Reika ayu maharani nawa mahardika

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Saatnya Alam Mengembalikan Keasriannya
Sungguh pandemi telah memberikan kesempatan bumi mengembalikan kelestariannya. Gambar kiri, sungguh terkejut menemukan kelomang di pinggir pantai Anyer: Gambar kanan, udang mantis di laut pinggir pantai Anyer (pertama kalinya kulihat padahal bertahun-tahun kemari tidak pernah menemukannya)

Saatnya Alam Mengembalikan Keasriannya

Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni berfokus pada “Kelestarian alam” merayakan keanekaragaman hayati dan menyerukan pelestariannya. Lingkungan alami yang beraneka ragam memiliki dampak besar pada kesehatan dan kesejahteraan mental. Lingkungan adalah sumber udara bersih, air dan makanan yang mendukung masyarakat yang sehat. Namun, lingkungan juga adalah sumber penyakit menular dan sumber obat-obatan.

Aktivitas manusia seperti pertanian intensif, penggundulan hutan, polusi, pengelolaan dan konsumsi satwa liar dan sumber daya alam jelas tidak aman dan merusak ekosistem. Sungguh ironis bahwa kehadiran pandemi COVID-19 yang secara tragis mempengaruhi kesehatan, kehidupan dan mata pencaharian masyarakat; ternyata juga memiliki dampak positif yang nyata pada lingkungan kita. Di banyak tempat, kita melihat bahwa pengurangan kegiatan ekonomi dan transportasi yang dilakukan untuk mengurangi penyebaran pandemi, telah memberikan kita udara yang lebih bersih, pengurangan emisi karbon, dan kebisingan.

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mengatakan bahwa alam telah mengirim pesan yang jelas. Kita merusak alam, sehingga merugikan kita sendiri. Ia mencatat bahwa degradasi habitat dan hilangnya keanekaragaman hayati semakin cepat dan gangguan iklim semakin parah. Untuk merawat umat manusia, kita harus merawat alam. COVID-19 memberi kita kesempatan untuk memulihkan lingkungan agar kita dapat membangun kembali dengan lebih baik kondisi sosial dan ekonomi, juga mengatasi masalah lingkungan dan perubahan iklim.

Salah satu manfaat positif dari pandemi bagi satwa liar adalah berkurangnya perjalanan (travelling) masyarakat. Lebih sedikit kapal melakukan perjalanan melalui perairan dan lautan dunia untuk tujuan pelayaran, penangkapan ikan, dan pariwisata. Pengurangan perjalanan dan aktivitas air ini mengurangi risiko pembunuhan hewan laut, dan juga gangguan laut yang terjadi akibat polusi suara dari kapal, sonar ikan, dan kapal rekreasi.

Pandemi juga menyebabkan penurunan rantai pasokan industry, sehingga mengurangi kegiatan komersial yang mengeksploitasi sumber daya alam di banyak bagian dunia. Banyak peneliti dan organisasi satwa liar mendesak para ilmuwan di seluruh dunia untuk menggunakan waktu yang belum pernah terjadi sebelumnya ini untuk meneliti dampak aktivitas manusia terhadap alam. Mereka berharap bahwa informasi yang dikumpulkan peneliti akan dapat membantu meningkatkan upaya konservasi dan keanekaragaman hayati. Ini juga dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk memprediksi perubahan lingkungan global dan kasus potensial zoonosis, penularan penyakit dari hewan ke manusia. Ini bisa menyelamatkan jutaan nyawa manusia, dan kerugian ekonomi, ke depan.

Secara realistis, perlu waktu bertahun-tahun untuk menilai dengan tepat bagaimana pandemi COVID-19 telah mempengaruhi satwa liar, lingkungan, dan iklim.Memahami bagaimana pandemi ini telah mengubah hubungan manusia dengan alam mungkin sama rumitnya. Namun untuk saat ini, cukup banyak perubahan positif yang terjadi. Udara perkotaan menjadi semakin bersih, pantai pun semakin bersih. Saya sangat terkejut bercampur bahagia saat bermain di pinggir pantai dan saya menemukan banyak kehidupan kecil yang bertahun-tahun ini tak pernah saya lihat. Pandemi ini mungkin cukup untuk memberikan harapan masa depan yang lebih baik bagi sebagian orang, dan Ibu Pertiwi.

Kondisi ini menjelaskan kekurangan manusia dalam berinteraksi dengan dan menghargai alam. Kita harus sadar bahwa kita memiliki dampak permanen yang bertahan lama bagi manusia dan lingkungan. Mari bersama sayangi lingkungan.

Reika Ayu Maharani Nawa Mahardika, akrab dipanggil dengan Ika, lahir tanggal 8 Agustus 2006. Saat ini masih duduk di bangku sekolah menengah, SMPN 1 Kelapa Dua, Tangerang. Mulai suka menulis sejak mengikuti program Sasisabu DKI 2 (Satu Siswa Satu Buku). Penulis dapat dihubungi di 085714703996 (HP dan WA) atau melalui email [email protected].

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post