Sarah Nabila Athaya

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Harapan Masa Depan

Harapan Masa Depan

Hari ini saya belajar Bahasa Indonesia di bab terakhir, yaitu bab 6 yang berjudul "Merencanakan Masa Depan". Pada bab ini terdapat beberapa pertanyaan tentang rencana masing-masing setelah lulus SMP Pertanyaan-pertanyaan tersebut diantaranya: Apa rencana kalian setelah lulus SMP? Setelah lulus SMP, aku berencana melanjutkan pendidikan ke jenjang SMK Islam PB Soedirman 1. Seandainya kalian sudah masuk SMK, apa rencana kalian setelah lulus SMK? Setelah lulus SMK, aku berencana untuk kuliah di ITB (Institut Teknologi Bandung) atau UI (Universitas Indonesia). Bagaimana kalau ada rencana yang tidak tercapai? Apa rencana penggantinya? Jika rencana tidak tercapai, aku akan bekerja dulu lalu mengumpulkan uang. Setelah itu, aku akan mendaftar sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

Dalam buku ini, aku diminta untuk membuat kesimpulan berdasarkan bacaan novel berjudul "Negeri 5 Menara". Berikut teks bacaannya:Aku berdiri di panggung madrasah setelah masuk 10 besar nilai ujian tertinggi di kabupaten. Pak Sikumbang, kepala sekolah, memujiku di depan semua orang, tapi aku hanya bisa berbisik gugup, "Terima kasih." Nilai itu adalah tiketku ke SMA favorit di Bukittinggi, dan aku sudah berjanji pada temanku, Randai, untuk mendaftar bersama.

Namun, Amak memintaku duduk dan menjelaskan harapannya: dia ingin aku melanjutkan ke madrasah aliyah, bukan SMA. Dia bercerita bahwa banyak orang masuk madrasah karena keterbatasan biaya atau nilai, sehingga lulusannya sering dianggap "kelas dua." Amak ingin aku menjadi pemimpin agama seperti Buya Hamka, bukan sekadar ikut jalur umum.

Dunia SMA yang kubayangkan hancur seketika. Aku terpukul, tapi Amak meyakinkanku bahwa ini bukan soal uang, melainkan tentang menciptakan generasi unggul di madrasah. Bagiku, tiga tahun di madrasah tsanawiyah rasanya sudah cukup untuk mempersiapkan dasar ilmu agama. Kini saatnya aku mendalami ilmu nonagama, tidak madrasah lagi. Aku ingin kuliah di UI, ITB, dan terus ke Jerman seperti Pak Habibie.

Di dalam buku ini juga, aku diminta untuk membuat kesimpulan berdasarkan bacaan novel yang berjudul "Laskar Pelangi". Berikut teks bacaannya:

Aku yakin bulu tangkis dan menulis adalah potensiku, meski hanya ada sedikit bukti—seperti komentar A Kiong yang tertawa membaca surat dan puisiku untuk A Ling. Aku mulai fokus mengembangkan kedua bidang ini dengan program terstruktur, sesuai saran buku pengembangan diri.

Aku membuat Rencana A: mengejar cita-cita menjadi pemain bulu tangkis berprestasi dan penulis berbobot. Semangat ini muncul karena Lintang, temanku yang menginspirasi kami anak-anak kampung di Belitong untuk bermimpi lebih besar daripada sekadar menjadi buruh tambang. Lintang sendiri bercita-cita menjadi matematikawan Melayu pertama.

Namun, buku itu juga menekankan pentingnya Rencana B: sebagai cadangan jika Rencana A gagal. Saat Bu Mus bertanya apakah Mahar sudah punya kedua rencana itu, ia menjawab dengan bijak, "Ibunda, masa depan milik Tuhan...", menunjukkan keyakinannya bahwa tak semua bisa direncanakan.

Terdapat beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan kedua teks tersebut, di antaranya: Teks 1 dan teks 2 memiliki tema yang sama. Uraikan ide pokok pada teks 1 dan teks 2! Ide pokoknya adalah tidak semua yang terjadi saat ini sesuai dengan rencana atau cita-cita awal. Dapatkah kalian menyimpulkan apa yang menjadi rencana A tokoh "aku" pada teks 1? Tokoh "aku" berencana masuk SMA, sedangkan ayah tokoh sudah punya rencana lain.

Lalu, siapa yang menjadi inspirasi tokoh pada teks 1 dan pada teks 2 dalam merencanakan masa depannya? Yang menjadi inspirasi tokoh dalam merencanakan masa depannya adalah teman tokoh. Siapa sosok yang menentukan rencana masa depan tokoh pada teks 1? Sosoknya adalah amak/ibu tokoh. Ibu tokoh ingin tokoh pada teks 1 masuk MAN agar menjadi ahli agama.

Pertanyaan berikutnya, apa yang dapat kalian simpulkan tentang cita-cita tokoh "aku" pada teks 1? Tokoh "aku" ingin menjadi ilmuwan seperti Pak Habibie. Jika kalian menjadi Alif, apa yang akan kalian lakukan? Bagaimana cara kalian menyampaikan kepada orang tua bahwa kalian tidak sependapat dengan mereka? Saya akan menyampaikan pendapat saya dengan kalimat yang sopan agar orang tua tidak tersinggung.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post