak sekali yang tidak bisa dilakukan.

Aku mulai bosan dengan BDR ini.

***

Mentari terik menyinari bumi. Tidak tertahankan panasnya. Tanaman yang tadi pagi baru disiram tampak lemas. Orang-orang merasa malas keluar rumah. Ummi memanfaatkan panas dengan menjemur pakaian.

Aku sendiri sedang bermalas-malasan di kamarku. Udara di luar yang terasa panas sekali membuatku ingin membuat sirup dingin.

Aku melangkahkan kaki menuju dapur. Lalu, kepalaku celingak-celinguk mencari botol kaca sirup, tanganku sibuk menggeser-geser barang yang kemungkinan menutupi tempat botol kaca sirup berada. Ah! Botol kaca yang berisi sirup itu kutemukan di samping tempat sendok. Aku dengan segera membuka kulkas—lebih tepatnya freezer untuk mencari es batu. Ck, tidak ada. Saatnya meminta tolong pada hero kita.

“Dek, tolong beliin es batu!!” aku berteriak memanggil adikku yang pertama, Ikram. Sebelum Hilmi (adik keduaku) lahir, Ikram dipanggil Adek. Setelah Hilmi lahir, ia dipanggil Aa.

Ikram anak yang suka menolong. Tidak heran, jika aku sering meminta tolong padanya. Tapi terkadang, jika ia lagi ingin jajan atau sedang enggak mood, ia meminta imbalan.

“Berapa?” sahutnya yang langsung menghampiriku.

“Satu aja. Ambil uangnya di atas meja.”

Ikram langsung melaksanakan permintaanku.

***

“Hehe, makasih,” ujarku. Ikram nyengir sembari memberikan kantong plastik berisi satu buah es batu. Lalu ia langsung berlari entah ke mana.

Hah, udara siang ini terasa sangat panas. Sirup yang sudah aku siapkan sebelumnya di dalam gelas berukuran besar, langsung aku campur dengan es batu.

Slurrpp…

Ah, menyegarkan. Siang ini berasa begitu berbeda dengan siang sebelumnya. Mengapa? Hmm, entahlah. Aku hanya merasakan bosan yang teramat untuk siang ini.

Aku berjongkok di depan etalase kaca, tempat buku-buku berada. Kugeser pintu kaca itu, lalu aku melihat-lihat. Sebenarnya, sudah hampir semua buku yang ada di rumah ini kubaca. Hanya ada beberapa yang isinya kurang menarik menurutku, atau untuk orang dewasa yang tidak kubaca. Seperti buku “Memahami bahasa bayi”, “Cara desain yang benar dan unik”, dan lain-lain.

Bahkan, ada beberapa novel yang Ummi tegaskan kepadaku agar tidak kubaca. Karena, isinya kurang sesuai dengan usiaku saat itu. Tapi secara diam-diam, aku tetap membaca novel tersebut karena penasaran. Hehehe…

Aku memang hobi membaca sejak kecil. Setiap bulan, aku selalu menagih janji Abi untuk membelikan buku. Tetapi, karena kami membeli buku di Gramedia, jadi agak kemahalan. Hm, teman-teman, ada yang tahu toko buku yang menjual buku berharga murah, enggak?

Saat itu, aku bingung mau memilih buku yang mana. Akhirnya, aku ambil sebuah buku yang berisikan cerita-cerita Islami berjudul “Muslimah #1” karya Sihadian, nama pena dari Siti Hajar Hardianti Nawai.

Aku membawa buku itu beserta gelas berisi sirup ke dalam kamar. Kebiasaanku ketika membaca, harus sambil ngemil! Pokoknya, harus ada yang masuk ke perutku. Kalau tidak, rasanya ada yang kurang.

Eh, tadi aku katakan bahwa siang ini adalah siang yang membosankan, begitu kan? Yeah, karena biasanya di jam segini, aku dan teman-teman perempuanku bermain di dalam kelas sembari menunggu waktu ishoma selesai. Beragam jenis permainan kami mainkan, diantaranya, permainan kaki kelinci. Permainan ini sangat kami sukai. Kalau kalian belum tahu apa itu permainan kaki kelinci, silakan tanya mbah google, ya. Hehehe…

Lalu, ada permainan kotak pos, bermain keluarga-keluargaan, dan banyak lagi. Kami bisa memvariasikan permainan-permainan ini sehingga kami tidak bosan.

Untuk permainan keluarga-keluargaan, setiap kami berperan sebagai anggota keluarga. Tidak ada Ayahnya. Iyalah, mana ada yang mau perempuan menjadi Ayah. Biasanya kami memilih Aqila yang berbadan kecil sebagai anak terakhir. Dia yang paling dimanja, dilayani, huh, bikin iri kakak-kakaknya. Aku sendiri biasa sebagai Kakak kedua atau ketiga, atau malah keempat.

Saat belajar dari rumah ini, aku rindu itu semua. Aku rindu bermain dan tertawa bersama teman-teman seperjuanganku. Teman-teman yang membuat hariku menjadi lebih berwarna.

Memang pada dasarnya, manusia itu selalu tidak puas dengan apa yang diberikan padanya. Jika sekolah, murid-murid biasanya berdoa supaya liburan. Dan ternyata, Allah swt., kabulkan, jadilah seperti ini.

Sebagian besar dari manusia di dunia ini pada dasarnya maunya lebih semua. Harta lebih, liburan lebih, tetapi jika beribadah dilebihkan, mereka akan mengeluh.

Sebenarnya, kita diciptakan untuk apa sih? Mencari harta atau beribadah?

Sesungguhnya, Allah swt. berfirman dalam surat Az Zariat ayat 56 yang artinya, “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”

Nah, pada firman Allah di atas bisa disimpulkan bahwa Allah swt. menciptakan kita untuk beribadah. Maka, gunakanlah waktu sebaik-baiknya, dan jangan menjadi orang yang tamak.

Teman-teman, aku rindu kalian. Aku rindu kita belajar bersama di kelas, bermain bersama, makan melingkar di lantai bersama, semuanya bersama-sama.

Aku jadi teringat Sabrina. Apakah aku rindu padanya? Aku berusaha mengelak, bahwa aku tidak rindu padanya. Namun, hatiku tidak bisa berbohong. Aku rindu Sabrina. Entah mengapa, aku merasakan persahabatan dengannya. Ah, aku terlalu berharap. Mungkin saja, Sabrina tidak menganggapku sebagai sahabatnya, kan?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren teh, kita mengalami hal yang sama yaa... Semangat terus teh~!!

20 Feb
Balas

Hehe iya, insyaallah.

21 Feb

Bagus teh! Semangaatt.. Ini sampai bab berapa teh, dipost disasisabu?

20 Feb
Balas

Iya, makasih! Alhamdulillah.... Sampe bab 7 aja >< satu buku nanti ada 29 bab, sekitar itu lah. Kalau penasaran beli aja bukunya ya ^^

20 Feb

Iya. Waa.. banyak banget bisa sampai 29 bab. aku aja baru beberapa bab, udah berhenti >< oke deh.. kabarin ya teh, kalau udah ada bukunya (mungkin masih lama ya, teh)

20 Feb

Hehehe... Iya kan ikutan program menulis 1 bulan. Jadi setiap hari harus setor naskah per bab. 1 bab nya minimal 3 halaman maksimal 5 halaman. Iya sih, masih agak lama kalau untuk bukunya terbit. Sausan ke pondok bulan berapa?

20 Feb

Ohhh.. Kata ustadznya, kemungkinan Juli.

20 Feb



search

New Post