Rei Andini

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Snemma

"Negara ini terlalu busuk untuk kita, Reina Sayang. Kita harus membangunnya kembali, dengan peraturan-peraturan yang baru."

[Snemma ; awal (Islandia)]

---

Reina berjalan pelan di jalan perumahannya. Baru kemarin sore dia pindah kesini. Setelah memastikan dia istirahat yang cukup, Reina berpamitan untuk pergi berkeliling.

Dan disinilah dia, sebuah lapangan basket yang berukuran sedang. Beberapa orang tampak bermain ditengahnya. Reina memilih untuk menonton sembari duduk disebuah bangku yang tak jauh dari lapangan tersebut.

Reina sudah biasa duduk sendiri. Memang, Reina cukup pendiam dan kelihatan cukup cuek dengan sekitarnya. Sehingga, saat dia sendiri, Reina lebih memilih untuk melamun dan berandai-andai dalam hening.

"Permisi."

Sebuah suara menginterupsi lamunannya. Reina sedikit terlonjak, merasa kaget karena kedatangan yang tiba-tiba. Reina menolehkan kepalanya, menatap laki-laki yang lebih tua darinya.

"Iya? Kenapa, Mas?"

Sang laki-laki menggaruk tengkuknya. "Saya boleh duduk disini engga?" Reina mengangguk. "Boleh kok! Boleh! Ini tempat umum Mas, siapa aja boleh duduk." Reina memberikan senyum kecil.

"Makasih. Em, kalau boleh tau, namanya siapa ya?"

"Reina. Reina Rustika Sari. Kelas 2 SMP."

Sang laki-laki mengangguk paham sembari duduk disebelahnya. "Nama saya Agung, kelas 1 SMA." Kini, giliran Reina yang mengangguk.

Hening.

Keduanya sama-sama diam. Bermain dengan pikiran masing-masing. Reina memang pendiam, tapi dia merasa asing dengan situasi ini. Mau tak mau, untuk pertama kali dalam hidupnya, Reina membuka topik percakapan dengan orang yang baru ia temui.

"Kesini sendirian aja, Mas?"

"Engga, itu, dua temen saya ikutan, Dek. Baru balik abis beli gorengan."

Agung menunjuk kearah barat. Dimana dua orang remaja sedang berjalan dengan sekantung kresek berisi gorengan. Agung mengangkat tangan dan melambaikan tangannya pelan.

"Wah, Gung, ini siapa?"

Reina tersenyum canggung. "N-Nama saya Reina, Mas. Kelas 2 SMP." Laki-laki yang kelihatannya seumuran dengan Agung itu terlihat antusias. Reina heran, apa dia mengucapkan sesuatu yang keren tadi?

"Namaku Dimas, Dek. Tadi Dek Reina bilang kelas 2 SMP? Wah, seumuran sama adek saya dong!"

Dimas menarik anak disebelahnya. Kira-kira 10 cm lebih tinggi dari Reina. Anak itu menatap Reina dengan tatapan datar. Reina pikir, anak didepannya ini tipe orang anti sosial.

"Bagaskara. Kalau kepanjangan tinggal disingkat Bagas."

Bagas mengulurkan tangannya, mengajak bersalaman. Reina tersenyum, ia membalas uluran tangan itu. Mereka bersalaman cukup lama, kira-kira 10 detik.

"Yosh, kita punya temen baru sekarang! Reina, mau gabung? Aku baru beli gorengan, masih anget."

Reina hendak menolak. Tapi Agung menyela ucapannya. "Reina anak baru disini?" Reina mengangguk pelan. Agung tersenyum.

Dan Reina merasa dadanya menghangat.

"Mau temenan?"

"K-Kita? Ta-Tapi Mas, saya cewek sendiri-"

"Kenapa? Itu normal kan?" Bagas menyelutuk. Tangannya ia masukkan kedalam saku celana. "Lagian kita cowok baik-baik. Ga bakalan macem-macem." Ia melanjutkan ucapannya.

"E-Engga gitu Bagas, maksud saya itu, kalian emang mau?"

"Kalau ga mau dari awal saya juga ga bakal nawarin, Dek."

Reina malu sendiri. Ia memalingkan wajahnya kesamping. Merasa bodoh karena mengatakan hal yang membuat mereka salah paham.

Astaga, demi- tolong kubur dia sekarang juga.

"B-Boleh kok, saya ga nolak. Lagian, saya juga belum punya temen."

Reina berucap dengan suara kecil. Dimas berseru kecil. "Ya udah, buat ngerayain Dek Reina masuk grup kita, kita makan gorengan bareng!" Dimas berucap dengan semangat membara.

"Ada tempe ga Mas?"

"Ada, lengkap sama petis!"

Keempatnya duduk bersama. Mereka mulai memakan gorengan yang dibeli oleh Dimas dan Bagas beberapa menit lalu. Sesekali, mereka bercanda dan tertawa bersama.

Andai saja, ini bisa bertahan selamanya-

Sayangnya, semua tidak akan bertahan selama itu.

Karena semua didunia ini hanyalah ephemeral, semuanya tidak akan kekal abadi.

---

"Semuanya, baru saja dimulai."

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post