Mengapa sikapmu berubah h-27
Hari ini adalah hari pertamaku masuk ke SMA. Bagiku ini adalah masa terberat yang kujalani karena aku mempunyai kepribadian introvert (tertutup) dan rasanya sangat berat untuk meninggalkan masa SMP yang penuh kenangan indah yang masih membekas dalam ingatanku.
Aku harus beradaptasi dengan lingkungan sekolah baru, guru baru, teman baru sekaligus kelas baru, sungguh suasana yang paling tidak ku sukai karena aku merasa kurang pede dan aku tidak mudah percaya pada orang baru.
Aku mulai melangkahkan kakiku menuju kelas 10. Di sana terlihat teman-temanku, tepatnya teman baruku.
“Hai, boleh aku duduk di sampingmu?” Kataku pada seorang anak.
“Boleh, silakan” jawabnya.
“Aku Adelia” sapaku sambil mengulurkan tangan
“Aku Rani, Rani Angelina” kata Rani sambil membalas uluran tanganku.
Pembicaraan panjang lebar terjadi di antara kami hingga tanda pelajaran akan dimulai.
Seperti halnya siswa baru pada umumnya, kami juga melakukan tradisi yaitu (memperkenalkan diri di depan kelas). Satu per satu siswa maju dan memperkenalkan dirinya. Namun bukannya memperhatikan, mataku malah tertuju pada seorang cowok di sudut ruangan. Pria itu memiliki Perawakan yang kurus, tinggi dan tatapannya sangat tajam. Banyak pertanyaan yang terlintas di fikiranku sejak pertama kali melihatnya. Namanya Dafa Arsenio.
Sebulan berlalu, tak kusangka waktu berjalan cepat. Setiap hari Ku sempatkan waktu meski aku hanya bisa melirik ke arah Dafa.
Saat itu aku sedang menuju ke katin pada waktu istirahat tiba.
“Del, nanti kamu ajari aku materi yang tadi ya” kata Rani.
“Oke beres” sahutku.
“Hahaha. Eh ngomong-ngomong kamu suka ya sama Dafa?” Tanya Rani tiba-tiba.
“Heh? Ya enggak lah. Aku kenal Dafa aja enggak kok” jawabku spontan.
"Tapi kalo aku lihat-lihat tiap hari kamu pasti perhatiin Dafa deh,” selidik Rani.
“Enggak lah. Aku gak suka sama Dafa” elakku.
"Tapi kalau menurutku pribadi si kamu kelihatan cocok deh sama Dafa" goda Rani kepadaku.
“Hahaha, aku cocok sama Dafa? Gak salah tuh?” batinku, dan aku tak menjawab gagasan dari Rani.
Hari-hari pun berjalan dengan normal, hingga suatu hari aku mendapat tugas kelompok praktik dengan Dafa, Dan sejak saat itulah aku Dan Dafa mulai menjadi akrab. Sampai-sampai temanku mengira kami berpacaran. Satu dua hari kami sikapi Hal itu biasa saja. Namun lama kelamaan kami mulai risih dengan Hal itu. Gosip dimana-mana, setiap hari kami selalu mendapat pertanyaan yang sama.
Oh iya, teman sekelasku juga ada yang suka dengan Dafa. Setiap hari dia selalu mencari perhatian dari Dafa, namun Dafa tak menyukainya. Dafa malah merasa risih dengan kelakuannya. Nama cewek itu adalah Serlin. Saat mendengar gosip bahwa aku dan Dafa berpacaran, Serlin sangat marah. Teman-temanku juga malah manas-manasin Serlin dengan bilang gini “Serlin kalah dari Adelia” Dan itu diucapkan hampir setiap saat. Karena tak tahan dengan ejekan itu Serlin pun mencoba untuk memastikannya.
“Dafa, kamu pacarnya Adelia ya?” tanya Serlin.
“gak” jawab Dafa singkat.
Tak puas dengan jawaban Dafa, Serlin menanyakan Hal serupa padaku.
“Adelia, kamu pacaran sama Dafa?” tanya Serlin dengan sinis.
“Enggak kok. Aku sama Rama cuma temenan aja” jelasku.
Setelah mendengar jawabanku Serlin langsung pergi.
Tapi sikapnya berubah, seakan dia sangat membenciku.
Setiap perkataannya padaku mengandung unsur kekerasan. Dan aku tidak dapat berbuat apa-apa hanya bisa sabar menghadapinya.
Semenjak kejadian itu aku dan Dafa menjadi sangat asing. Bah kan Kami tak pernah berhubungan lagi meski sekedar menanyakan kabar. Sepertinya dia ingin menjauhi aku. Dan Bukan hanya aku yang merasakan Hal itu, namun teman-temanku juga merasakan Hal yang sama.
Suatu ketika aku mencoba untuk mengajak Dafa bicara.“Dafa, kamu kenapa? Kamu marah sama aku?” Tanyaku penuh dengan penasaran.
“aku gak apa-apa kok del. Aku juga gak marah sekali sama kamu” jawabnya pendek.
Hanya itu jawaban yang aku dapat dari pertanyaanku. Dafa tak pernah memberiku alasan kenapa dia melakukan itu. Aku hanya bisa menebak alasan yang dipegang teguh olehnya. Aku tak tau harus berbuat apa, Dan hanya bisa mengikuti kemauannya. Mungkin ini yang terbaik untuk kami, Dan suasana akan tercipta kembali seperti dulu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar