Sayyidah Redha Hidayah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bab 15, Haruskah Mengalah

Haruskah Mengalah

"Assalamualaikum,, Daaaiii" panggil Zahra dari depan gerbang.

Aku yang kamarnya terletak di lantai 2, segera mengintip dari arah jendela.

Dengan Gelisah, aku segera merebahkan badanku dikasur, sedikit meringkuk.

Aku tak ada niat untuk turun dan bertemu dengannya.

"Dai Ga Mau.." ujarku seraya menarik selimut.

Sedikit meremas kain selimut tersebut, berharap Zahra dapat dikelabuhi.

"Nak,, temen kamu datang tuh" teriak ibu dari depan pintu.

Aku yang tak ingin menemui nya, hanya terdiam tak menjawab ucapan ibu.

Ibu yang sedikit khawatir, aakhirnya membuka perlahan pintu kamarku.

"Teh, kamu kenapa sayang?? dari siang ga mau keluar kamar?? Ada masalah ya??" tanya

Ibu seraya mengelus lembut kepalaku.

Aku tak menjawab, melainkan tetap memejamkan mata.

"Yaudah, kalau teteh belum bisa cerita gapapa,, ibu tunggu sampe kamu mau cerita ya.."

ucap ibu yang masih tetap mengelus lembut kepalaku.

Ibu yang mengetahui aku hanya pura pura tertidur, segera tersenyum.

"Jadi, si Zahra disuruh pulang aja nih?" tanya Ibu.

"Dai kurang enak badan bu, bilang aja gitu ke Zahra.." jawabku seraya memeluk erat guling

hello kitty disebelahku.

Ibu yang mendengar jawabanku segera tersenyum dan langsung meninggalkan kamar.

Ruangan bermotif planet ini kembali hening, tak ada suara selain suara degup jantung ku

yang kian lama tak beraturan,, rasa gelisah yang semakin menjadi jadi serta diselimuti rasa

cemburu.

"Maaf Zahra, ku tunggu ceritamu"

Ku pejamkan mataku sejenak,, lalu semenit kemudian, menatap langit langit kamar,, Ada

banyak hiasan bintang disana,, Aku tersenyum mengingat kejadian lucu di masalalu saat

aku dan Zahra memperebutkan hiasan bintang itu.

Flashback on

"Heh gaes, Gimana kalau kita nongki nongki di Timezone,, pada mau gak?" Tanya Nay

seraya merangkul kami ber-5.

"Eh katanya di TimeZone lagi ngadain challenge challenge gitu loh,, aduh apa ya namanya

gitu deh" Ucap Candy.

"Ih iya tau cand,, itu loh apa ya,, yang hadiah nya dapet kek gantungan kamar gitu kan?? eh

iya ga sih, aduh lupaa " timpal Buna seraya terawa.

Zahra yang sudah tidak sabar, segera merangkul kasar kami ber-5.

"Udah lu pade jangan banyak bicit,,Skuy lah kalau gantungan Kamar hehe ya gak Dai?"

Tanya Zahra seraya menaikkan kedua alisnya.

Aku dan Zahra memang lah hobi menghias kamar, apalagi jika ada keluaran terbaru

berwujud benda benda lucu yang dapat digunakan guna menghias kamar,, kita berdua pasti

sudah berada di garis terdepan.

Rai yang sedari tadi sibuk akan hp nya, langsung menyelak obrolan kita.

"Apa apaan?? ada lomba apaan??" tanya Rai seraya menggaruk garuk lengannya yang tak

gatal.

Candy yang sedikit emosi, segera mendekati Rai,, tersenyum lalu mencubit pipi tembam

miliknya.

"IH SAKIT CANDY! GUE KAN LAGI LIAT SIARAN LANGSUNGNYA DOI GUE"

Candy yang penasaran, langsung melongok kearah layar handphone milik Rai.

Tak kalah juga seperti Aku, Nay, Zahra dan Bunga. Kami pun juga ikut merapat guna

melihat siaran langsung doi Rai.

Seketika tawa kami meledak,, entahlah kami dapat merasakan kecemburuan seorang Rai.

Bagaimana tidak??

Rai menonton Siaran gebetannya yang tengah bersama pacar resminya.

Nay langsung memeluk Rai hangat, "Temen gua kesian amat dah,, aduh" ucap Nay seraya

sedikit memberikan kedipan mata kearah kami.

"ISH ELAH, GARA GARA ELU SI CAND!! GUE SANTET JUGA LU." Kesal Rai seraya

memicikkan sebelah mata kearah Candy.

Candy yang mendapatkan Rai emosi membara hanya tertawa.

"Udah gaes,, kasian noh si kalem di partner kita udah ngebet banget ambil gantungan

kamarnya" ledek Zahra seraya memanyunkan bibir ke arahku.

Aku yang merasa di sindir, hanya tersenyum enggan kearah mereka.

"Ya yaudah ayuk, untuk Rai maapin Candy, dan untuk Candy,, silahkan lanjut

pembullyannya lain kali" Ucap Buna seraya tertawa.

"Buseh!" Zahra sedikit menjitak Buna.

"Lu kalau ngomong,,, suka bener!!" lanjut Zahra.

"Iihhh udah dijitak juga,, gue jitak balik nih!!" geram Buna yang langsung berusaha menjitak

kepala Zahra.

"Udah jan main jitak jitakan, mending main jambak jambakan" usulku seraya tertawa.

"FIX! SINI GUE JAMBAK LU ZAH!!"teriak Buna yang langsung menarik kerudung pink

pastel milik Zahra.

"aihh!! anjir kerudung gue jadi mencong kan ah!! ga jelas lu na" kesal Zahra yang langsung

sibuk mengambil kaca di dalam tas kecilnya.

"UDAH LAH KELEAN PADA BICIT BANGET!!" teriak Rai yang langsung merangkul kita

masuk kedalam TimeZone.

Saat Di Time Zone,,

aku mendapatkan beberapa gantungan bintang terpampang bebas di meja kasir.

Dengan cepat, aku berlari menuju kasir, berharap gantungan itu untuk dijual.

Zahra yang mendapatkan aku mengambil Start lebih dulu segera menyusul.

"HEY!! LU GA BISA GITU" teriak Zahra.

Candy, Buna, dan Rai akhirnya mengikuti kita dari belakang, hanya melihat kami yang sibuk

bertengkar perihal gantungan bintang yang hanya tersisa satu bungkus penjualannya.

"IH YANG LIAT DULUAN SIAPA?!" teriakku seraya memelototi Zahra.

"Ya, tapi kan ga bisa gitu, lu curang." ucap Zahra tak mau kalah.

"Gue curang gimana nya coba?! jelas jelas gue udah liat gantungan ini duluan" Jawabku.

Tak lama, Rai datang menghampiri kami.

aku dan Zahra tak lagi berpandangan, kami sama sama kesal.

Rai langsung menengahi kami.

"Mba, itu satu bungkus isinya berapa gantungan nya??" tanya Rai.

"oh satu bungkusnya isinya ada 10 ka" jawab mba bername tag Putri.

Rai langsung menatap Zahra dan Aku secara bergantian.

"Lu denger ga?! SATU BUNGKUSNYA JUMLAHNYA ADA SEPULUH." ucap Rai penuh

penekanan.

"terus kenapa kalau ada 10?" tanya Zahar dan aku berbarengan.

"Ish alah, punya temen bego nya ga bisa diselametin sih!" kesal Rai.

aku dan Zahra berpandangan.

"Lu kan bisa beli bareng bareng nanti dibagi 5 - 5, adil kan?" lanjut Rai.

Tak lama aku dan Zahra pun tersenyum.

"Yuk" ucapku dan Zahra berbarengan.

Hingga akhirnya, kita membeli gantungan itu dan akan dibagi secara rata untuk keduanya.

Saat kita kembali menemui teman teman, Candy langsung nyeplos maksud menyindir kami.

"Aduh, Sampe Anggun ngiklanin duta shampoo lain,, kalian tetep ga bisa akur ye" .

Flashback Off

Seketika, Rasa kantuk menjalar ditubuhku.

Aku pun kini mulai memejamkan mata untuk menuju ke alam mimpi.

"Apa harus Aku yang mengalah saat ini"

Karena melihat wajahnya yang penuh harap, aku pun iba.

“Genre apa??” tanyaku seraya tersenyum.

“ha?! Serius lu mau nolongin gue??” teriak Zahra kegirangan.

……...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post