Shofiyah Syifa Mujahidah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Mengenang Bersama Kinan - 2 || Sahabat Dunia Akhirat

Mengenang Bersama Kinan

Sesudah upacara, kami masuk ke kelas. Di kelas, banyak yang mengerumuni meja kami. Terutama, mejaku, meja Sabrina, dan meja Kinan. Anak laki-laki banyak bertanya padaku tentang Sabrina. Aku sampai bingung mau menjawabnya bagaimana, lagian aku juga belum berkenalan dengan Sabrina.

“Shof Shof, siapa nama anak baru itu?”

“Sabrina.”

“Pindahan dari mana?”

“Enggak tahu.”

“Kenapa dia pindah ke sini?”

“Enggak tahu.”

Aku merenggut kesal. Kenapa mereka enggak tanya sendiri ke Sabrina? Orangnya tepat di sampingku nihh!

Beberapa temanku yang kesal karena aku terus-terusan menjawab enggak tahu, mereka pun kembali ke meja mareka masing-masing. Sampai salah seorang teman laki-lakiku mengajak anak laki-laki bermain bola di dalam kelas sembari menunggu guru datang. Mereka pun bubar dari mejaku. Akhirnya, aku dapat menghembuskan napas lega.

Belum sempat mereka bermain, ustadzah Eno sudah datang duluan. Setelah Tengku—si ketua kelas menyiapkan kelas, Sabrina disuruh ustadzah Eno unuk perkenalan. Eh, kalian juga belum kenal ustadzah Eno ya? Jadi, Ustadzah Eno adalah wali kelas kami, sekaligus guru tahfizh sementara. Sebenarnya, nama lengkap Ustadzah Eno, Retno jumini. Tapi, aku dan Kinan lebih suka memanggil zah Eno.

“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,” Sabrina mengucapkan salam ketika sudah berdiri di depan kelas.

“Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,” jawab kami semua.

“Perkenalkan nama ana Sabrina Zaki, biasa dipanggil Sabrina. Ana pindahan dari Duri, karena Ayah ana kerjanya di sini. Ana anak pertama,” kata Sabrina. Lalu, Sabrina menatap zah Eno.

“Asal sekolah?” zah Eno memberikan pertanyaan.

“Asal sekolah ana di SD Mutiara Duri.”

“Ada yang mau ditanyakan, Nak?” tanya zah Eno kepada kami. Kami menggeleng serentak. “Oke, kalau begitu, silakan duduk, Sabrina.”

***

Huh, hari yang melelahkan, tetapi menyenangkan! Sabrina mulai beradaptasi dengan lingkungan baru di sekolah. Ia sudah kuberi tahu letak kantin, wc, kantor guru, dan beberapa ruang kelas lainnya.

Kantin di sekolah kami ada dua, satu bernama “Kantin Nenek.” Nenek di sini yang kami maksud adalah ibu dari Ustadzah Rafka. Ustadzah Rafka itu adalah bibinya Aca. Jadi, kalau Aca jajan nasi goreng, di-gratisin sama Nenek. Tapi, khusus nasi goreng saja.

Ibunya zah Rafka memang berjualan. Di kantin Nenek, ada berbagai macam makanan bungkus, pop mie, pempek, gorengan, pop ice, dan minuman sachet. Jika hari hujan, aku dan Kinan selalu membeli pop mie dan dimakan bersama bekal. Dan jika hari panas, di istirahat kedua aku dan Kinan kompak membeli pop ice.

Dan satu lagi, warung Om Ijal. Di sana menjual mainan anak-anak, martel, marnis, siomay, dan minuman sachet juga.

Oh iya, Kinan itu terkenal sebagai orang yang hemat lho! Kinan aja nabung 10.000 tiap hari.

Sabrina adalah orang yang pendiam, tapi pengen berinteraksi. Sama sepertiku. Sabrina badannya juga lebih tinggi dariku, terus kalau tersenyum, ada lesung pipinya. Sama sepertiku juga!

Kelihatannya, kami kembar yang terpisah, ya! Hehehe!

***

Ini adalah hari kedua Sabrina sebagai murid pindahan. Aku memakai seragam berwarna biru muda dengan rok biru tua, dan jilbab yang senada dengan bajunya. Baju identitas! Baju ini adalah baju kesukaanku setelah baju HW (sama seperti pramuka).

Aku berangkat ke sekolah dengan semangat. Di sekolah, Sabrina sudah datang duluan. Ia masih memakai seragam yang berbeda dengan kami.

“Sabrina,” sapaku. Dia tersenyum. Kinan sedang asyik mengobrol dengan Aca dan Atika.

***

Pelajaran kedua di hari Selasa adalah pelajaran tahfizh. Banyak teman-teman yang mengeluh, karena surat yang sedang dihafal susah lengket di kepala. Alhamdulillah, aku termasuk anak yang mudah dalam menghafal. Mungkin, aku mudah menghafal Al-Qur’an karena doa Ummi kali ya. Soalnya, Ummi pernah bilang, kalau Ummi mau hadiah mahkota dan jubah kemuliaan di akhirat kelak dengan hafalan Al-Qur’an kami. Aku semakin bersemangat menghafal Al-Qur’an, teringat akan jerih payah Ummi. Masa’, aku tidak bisa memenuhi permintaan Ummi satu saja?

Pelajaran tahfizh kali ini, aku merasa sangat bersemangat. Ustadzah Eno memulai pembelajaran ini dengan menyampaikan sesuatu hal yang membuatku terkejut.

“Anak-anak, Sabrina hafalannya sudah sampai Al Baqarah ya… ayo, kejar hafalan Sabrina.”

Aku sedikit terkejut mendengar perkataan ustadzah Eno. Menurutku saat itu, hafalan Sabrina cukup banyak. Karena aku sering melihat acara Hafizh Qur’an di TV, aku tidak terlalu begitu terkejut mendengar hafalan Sabrina.

“Sab, bener hafalanmu udah sampai Al Baqarah? Sampai ayat berapa?” bisikku kepada Sabrina. Sabrina mengangguk dan menyebutkan jumlah ayatnya.

Aku mengangguk-angguk. Sedikit terbesit rasa iri dan sedih karena hafalan Sabrina mengalahkan hafalanku yang masih di juz 29. Selama ini, memang aku yang hafalannya tertinggi di kelas. Jujur, aku tidak sombong, karena aku takut, karena sombongku nanti bisa menghilangkan hafalanku.

Aku melanjutkan murajaah hafalan sebelum hafalan itu aku setor. Sabrina duluan menyetor. Kudengar, dia menyetor lancaarr sekali.

Sesudah dia menyetor, giliranku lagi. Alhamdulillah, setoranku juga lancar, meski tidak selancar Sabrina.

Lalu, aku kembali ke bangkuku. Kulihat, Sabrina sedang bermain boneka-bonekaan bersama Kinan.

Oh ya, btw boneka, aku dan Kinan sering sekali bermain boneka-bonekaan. Boneka itu tidak terlalu besar. Paling sebesar boneka yang ada di ujung pena. Aku mempunyai boneka berbentuk kucing putih dan boneka beruang berwarna kuning. Kinan punya boneka bulat berwarna merah muda dengan bulu-bulu lembut, yang membuatku terkadang meremas-remasnya karena gemas. Kinan juga punya boneka tikus yang bisa berjalan, dengan diputar di belakangnya.

Boneka-boneka itu masing-masing kami beri nama. Boneka beruangku aku beri nama Funny. Boneka kucing aku beri nama Catty. Boneka bulat Kinan beri nama… hmm… aku lupa, karena Kinan kasih namanya susah sekali. Dan boneka tikus diberi nama Mancik. Hihihi.

Terkadang, jika jam kosong, atau kami hanya diberi tugas dan setelah itu boleh bermain, kami akan memainkan boneka-boneka itu. Terlihat kekanak-kanakan memang, tapi itulah bentuk persahabatan kami. Ah, aku jadi pengen kembali ke masa lalu.

Kadang, kami memainkan boneka itu dengan cerita mereka pergi jalan-jalan, atau mereka pergi sekolah, ke hotel, dan sebagainya. Karena kami sering memilih duduk berdekatan, jadi, kami akan menghias meja kami dengan pensil, pena, dan penghapus yang akan membentuk ruang kamar, kamar mandi, dan sebagainya. Aku paling suka bermain berdua bersama Kinan dengan boneka ini.

Ah, Kinan sahabat the best. Aku menyayanginya. Dia memang sahabat yang benar-benar kuanggap sahabat, tidak seperti sahabat sebelum aku mengenal Kinan. Tapi tentu saja, banyak juga masalah yang timbul dalam persahabatan kami. Hal itu juga disebabkan oleh aku yang terlalu sensitif.

Seperti pagi ini. Dalam pelajaran tahfizh ini, akan tercipta juga kisah masalah sahabat kami. itu karena Sabrina. Ah, aku tidak bisa menyalahkan gadis berlesung pipi itu, tapi, memang karena dia, aku dan Kinan bertengkar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren teh... jangan berantem dong teh, eh, tp aku jg pernah kyk gt.. sama juga masalahnya, tp ga lg main boneka... aku dulu juga suka main kayak boneka-bonekaan, tp itu kyk pk stabilo yg ga terlalu besar, warna-warni, trus aku sm temen2 rapihin alat-alat rumahnya.. seruuuu banget

04 Feb
Balas

Masa yang indah memang ketika bersama Keluarga dan Sahabat ><

04 Feb

Bener teh

04 Feb

kereen kakk.. ceritanya bagus

04 Feb
Balas

Alhamdulillah... Makasihh..

04 Feb

Lanjuuut Tehhh, ngga sabar ceritanyaa

04 Feb
Balas

Mantap. Sudah saya follow kak. tolong folback ya? terima kasih.

03 Feb
Balas

Makasihh, udah ana follow kok. Bahkan sebelum kamu follow ^^ sama-sama.

03 Feb



search

New Post