masa depanku
pada hari saya belajar pelajaran bahasa Indonesia di bab 6 yang bertemakan "merencanakan masa depan".
setelah saya lulus SMP, Saya ingin masuk sekolah yang saya inginkan yaitu SMK 58 yang saya ingin masuk. walaupun sekalinya sedikit jauh tapi itu sekolah yang saya inginkan, di sekolah 58 Saya ingin mengambil jurusan perkantoran, tetapi kalau sudah salah saya tidak masuk sekolah yang saya ingin masuk, maka saya akan masuk sekolah 68. setelah lulus SMK Saya ingin kuliah di UGM.
lalu semisalnya, rencana yang tidak tercapai Saya akan berusaha terus sampai bisa tercapai rasanya saya, yaitu kerja di kantoran. biar orang tua Saya bangga.
Teks 1:
Negara 5 menara
Tokoh utama merasa bangga karena berhasil meraih nilai ujian terbaik dan berniat melanjutkan ke SMA unggulan di Bukittinggi bersama temannya, Randai. Ia menganggap tiga tahun belajar di madrasah tsanawiyah sudah cukup untuk dasar ilmu agama, dan kini ingin mendalami ilmu umum agar bisa kuliah di UI, ITB, lalu ke Jerman seperti Pak Habibie.
Namun, rencananya berubah saat ibunya (Amak) menyampaikan keinginan agar ia masuk madrasah aliyah, bukan SMA. Amak menegaskan bahwa keputusan itu bukan karena masalah biaya, tetapi demi cita-cita agar anaknya menjadi pemimpin agama yang berilmu luas, seperti Buya Hamka. Tokoh utama terkejut dan kecewa karena impian yang telah ia bangun perlahan hancur.
Laskar pelangi
Ringkasan Teks 2:
Tokoh utama menyadari bahwa bulu tangkis dan menulis adalah dua potensi yang ingin ia kembangkan, meskipun bukti kemampuannya di bidang menulis masih minim. Ia mulai serius mengasah kedua bidang tersebut dengan membuat program terfokus dan memantau kemajuan, sesuai anjuran buku-buku pengembangan diri.
Ia menetapkan rencana A sebagai cita-cita utamanya: menjadi pemain bulu tangkis berprestasi dan penulis berbobot. Inspirasi besar datang dari Lintang, teman sekolah yang jenius dan bercita-cita menjadi matematikawan. Lintang membuka mata mereka bahwa anak kampung pun boleh bermimpi besar.
Tokoh juga menyadari pentingnya memiliki rencana B atau contingency plan, sebagai alternatif jika rencana utama gagal. Hal ini sejalan dengan prinsip menjadi pribadi efektif dan efisien. Dalam kisah, Bu Mus bahkan menanyakan pada Mahar apakah ia sudah memiliki kedua rencana tersebut, namun Mahar menjawab bijak bahwa masa depan adalah milik Tuhan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar